Tuesday 18 June 2013

Princess Hours versi IC [Chapter 2 part 2]

*Istana sore hari

Iring-iringan pengantin baru saja selesai. CP Bagas dan CP Chelsea sudah berada dikediaman baru mereka. Sayangnya, kediaman beru mereka berdekatan dengan kediaman Ibu Suri, tidak seperti yang diharapkan CP Bagas yang jauh dari pengawasan tetua.

CP Bagas telah berada di depan kamar pengantin. Dan CP Chelsea telah berada didalam kamar terlebih dahulu. Mereka akan melakukan ritual terakhir. Sebelum memasuk kamar, CP Bagas akan melangkahi pedupa sebagai simbol agar segala bencana dapat dihindari. Dan selanjutnya acara suap-suapan dll.
Setelah acara selesai, dayang Misel mengumumakan kepada pangantin baru karena mereka masih menempuh pendidikan, mereka akan tidur dikamar yang terpisah setelah malam ini. Malam ini setelah mereka selesai makan, mereka harus pergi tidur dikamar masing-masing. Kemudian dayang-dayang itu keluar kamar.

Setelah benar-benar mereka hanya berdua dikamar, Chelsea bertanya kepada CP Bagas,
"Kenapa kamu terlihat begitu bahagia saat acara iring-iringan tadi?"
"Lalu, apakah aku harus terlihat murung dan sedih dihadapan rakyatku?" tanya CP Bagas santai.

Chelsea yang tidak puas dengan jawaban CP Bagas menampakan muka sinis'nya.

"Aku bingung dengan kepribadianmu. Dia dengan tenang berkata akan bercerai denganku, juga dapat tersenyum upacara pernikahan yang serius. Dia seperti orang yang mepunyai personality buruk. Namun dia dapat tersenyum ramah dan melambaikan tangan dengan lembut kepada rakyatnya, aku benar-benar ingin tahu seperti apa dia sebenarnya. Tidak terbayang bagaimana kehidupan kami kedepan, namun yang pasti, dari sekarang kami adalah suami-istri," pikir Chelsea.

"Baiklah, aku sudah selesai makan. Aku akan menuju kamarku," ucap CP Bagas tiba-tiba yang membuyarkan lamunan Chelsea.

"Ya," ucap Chelsea singkat namun dengan lemas.

CP Bagas yang mendengar nada lemas Chelsea, berhenti sejenak dan melihat Chelsea.

Lalu Chelsea memanfaatkan kesempatan itu untuk bertanya,
"Kita sudah menikah, tolong bimbing aku dalam keadaan ini. Jujur saja, Istana adalah tempat yang aku tidak kenal. Kau kan sudah hidup disini dari kecil, jadi pastinya kau tidak merasa begitu." Ucap Chelsea.

"Jika itu karena kau menganggapku sebagai suami yang mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan membimbingmu, aku tidak bisa janji. Peduli kepada orang disekitarku, aku tidak bisa melakukannya. Itu adalah kekuranganku, aku tidak bisa merubahnya. Kamu mengerti ? Maafkan aku, tapi itu sudah bawaan lahirku," jelas CP Bagas.

Chelsea yang mendengarnya terlihat sedih.

"Hey, jangan menampakkan raut muka seperti itu. Itu membuatku merasa bersalah," ucap CP Bagas yang kemudian mendekati Chelsea.
"Baiklah, mari berteman. Sebagai teman, aku akan mendengarkan kesulitanmu," ajak CP Bagas sambil mengulurkan tangannya sebagai tanda persahabatan mereka.

Dengan tersenyum, Chelsea seperti akan menerima jabat tangan CP Bagas, namun ternyata Chelsea malah menggigit tangan CP Bagas. CP Bagas teriak, hingga para Dayang diluar masuk dan memisahkan CP Bagas dari CP Chelsea. Sambil Chelsea masih bicara,
"Teman, teman apa? Itu hanya untuk kesopanan tahu..." ujar Chelsea sambil menjulurkan lidahnya kepada CP Bagas.

CP Bagsas dan para dayang pun meninggalkan ruangan itu.

"Apakah kamu berpikir aku benar-benar meminta bantuan darimu? Aku hanya ingin menahanmu untuk lebih lama disini dan aku ingin lebih mengenalmu," lamun Chelsea yang terlihat sedih.

*Istana kediaman Crown Prince/ss (CP)

CP Chelsea baru saja tiba dikediaman barunya. Dia masuk kamarnya yang berada diseberang kamar CP Bagas. Ruangan kamar itu sangat luas dengan interior yang bagus, Chelsea kegirangan dengan isi kamarnya.

*Istana kediaman Ibu Suri

Ibu Suri, Queen Agni dan Dayang Misel sedng mendiskusikan materi pelajaran istana yang akan diajarkan oleh Chelsea. Permaisuri Ira menyarankan untuk mengajarkan Bahasa asing Chelsea menggunakan 2 guru, native dengan guru lokal. Kemudian Ibu Suri Ira bertanya kepada Queen Agni, apa saja dasar pelajaran yang harus dipelajari Crown Princess.

"Ya Yang Mulia. Pelajaran dasar yang harus dipelajari adalah cara public speaking, tindakan dan juga mengekspresikan emosi sebagai prioritas utamanya," jawab Queen Agni dengan anggun.
Kemudian Ibu Suri  sedikit membandingkan masa training CP Chelsea dengan masa training Queen Agni.

"Benar juga. Kamu berasal dari keluarga bangsawan yang mempunyai kualitas tinggi, tentunya dulu kamu tidak terlalu mendapatkan kesulitan seperti training Crown Princess sekarang, bukan?" tanya PrermaiIbu Suri Ira.

"A.., benar Yang mulia," jawab Queen Agni sedikit kaget dengan perkataaan Ibu Suri.

"Crown Princess sekarang berbeda, dia berasal dari keluarga yang berbeda. Kamu harus paham itu. Kamu harus lebih sabar dan memberi toleransi kepadanya," perintah Ibu Suri Ira.
"Baik Yang Mulia," jawab Queen Agni dengan hormat.

*Istana kediaman CP

Sore itu, CP Chelsea terlihat sedang sibuk dirias oleh penata rias khusus, dia juga ditemani oleh dayang asistennya, Dinda dan Ocha yang sibuk memilihkan baju untuknya. Malam ini, akan dilangsungkan resepsi pernikahan ChelGas couple. Dan ini merupakan kali pertama Chelsea akan diperkenalkan kepada publik sebagai Crown Princess secara resmi.

CP Bagas baru saja selesai bersiap-siap dan keluar kamarnya yang berada didepan kamar (bersebrangan) dengan kamar Chelsea. Saat itu, Chelsea pun hampir selesai persiapannya. Dia sedang berkaca sambil mencoba berjalan untuk mebiasakan melangkah dengan baju yang baginya sulit untuk berjalan. Ketika CP Chelsea sedang berjalan sampai di dekat pintu keluar kamarnya, CP Bagas yang berada dipintu kamarnya, dapat melihat Chelsea yang berkaca sambil tersenyum dan terlihat anggun. CP Bagas pun berhenti sejenak terlihat seperti terpesona. Chelsea tersadar, bahwa ada yang melihatnya, kemudian dia melihat CP Bagas sekilas lalu berjalan menjauh dari pintu. CP Bagas tidak dapat melihat Chelsea lagi dan terlihat sedikit tersenyum. Entah apa yang ada dipikirannya saat itu.

*Dapur Istana

Queen Agni terlihat sibuk memeriksa makanan yang akan dihidangkan dalam pesta. Tiba-tiba dayang pribadinya datang menyela;
"Yang Mulia,"
"Tentanng apa ini?" Queen Agni menanyakan tujuan dayangnya.
"Ini tentang Princess Shilla," jawab sang dayang.

"Ada apa dengannya?"
"Putri Shilla hari ini telah meresmikan pusat pelatihan yoga,"

"Dan kau baru saja mendapatkan berita ini?" tanya Queen Agni dengan sedikit geram.
"Maafkan saya yang mulia, kedatangannya pun sangat rahasia," ungkap dayang.

"Seharusnya Dia langsung pergi ke Istana dan memberikan penghormatan kepada keluarga kerajaan," ujar Queen Agni,"sebenarnya, apa tujuannya kembali dengan diam-diam," lanjutnya.

*Hotel tempat Princess Shilla

Princess Shilla sedang berada dikamarnya dan sedang ditata rambutnya.

"Wah, yang mulia terlihat elegant dengan tatanan rambut seperti ini. Hanya sedikit orang yang dapat cocok mengunakan model ini, termasuk Yang Mulia," puji si penata rias.

"Ulangi semuanya, aku tidak ingin terlihat elegant, aku ingin terlihat natural," ucap Princess Shilla dengan dingin dan membuat si penata rambut dan Rafa yang berada disana jadi bingung.

*Aula Istana tempat pesta

CP Chelsea bersama CP Bagas sedang menyambut tamu-tamunya yang  berasal dari kalangan politikus hingga duta-duta dari perwakilan beberapa negara dan keluarga kerajaan lain. Begitupun Ibu Suri, Raja dan Ratu juga sedang mengobrol dengan tamu kenegaraannnya. Ini adalah pesta milik Crown Prince couple dan merekalah yang menjadi central dalam pesta ini, namun tiba-tiba fokus media terpecah dengan kehadiran Princess Shilla dan juga P.Rafa yang baru saja tiba. Para wartawan lebih tertarik untuk mencari info kehadiran keluarga kerajaan yang sempat menghilang ini daripada pengantin baru keluarga kerajaan.

Semua yang hadir dalam pesta itu terkejut dengan hadirnya Princess Shilla yang telah lama pergi dan tanpa kabar. Kemudian, semua keluarga inti kerajaan berkumpul disuatu ruangan untuk bertemu dengan Princess Shilla.

"Aku tidak selalu bisa berkomunikasi dengan keluarga disini, dan sekarang aku datang hanya untuk memberi hormat. Tolong maafkan aku, Yang Mulia Ibu Suri," ucap Princess Shilla dihadapan Ibu Suri Ira.

"Putriku, Putri Mahkota..." ucap Ibu Suri sambil memegangi tangan Princess Shilla.
Dengan reflek Crown Princess Chelsea menjawab," Iya yang Mulia..."

"Ah, maafkan aku. Aku masih berpikir waktu yang dulu, aku salah berucap," ujar Ibu Suri dengan menyesal.
"Aku senang kamu hadir saat ini, dimana semua keluarga kerajaan baru berkumpul." Lanjut Ibu Suri Ira.

Queen Agni dan King Cakka yang baru saja menyambut tamu, terlibat percakapan pendek;
"Apa rencana dia sekarang, kenapa dia memilih hari ini untuk kembali kesini?" uajr Queen Agni sambil melihat dari jauh, Princess Shilla yang sedang melakukan wawancara.
"Dia masih sama seperti yang dulu, dia tidak bisa melupakan dendamnya," ucap King Cakka singkat juga sambil melihat Princess Shilla sebentar.

Princess Shilla yang sedang diwawancarai beberapa wartawan, melihat King Cakka melihatnya lalu memberi salam dengan tersenyum. King Cakka pun kemudian mengalihkan pandangnnya.

"Tidak ada kabar darinya selama 15 tahun, dan kenapa dia kembali disaat kita khawatir akan kesehatan Yang Mulia dan juga pada hari ini dimana Royal Couple baru diperkenalkan kepada publik untuk pertama kalinya. Berakting seperti ini adalah pestanya, bukan?" geram Queen Agni.

King Cakka hanya bisa diam dan seperti mengamini apa yang dikatakan oleh istrinya.

Princess Shilla mengobrol lagi dengan ibu mertuannya aka Ibu Suri Ira kembali. Princess Shilla terlihat sekali ingin mengkorek-korek tentang penyakit Yang Mulia Raja yang hanya diketahui sedikit orang. Dengan gagap Ibu Suri Ira tetap kekeuh untuk tidak mengatakan hal yang sebenarnya kepada Princess Shilla dengan selalu mengganti topik pembicaraan.

Acara malam itu masih berlanjut dan terbilang lumayan sukses untuk CP Chelsea. Disaat sesi menari, walau tidak terlalu bisa menarikan tarian itu, tapi berkat bimbingan dari CP Bagas yang menuntunya untuk menari sepanjang tarian itu berlangsung, CP Chelsea bisa dengan apik menyelesaikan tarian traditional tersebut.

Dan acara puncakpun akan berlangsung, yaitu dengan tandanya ada kembang api. Chelsea yang berada didalam ruangan, buru-buru keluar ingin melihat kembang api tersebut. Chelsea berdesak dengan tamu untuk dapat melihat kembang api tersebut. Dan sesampainya didepan, ternyata dia telah berada disamping King Cakka. Chelsea yang  awalnya terlihat antusias, menjadi menjaga sikap dihadapan ayah mertuanya ini. Namun saat kembang api bertaburan, Chelsea menjadi seorang gadis biasa lagi dan berantusias lagi. Hal ini membuat King Cakka tersenyum.

Namun ternyata, tanpa sadar Chelsea telah menjatuhkan sepatunya. Dari belakang, CP Bagas datang. Membawa sepatu Chelsea dan sambil berlutut memasangkan sepatu untuk istrinya tersebut. Hal ini tak luput dari sorotan media yang berlomba-lomba mefotonya dan juga dengan sambutan yang hadir saat itu dengan bertepuk tangan karena keromantisan couple baru ini. Namun ternyata, ada yang melihat terluka denagn sikap Royal Couple ini.

*Pagi hari di istana.

"Yang Mulia, tolong cepat bangun..."
"Yang Mulia Putri Makota, bangun..." ucap lembut Dayang asisten Dinda dan Ocha.

"Ahh, aku masih ingin tidur Ma..." ucap CP Chelsea tanpa sadar.
"Yang Mulia Putri Mahkota, anda akan terlambat. Tolong bangun, Yang Mulia..." sekali lagi para dayangnya menyuruhnya untuk bangun.

Akhirnya dengan malas-malasan dan butuh beberapa waktu, Chelsea berhasil duduk untuk bangun. Saat tersadar, Chelsea panik ingin melihat jam. Akhirnya ia cepat-cepat bersiap. Ini adalah pagi pertamanya sebagai anggota resmi kerajaan. Dan setiap pagi sebelum beraktifitas, keluarga kerajaan memang selalu berkumpul diruang Ibu Suri untuk memberi penghormatan kepadanya terlebih dahulu.

Untung saja, pagi itu CP Chelsea tidak terlalu terlambat walau sudah ditunggu oleh CP Bagas didepan kamar. Chelsea berterimakasih kepada CP Bagas telah menolongnya dari eksiden sepatu lepas semalam. CP Bagas hanya menjawabnya denagn santai.

*Kediaman Ibu Suri

Ibu Suri, Raja dan Ratu sudah berada diruang ibu Suri. Mereka sedang membahas pemberitaan dikoran. Walau berita tentang pernikahan Royal Couple masih menjadi headline banyak berita, berita kehadiran kembali Princess Shilla dengan Prince Rafa juga menjadi headline beberapa berita. Ratu Agni mengeluhkan tentang ini, kenapa dan ada motif kah kehadiran Princess Shilla datang disaat seperti ini. Namun King Cakka menyuruh istrinya untuk berpikir positif, bukankah memang seharusnya semua keluarga kerajaan berkumpul disaat seperti ini. Sedang kan ibu Suri merasa senang dengan kehadiran menantu dan cucunya yang telah lama tak ditemui tersebut, namun juga sedikit khawatir akan alasan kehadiran Princess Shilla. Ibu Suri juga khawatir akan belum adanya penerus takhta sesudah CP Bagas.

CP Bagas dan CP Chelsea telah sampai kediaman Ibu Suri, kemudian mereka memberi salam. Ibu Suri, Raja dan ratu juga tak lupa memberikan selamat atas pesta tadi malam. Mereka tidak melanjutkan lagi obrolan tentang Princess Shilla.

*Pagi hari di Kampus

Ini adalah hari pertama Chelsea berangkat kekampus sebagai Crown Princess. Dia berangkat satu mobil dengan CP Bagas. Pandangan mahasiswa lain kepada dirinya pun berubah, begitupun ketika dia sampai di kelas. Teman-temannya, Angel, Marsha dan Novi mendiamkannya.

Ketika Chelsea sampai didepan kelas, dia bertemu Rafa. Chelsea mengenalinya sebagai sepupu CP Bagas namun semalam mereka belum sempat mengobrol ataupun bertegur sapa dan Chelsea pun mengngap ini pertama kalinya mengobrol. Lalu P. Rafa mengingatkan Chelsea bahwa dia pernah bertegur sapa saat Rafa mencari kantor TU. Lalu Rafa berterimakasih kepada Chelsea. Chelsea baru ingat dan minta maaf karena lupa.

Sesampainya didalam kelas, Chelsea dicuekin semua temannya, termasuk Angel, Marsha dan Novi. Chelsea berusaha meyakinkan teman-temannya bahwa dia tetap sama seperti dulu. Chelsea kembali menggunakan pensil untuk menyanggul rambutnya. Namun hal itu tidak berpengaruh pada temen-temanya yang tetap mencuekkan dirinya.

*Saat pergantian jam

Disaat pergantian jam, Chelsea tidak ada teman. Akhirnya dia bertemu Rafa dan merekapun mengobrol. Chelsea curhat kepada Rafa tentang sikap teman-temannya yang tiba-tiba menjauhinya. Chelsea sangat frustasi dengan ini.

-TBC-

NB:
Maaf sebelumnya, sepertinya 3 hari kedepan libur posting dulu yah...
Akan sibuk ini, doakan saja semoga cpt selesai kerjaanku. Aamiin.
Akan posting Chapter 3 part 1'nya (InshaAllah) Sabtu bsk yah.
Dan masih menununggu kritik dan saran dari kalian.
Ditunggu di twitter @bitaBee, Chat Room juga comment di laman ini.
Makasih. ^^

Princess Hours versi IC [Chapter 2 part 1]

Tak sengaja, P.Rafa yang sedang mencari ibunya, berjalan mundur dan menabrak Chindai. Hp yang dipegang Chindai-pun terjatuh. Dengan reflek P.Rafa pun mengambilkan hp Chindai yang terjatuh dan ternyata layarnya retak. Namun bukan itu yang menjadi fokus P.Rafa. Dia melihat background hp Chindai yang seperti foto CP Bagas sedang berfoto dengan Chindai. Chindai yang menyadari akan foto tersebut, buru-buru meminta hp tersebut dan meninggalkan P.Rafa yang masih bengong berpikir. 

*Di Istana kediaman CP Bagas

Cp Bagas sedang risau, karena mulai besok upacara pernikahannya akan dilangsungkan. Malam itu dia tidak bisa tidur nyenyak. Dia ingin menelephone Chinda, namun dia ragu.

*Dikamar hotel Chindai

Chindai sedang berada dikamar hotelnya melihat sekitar dari balkonnya. Dia seperti terlihat tak nyaman dan sedang melamun juga. Tiba-tiba dai mendengar suara telephone dari dalam kamarnya. Buru-buru Chindai masuk.

Namun ternyata yang berbunyi adalah telephone hotel, bukan hpnya. Dia mengangkatnya dan yang telephone adalah guru violin-nya yang menanyakan apa perlu malam ini sebelum Chindai tidur, mereka latihan dulu? Chindai-pun mengiyakan mau berlatih bersama dahulu.

Setelah telephone ditutup, Chindai melihat hp’nya yang terletak dimeja, disamping telephone hotel itu. Layarnya telah retak akibat jatuh tabrakan tadi, dan juga tak bisa dihidupkan. Kemudian Chindai mengambil simcard’nya dan membuang hp’nya kedalam tong sampah yang ada di kamarnya.

*Di Istana

CP Bagas akhirnya akan menelephone Chindai. Namun hp’nya tidak aktif. Dia menghela nafas panjang. CP Bagas memutuskan keluar kamar. Disaat dia keluar kamar, ternyata lebih banyak pengawal istana yang berada diluar dari pada hari biasa. CP Bagas hanya bisa semakin bersabar, karena dia benar-benar dijaga sekarang untuk persiapan pernikahannya besok.

CP Bagas pergi keruang olahraga. Dia berlatih pedang bersama gurunya. Dan tiba-tiba saja Yang Mulia Ratu Agni datang menghampirinya. Akhirnya mereka pergi mengobrol.

“Kamu tahu alasan kenapa Rafa tiba-tiba pulang?” tanya Queen Agni.
“Dia tidak mengatakan apa-apa.  Kenapa? Apa itu sebuah masalah?” tanya CP Bagas dengan santai.

“Hanya sedikit orang yang mengetahui tentang penyakit Raja, aku hanya takut bila ada hubungannya dengan ini,” jawab Queen Agni, “Apakah itu tidak aneh, seseorang yang telah pergi dan tak kembali hampir sealma 15 tahun tiba-tiba kembali disaat seperti ini. Bukankah itu aneh?” lanjut Queen Agni.

“Jadi ibunda kesini hanya untuk hal seperti ini?” keluh CP Bagas.
“Kamu harus berhati-hati dengan kehadiran Rafa,” perintah Queen Agni.

CP Bagas yang mendengarnya merasa tak penting mendengarkan ini, dia dengan cuek meninggalkan ibunnya dan meminta pelatihnya untuk melanjutkan latihan. Queen Agni yang melihat tingkah anaknya, hanya bisa menghela nafas panjang.

*Di rumah Chelsea

Karena Chelsea sudah berada di istana, maka dirumah Chelsea sepi-sepi saja walau kesibukan upacara pernikahan akan dilaksanakan besok. Mama Iffy, Papa Rio dan Rafli hanya mempersiapkan diri untuk acara pernikahan Chelsea. Mereka sedang berkumpul, dan mendoakan leluhur mereka, terutama kakek atau ayah mama Iffy.

“Ayah, maafkan aku. Dulu kami tidak percaya dengan ucapan ayah bahwa Chelsea akan menikah 
dengan seorang Pangeran. Dan kuucapkan terimakasih ayah,” ungkap Mama Iffy sambil memegangi foto mendiang ayahnya.

“Terimakasih ayah, ini semua berkat engkau,” ucap Papa Rio.

Rafli yang berada disitu juga, hanya cuek saja sampai ia ditegur Papa Rio,
“Rafli, ucapkan sesuatu pada kakek kamu,” perintah Papa Rio.
Rafli dengan malas-malasan karena menganggap aneh berbicara dengan foto, akhirnya berujar;

“Kakek, jadikanlah aku model terkenal,”

“Haish, apa-apaan anak ini,” keluh Papa dan Mama bebarengan.
“Ucapkan yang benar,” perintah Mama.
“Kakek, terimakasih,” ucap Rafli.

“Selain ini karena ayah, ini semua juga merupakan campur tangan Tuhan bukan? Terimakasih Tuhan, atas semuanya,” ucap Mama Iffy.

“Ngomong-ngomong, apa ayah sudah menghafal nasehat yang akan ayah ucapkan untuk pengantin besok?” tanya Rafli.
“Tentu saja,” jawab Papa Rio,”Jadilah kelauarga yang harmonis. Jangan lupa untuk selalu peduli dan patuh.Percaya dan ikuti nasehatan orangtua karena.....” lanjut  Papa Rio namun terputus.
“Aish, awas saja kalau besok kamu lupa,” keluh Mama Iffy.
“Apa-apaan kamu ini, tak pantas kamu berkata begitu dalam pernikahan anak kita,” ujar Papa.

Rafli yang melihat pertengkaran konyol orangtuannya hanya geleng-geleng kepala.

*Pagi hari di Istana

Kesibukan sudah sangat terlihat di Istana. Walau pernikahan akan dilakukan pada besok pagi, namun persiapan yang sudah termasuk mapan, tetap saja masih terlihat sibuk. Karena memang pernikahan berpusat di Istana.

Adat yang digunakan dalam pernikahan ini adalah adat Palembang. Pernikahan sendiri akan dilakukan malam hari ini. Sedangkan persiapan pernikahan memang sudah dilakukan selama dua mingguan ini. Dari acara madik (menyelidiki calon menantu/mempelai wanita), menyenggung (menyatakan tujuan penegasan maksud keluarga laki-laki kepada kel. Perempuan), meminang, berasan (bermusyawrah menindaklanjuti acara lamaran tersebut), mutus kato (memutuskan hasil musyawarah), hingga acara memasak/ngocek bawang telah dilakukan secara simbolik.

Kegiatan hari itu, Chelsea tidak mengikuti pelajaran tata-krama ataupun pelajaran dari istana lainnya. Chelsea sedang dipersiapkan untuk acara pernikahan malam ini. Chelsea menjalani ritual pingit atau dilarang keluar kamar. Didalam kamar, ada seorang pawang atau dukun  dan juga tungggu jero yang memberi wejangan atau nasehat kepada Chelsea tentang kehidupan rumah tangga. Selain itu, Chelsea juga menjalani perawatan tubuh dan kuku kaki dan tangannya dihias dengan pacar.

Sang Pangeran pun melakukan hal yang sama. CP Bagas mempersiapkan diri dikamarnya. Nanti malam, dia akan mendengarkan nasehat-nasehat dari tetua dan mendengarkan wejangan tentang pernikahan dan juga takhta yang akan disandangnya kelak, menjadi seorang raja.

*Pagi hari di Istana

Pagi sekali Istana sudah disibukkan dengan persiapan janji pernikahan yang akan dilakukan CP Bagas dengan Chelsea. Pukul 8 pagi upacara pernikahan itu akan berlangsung. Saat pernikahan berlangsung, Chelsea berada dikamar belum boleh bertemu sebelum resmi CP Bagas diambil sumpahnya untuk menikah dengan Chelsea.

*Arena perlombaan violin

Chindai sedang memperhatikan peserta yang sedang bermain violin dipanggung dari belakang stage. Lagu yang dimainkan peserta itu, mengingatkan Chindai akan sebuah moment. Ketika itu, diruang musik, tempat biasa Chindai dan Bagas bertemu, Chindai dengan biolanya dan CP Bagas dengan piano memainkan lagu tersebut. Chindai sedih mengingatnya.

*Kamar Chelsea

Chelsea terlihat murung dikamar. Dia tidak terlihat bahagia, padahal dia akan menikah. Dia memikirkan banyak hal. Dari bagaimana dia akan menjalani kehidupannya kedepan hingga ingat akan CP Bagas yang melamar Chindai juga perkataan CP Bagas tentang dirinya.

*flashback

“Aku bukan orang bodoh yang mau mengurung seseorang yang ku cintai didalam peraturan-peraturan istana,” lanjut Bagas yang tetap dengan posisi seperti akan mencium chelsea.
“Lalu, bagaimana denganku?” tanya Chelsea.
“Kau? Kita tidak mempunyai hubungan apapaun, jadi kenapa aku harus memikirkan bagaimana denganmu,” jawab pangeran bagas sambil berjalan menjauh dari Chelsea.
--
“Aku akan mengusahakan ini. Aku juga pernah mengalami masa sulit sepertimu, saat aku menjalani pelatihan seperti ini waktu kecil. Aku masih muda, tapi kurasa akan sulit untuk kita bercerai. Jadi, katakan padaku bila kau ingin mati, sehingga aku dapat bercerai darimu,” ucap sakartis CP Bagas.

*flashback end

Hal itu membuat hati Chelsea sakit.

“Yang Mulia Putri Mahkota Chelsea, anda sudah diperbolehkan keluar dan menuju aula untuk bertemu suami anda,” ucap Dayang Misel yang menjemput Chelsea.

“Apa, jadi sumpah itu sudah dilakukan,” pikiran Chelsea jadi semakin kalut.

*Arena perlombaan biola

Chindai sedang berada ditengah panggung. Dia terlihat apik memainkan biolanya. Lagu yang ia mainkanpun lagu ceria. Sehingga dia pun tak jarang terlihat senyum cantikya, dia terlihat apik dan cantik ketika memainkan biolanya, tapi entahlah dengan hatinya.

*Di aula istana

CP Bagas yang baru saja mengambil sumpah untuk menjadi suami Chelsea, bersikap santai dan tenang-tenang saja. Dia masih terlihat cuek dengan pernikahan ini. Dia masih berharap bisa bercerai dengan Chelsea suatu saat nanti. Walau begitu, kenyataannya dia pun risau. Namun bagaimana lagi, ini adalah pernikahan resmi yang dilakukan oleh keluarga kerajaan yang dilihat oleh seluruh rakyatnya.

Chelsea baru saja sampai di aula istana. Lalu ritual pernikahan pun dilanjutkan. Orangtua kedua mempelai memberikan nasehat-nasehat diikuti oleh tetua kerajaan. Acara terlihat sangat membosankan bagi Chelsea dan CP Bagas. Namun bagi Chelsea, ada yang lebih merisaukan. Dia khawatir bila terjadi kesalahan yang dilakukan dirinya. Sehingga dia sangat berhati-hati dalam melakukan upacara pernikahan ini.

CP Bagas yang melihat muka murung Chelsea tersenyum, Chelsea yang melihatnya memperlihatkan muka sinis kemudian CP Bagas bergumam menggerakkan bibirnya bilang; “Apa?” sambil tersenyum.

Pernikahan istana ini disiarkan langsung melalui tv, namun yang hadir secara langsung hanya orang-orang penting. Karena acara untuk rakyat baru akan dilaksanakan siang hari. Pengantin akan diarak disekitar istana. Dari aula istana akan diarak menuju kediaman baru mereka dengan berkeliling sekitar istana terlebih dahulu. Dan diluar Istana sudah dipadati oleh masyarakat yang ingin melihat prosesi pernikahan tersebut. Diluar istana juga disediakan giant screen untuk para masyarakat yang berada diluar istana.

*Dikamar hotel Rafa

P. Rafa sedang besama ibunya dikamar hotel. Mereka pun menghidupkan tv yang hampir semua chanel menyiarkan tentang pernikahan Istana. Sambil membaca buku yang dibawanya, P.Rafa bertanya kepada ibunya yang juga sibuk membaca majalahnya.

“Ibu, bukankah seharusnya aku yang berada disana sekarang?” ucap P.Rafa dengan sedih.
“Omong apa kamu? Memang benar, seharusnya kamu. Namun sudahlah, kita fokus saja akan tujuan kita pulang,” jawab ibu P.Rafa, Princess Shilla.

Hp P.Rafa pun berdering. P.Rafa melihat siapa yang menelephone. Dan ternyata yang menelephone dari Istana. Melalui dayangnya, Ibu Suri menanyakan dimana P.Rafa kenapa belum hadir di Istana. P.Rafa pun berjanji akan segera hadir di Istana.

Memang Ibu Suri hanya mengetahui bahwa P.Rafa saja yang sudah berada di Paalembang. Keluarga Kerajaan belum mengetahui bahwa Princess Shilla sudah berada di Palembang. Mereka tahunnya bahwa Princess Shilla masih di London menyelesaikan urusannya sebelum akan mengikuti P.Rafa pulang ke Palembang.

*Di halaman aula istana

Halaman aula Istana sudah ramai dengan hadirnya para pencari berita. Karena memang yang dibolehkan masuk ke area tersebut hanya wartawan dan undangan. P. Rafa yang sudah hadir di Istana, tidak jadi masuk kedalam aula karena acara di dalam aula sudah selesai dan P.Rafa pun bergabung dikerumunan para wartawan. Para wartawan itu belum tahu siapa P. Rafa karena pihak kerajaan belum mengenalkan kembali P.Rafa yang telah kembali dari London.

P.Rafa hanya melihat dari jauh prosesi pernikahan tersebut. Disaat dia sampai, Pengantin baru tersebut baru saja keluar dari aula dan akan mengikuti acara selanjutnya yaitu arak-arakkan. P. Rafa yang melihat itu, terlihat sedih. Kemudian dia meninggalkan area tersebut.

*Halaman belakang istana

Ternyata P.Rafa pergi ke halaman belakang istana. Dia mengingat masa kecilnya disitu ketika ayahnya masih ada. Dia juga mengingat ketika bermain bersama Bagas ditempat itu. Tiba-tiba P.Rafa dihampiri oleh Dayang Istana. Dayang tersebut adalah Dayang pribadi Ibu Suri. Mereka pun mengobrol.

“Apa yang Mulia lakukan disini?” tanya dayang.
“Ah, bibi. Tidak, aku hanya ingat tempat ini saja,” jawab P.Rafa.
“Benar juga, dulu Pangeran sering bermain disini bersama mending Putra Mahkota dan tentunya Pangeran Bagas,” kata Dayang,” Waktu itu, mendiang ayah Pangeran masih menjadi Putra Mahkota yang akan menjadi Raja. Bila saja tidak terjadi kecelakaan itu, tentunya sekarang.... Ah, maaf yang Mulia. Anda mengingatkan saya tentang mendiang Putra Mahkota,” jelas Dayang Ibu Suri.

P. Rafa yang mendengarnya merasa sedih dan mencoba tersenyum.

*Sekitar Istana

Masyarakat yang penasaran akan prosesi pernikahan kerajaan sudah berkumpul di sekitaran Istana. Rombongan arak-arakan pengantin baru sudah sampai disana. CP Bagas terlihat selalu tersenyum dan melambaikan tangannya. Sedangkan CP Chelsea hanya tersenyum dan terlihat antara malu atau minder sedih.

Terlihat banyak sekali yang hadir disekitaran istana. Tak terkecuali Angel, Marsha dan Novi. Mereka terlihat sangat bersemangat untuk berteriak memanggil Chelsea, terlebih Marsha dan Novi. Namun sayang, karena keadaan memang sangat ramai, Chelsea tidak melihat dan mendengar panggilan teman-temannya. Mereka terlihat sanggat kecewa.

*Rumah Chelsea

Terlihat keramaian di rumah Chelsea, karena memang sedang ada acara syukuran dirumah tersebut. Telephone pun tak berhenti berdering dirumah Chelsea. Rafli yang ditelephone teman-temannya, rekan bisnis dan keluarga jauh pun seperti berlomba-lomba pada telephone.

“Sayang, ini dari om Ardi,” ucap Papa Rio sambil memberikan telephone kepada istrinya.
“Om Ardi, ah tidak. Bilang saja aku sibuk. Apa-apaan itu, ketika kita masih susah saja, mereka menjauhi kita. Sekarang, seperti berlomba-lomba mereka membaiki kita,” keluh Mama Iffy yang sibuk mempersiapkan makanan untuk tamu-tamunya.

“Jangan begitu sayang, dunia itu berputar. Tidak baik bersikap sama seperti mereka,” nasehat Papa Rio.
Akhirnya mama Iffy pun mau menerima telephone dari Om Ardi. Dan ternayta selain mengucapkan selamat, keluarga kakek Ardi juga mau membeli asuransi dari perusahaan keluarga Chelsea.

“Mereka mau membeli asuransi dari keluarga kita?’ tanya Papa Rio setelah Mama Iffy selesai meneriam telephone.
“Iya, bahkan untuk satu kelurganya. Aneh bukan, padahal dulu aku tawarin mereka, aku ditolak mentah-mentah,” ujar Mama Iffy.

*Istana sore hari

Acara iring-iringan pengantin baru sudah selesai. CP Bagas dan CP Chelsea sudah berada dikediaman baru mereka. Sayangnya, kediaman beru mereka berdekatan dengan kediaman Ibu Suri, tidak seperti yang diharapkan CP Bagas yang jauh dari pengawasan tetua.

CP Bagas telah berada di depan kamar pengantin. Dan CP Chelsea telah berada didalam kamar. Mereka akan melakukan ritual terakhir.

-TBC-

NB:
Maaf, telat. Semalem jaringan down.
Kerena banyak yang gak setuju dgn 500 views, ku usahain 1 day 1 part lg deh... :)
Commentnya masih ditunggu di twitter @bitaBee, Chat Room juga comment dilaman ini yah. :))
Happy reading ^^

Sunday 16 June 2013

Princess Hours versi IC [Chapter 1 part 4]

“Kenapa kau tidak bilang saja pada tetua bahwa kau ingin menikahi gadis itu, gadis yang kau sukai,” tanya Chelsea dengan sedikit ragu.

“Kau bertanya begitu dan kau berpura-pura tidak mendengar?” tanya P.Bagas sambil mendekatkan mukanya kemuka Chelsea.

“Aku bukan orang bodoh yang mau mengurung seseorang yang ku cintai didalam peraturan-peraturan istana,” lanjut Bagas yang tetap dengan posisi seperti akan mencium chelsea.

“Lalu, bagaimana denganku?” tanya Chelsea.

“Kau? Kita tidak mempunyai hubungan apapaun, jadi kenapa aku harus memikirkan bagaimana denganmu?!” jawab pangeran bagas sambil berjalan menjauh dari Chelsea.
Nampak dari wajah Chelsea, dia kecewa dengan jawaban P.Bagas.

*Di Istana tempat tinggal CP Bagas

“Pangeran ada tamu spesial yang ingin menemui anda...” ucap  Penasehat Yang Mulia.

“Siapa? Ah, kau....” sambut Pangeran dengan gembira, dan Pangeran pun berpelukkan dengan tamunnya.
“Kenapa selama ini kau baru muncul? Pastinya kau membawa kabar baik bukan?” tanya P.Bagas kepada sepupunya, Pangeran Rafa.
“Tentu saja, dan kau masih seperti foto yang terakhir kau email padaku.” Jawab P.Rafa.
“Kau masih ingat ketika kita terakhir bertemu terakhir kalinya?” tanya P. Rafa melanjutkan.
“Ya, ketika itu kita masih kecil. Pada musim Panas bukan?” jawab p. Bagas.
“Ya, waktu itu kita masih 5 tahun. Waktu itu musim Dingin ketika aku sampai London. Aku yakin itu,” imbuh P.Rafa.

“Oh ya...”ucap P.Bagas tidak yakin.

“Btw, aku dengar kau akan menikah? Seharusnya wanita itu sangat cantik.” Ujar P.Rafa.

“Hah? Cantik?” ucap p.Bagas sambil menghampiri P.Rafa dan mengambil koran yang ada dimeja dan tentu saja dengan headline yang masih foto Chelsea.

“Aku ingin mengubah pikiran wanita itu agar tidak menikah denganmu karena kepribadianmu,” kata P.Rafa mengejek sambil tertawa.
“Jangan khawatir, dia tidak begitu cantik,” sambil memberikan koran tersebut.

Pangeran Rafa mengamati foto dalam koran tersebut, dan dia teringat akan seorang gadis. Benar saja, dia adalah gadis yang menolongnya untuk menemukan dimanakah lokasi kantor TU kemarin siang.

“Dia imut,” jawab P.Rafa.

“Apa imut? Tidak juga. Aku ingin membuat dia kesulitan dengan para tetua, bukankah itu lucu?” ungkap P.Bagas.

Raut muka P. Rafa pun sedikit berubah, seperti tidak senang.

“Oh ya, besok pagi aku akan masuk kekampusmu. Aku mengambil Seni Rupa,” ucap P.Rafa mengalihkan pembicaraan.
“Benarkah? Jurusan apa?” tanya CP Bagas.
“Design, Interior Design,” jawab P.Rafa singkat.
“Suatu kebetulan, bukan? Kau akan sering bertemu dengannya. Gadis itu juga jurusan Design, Fashion Design sih,” jelas CP Bagas.

P.Rafa hanya tersenyum membalasnya.

*Malam hari di rumah Chelsea

Mama Iffy telah mengemas baju dan keperluan Chelsea selama di istana. Dan malam itu, mereka tidur berempat dalam satu ruangan untuk perpisahan.

*Keesokan harinya

“Mama, Papa kalian harus sering-sering menjengukku ya...” pinta Chelsea sebelum masuk mobil jemputan dari Istana dengan berurai air mata.
“Jadi aku tidak perlu menjenguk nenek?” ambek Rafli.
“Tentu saja kamu juga harus ke Istana. Dan sepertinya tanpa undangan pun kamu akan ke Istana, bukan paman?” balas Chelsea.
“Jaga dirimu baik-baik sayang,” ucap Mama Iffy yang tak kalah berurai air mata.
“Kami pasti akan mengunjungimu sayang,”jawab Papa Rio.
“Sekarang cepatlah naik mobil, semakin lama, akan semakin berat kita berpisah, sayang,” lanjut Papa Rio yang mulai berlinang air mata.

*Di Istana

Chelsea sudah berada dikediaman istananya. Baru datang saja, dia sudah mendapat pelajaran persiapan menjadi kelurga istana, dari mulai attitude hingga persiapan pelajaran bahasa.

Chelsea mulai merasa bosan. Hanya Dayang Misel yang setia berada disamping Chelsea selama di Istana. Karena setelah resmi menjadi CP, Dayang Misel akan menjadi asisten pribadi Chelsea.

*Di Kampus

“Rasanya begitu sepi ya tanpa Chelsea,” keluh Marsha.
“Iya, sedang apa ya Chelsea di Istana?” gumam Novi.
“Benar juga, sudah beberapa hari ini kita tanpa Chelsea,” timpal Angel.
“Em, bagaimana kalo kita telephone Chelsea?” ajak Marsah.
“Iya, ide bagus. Ayo cepat...” ujar Novi dengan semangat.

Langsung saja Marsha menghubungi Chelsea dengan handphonenya. Mereka harap-harap cemas, karena tak juga mendapat tanggapan dari seberang, hingga akhirnya telphonenya malah di-reject dan hp Chelsea dimatikan.

“Ah, kenapa Chelsea me-reject panggilan kita?” tanya Novi dengan sedih.
“Sekarang malah mati hp’nya,” celetuk Marsha.
“Sudahlah, pasti Chelsea juga lagi sibuk di Istana...” Angel menenangkan.

*Di Istana kediaman Chelsea

Beberapa hari sudah Chelsea berada di Istana, namun tak sekalipun Pangeran Bagas mengunjunginya. Dan Chelsea tidak bisa kemana-mana selama pendidikan penyesuaian dirinya di Istana belum selesai hingga waktu pernikahannya. Bahkan kekampus pun, Chelsea tidak diijinkan berangkat. Karena memang Chelsea telah diijinkan kampus untuk meliburkan diri hingga acara pernikahannya usai.

Disaat Chelsea sedang belajar dengan mentor Dayang Misel, tiba-tiba hp Chelsea berbunyi. Dan raut muka Chelsea yang dari tadi lesu mengikuti pelajaran dari Dayang Misel, tiba-tiba berubah cerah setelah mengetahui siapa yang sedang menelponnya dari kontak nama yang muncul, sahabatnya, Marsha.

Dengan muka gembira Chelsea akan mengangkat panggilan tersebut,

“Maaf Yang Mulia, sebaiknya Anda mematikan handhone,” perintah Dayang Misel.
“Apa yang kamu maksud? Ini panggilan penting buatku,” jawab Chelsea.
“Tapi Yang Mulia Ratu memerintahkan saya untuk mengawasi yang Mulia agar fokus belajar dahulu. Atau kalau tidak, saya harus memberikan hukuman atas perintah Ratu kepada Yang Mulia,” ancam Dayang Misel.

Kemudian Dayang Misel meminta hp Chelsea, dan mematikannya. Chelsea yang  pasrah tidak mau dihukum dengan menghafal isi sebuah buku dalam satu malam pun, terlihat sedih melihat hp’nya dimatikan. Dia berpikir, nanti saat akan tidur, satu-satuunya waktu luang untuknya, dia akan mengghubungi teman-temannya.

Dayang asisten Chelsea adalah Dayang Dinda dan Dayang Oca. Chelsea mulai sayang dengan kedua Dayangnya ini. Karena setiap kali Chelsea melakukan kesalahan, kedua dayang ini yang selalu mendapatkan hukuman secara fisik oleh Dayang utama Misel.

*Dikediaman P.Bagas

CP Bagas dikamarnya membaca buku dan sedang ditanyai oleh Penasehat Kerajaan yang sekaligus adalah Pengurus Rumah Tangga Kerajaan.

“Apakah Yang Mulia menyukai vitamin yang baru tersebut?” tanya Penasehat Istana.
“Ya, tentu,” jawab P.Bagas deangn acuh.
“Apa terasa nyaman setelah meminum vitamin tersebut?” tanya Penasehat Istana sambil mencatatat jawaban P.Bagas dalam note’nya.
“Benar, aku merasa nyaman,” jawab P.Bagas lagi dengan acuh.
“Baiklah kalau begitu, itu pertanyaan terakhirnya. Saya mohon diri Yang Mulia Putra Mahkota Bagas dan Pangeran Rafa,” pamit Penasehat Kerajaan yang kemudian meninggalkan ruangan itu.

“Sebenarnya itu sama sekali tidak nyaman,” ucap Pangeran Bagas dengan seperti menjawab pertanyaan Penasehat Kerajaan setelah Penasehat kerajaan itu pergi.

Pangeran Rafa yang sedang memainkan proyektor dikamar P.Bagas hanya tersenyum mendengarnya.

“Ayo kita pergi,” ajak P.Bagas yang mulai bangkit dari duduknya.
“Kemana?” tanya P.Rafa.
“Ketempat Princess wanna be, bukankah kalian satu fakultas ? Mungkin kalian akan sering bertemu,” ucap P.Bagas.
“Ah, tidak. Kau harus pergi sendiri,” saran P. Rafa,”Bukankah kau kesana untuk memberi semangat untuknya? Dia mungkin merasa bosan dalam masa penyesuaian ini. Lagian kau belum pernah kesana selama dia sampai istana bukan?”
“Bawakan dia coklat atau permen, itu akan membuatnya bahagia,” saran P.Rafa lagi.
“Perlukah aku begitu?” tanya CP Bagas.
“Tentu saja, setiap perempuan akan menyukainya,” jawab P.Rafa.
“Ah, ini merepotkanku,” ujar CP Bagas sambil berlalu.

*Di kediaman Chelsea

Chelsea terlihat sedang sendiri dan didepannya terdapat banyak tumpukan buku. Itu adalah buku-buku yang harus dibaca Chelsea. Namun Chelsea malah menggambari buku-buku tersebut dengan gambar-gambar sahabatnya Angel, Marsha dan Novi. CP Bagas yang baru saja sampai, tersenyum melihat tingkah Chelsea yang ternyata hanya sibuk menggambar. Chelsea kaget melihat kedatangan CP Bagas.

“Ha, kamu kesini? Kukira tak satupun orang boleh kemari?” ujar Chelsea kaget.
“Aku adalah pengecualiannya,” jawab CP Bagas sambil menyerahkan tas kecil yang ia bawa.
Chelsea senang menerimannya dan ia menemukan banyak coklat dan permen didalamnya.

“Itu dari Rafa,” ucap CP Bagas.
“Rafa? Siapa Rafa?” tanya Chelsea cuek.
“Bukankah kalian satu fakultas? Dia mengatakan wanita akan senann bila dibawakah hal itu,” terang CP Bagas.
“kamu tidak menangis selama disini karena tak bertemu ibumu bukan?” tanya CP Bagas.

Tiba-tiba mood Chelsea hilang, dia terlihat murung. CP Bagas yang melihatnya menyadari dia telah salah bicara.

“Hey, apa ini? Kamu terlihat sedih?” tanyanya.
“Ah, tidak apa-apa,” jawab Chelsea.
“Setelah kita menikah, aku akan meminta tetua untuk mengijinkan kita tinggal di kediaman terluar Istana. Sehingga kita bebas dari pengawasan mereka. Kamu bisa mengunjungi keluargamu tanpa mereka ketahui, lalu apa ya?” ucap P.Bagas sambil mencari sesuatu disakunya. Dan dia mengeluarkan sebuah kertas contekan apa yang harus dikatakannya.
“Kau bisa meminta temanmu datang sesukamu,”

“Cukup,” sela Chelsea.

“Kau bisa mengajak mereka berlibur,” CP Bagas masih melanjutkan, “Berlibur keluar negri malahan, pernahkah kau membayangkan itu?” ucap CP Bagas seperti meremehkan, “Kurasa itu cukup untukmu, ini contekan yang diberikan Rafa untukku,” ujar CP Bagas lagi dengan acuh.

“Kubilang cukup kalau kau ingin menghiburku,” ujar Chelsea.

“Aku akan mengusahakan ini. Aku juga pernah mengalami masa sulit sepertimu, saat aku menjalani pelatihan seperti ini waktu kecil. Aku masih muda, tapi kurasa akan sulit untuk kita bercerai. Jadi, katakan padaku bila kau ingin mati, sehingga aku dapat bercerai darimu,” ucap sakartis CP Bagas.
Chelsea yang mendengarnya terlihat sedih.

*Sore hari di Bandara

Sore itu, P.Rafa berada dibandara. Dia sedang menunggu ibunya yang juga akan pulang ke Palembang setelah hampir 15 tahun berada di London.

Begitupun Chindai, dia juga sedang berada dibandara untuk pergi ke Singapura. Dia akan mengikuti kejuaraan Violinnist sedunia disana. Dia berdiri sambil memegangi handphonenya. Terlihat sekali dia sedang menunggu atau berharap ada telephone masuk.

Tak sengaja, P.Rafa yang sedang mencari ibunya, berjalan mundur dan menabrak Chindai. Hp yang dipegang Chindai-pun terjatuh. Dengan reflek P.Rafa pun mengambilkan hp Chindai yang terjatuh dan ternyata layarnya retak. Namun bukan itu yang menjadi fokus P.Rafa. Dia melihat background hp Chindai yang seperti foto CP Bagas sedang berfoto dengan Chindai. Chindai yang menyadari akan foto tersebut, buru-buru meminta handphone tersebut dan meninggalkan P.Rafa yang masih bengong berpikir. ^kenapa P.Rafa ini suka menabrak orang ya? -_-

*Di Istana kediaman CP Bagas

CP Bagas sedang risau, karena mulai besok upacara pernikahannya akan dilangsungkan. Malam itu dia tidak bisa tidur nyenyak. Dia ingin menelphone Chinda, namun dia ragu.

*Dikamar hotel Chindai

Chindai sedang berada dikamar hotelnya melihat sekitar dari balkonnya. Dia seperti terlihat tak nyaman dan sedang melamun juga. Tiba-tiba dia mendengar suara telephone dari dalam kamarnya. Buru-buru Chindai masuk.

-TBC-

NB:
This is the end of Chapter 1. Let's move on to Chapter 2, "The Wedding". :)
Sorry it will be take a long time. Aku suka drama ini, rencana cuma mau review sebentar, malah terbawa suasana. Jadi maaf ya, klo lama-lama. :)
Kalau aku posting cerita selanjutnya, setiap viewer/reader 1 posting 500 viewer gmn ?
Comment please. Thx. :*

Saturday 15 June 2013

Princess Hours versi IC [Chapter 1 part 3]

"Teman setia? Satu hal yang tak terbayangkan lagi. Bagaimana bisa seorang Raja mempunyai seorang teman sejati. Bukankah itu semua itu berkaitan dengan kedudukan? Itu yang Ayahanda ucapkan pada saya bukan? Seorang Raja tidak bisa mempercayai seseorang dengan tulus, karena banyak yang megincar kedudukannya." Terang CP Bagas.

" Tapi begitulah kenyataannya. Hal ini bisa saja menjadi perkecualian untuk Raja terdahulu, karena kenyataannya beliau mempunyai teman setia. Dan berkat teman tersebut pula, Raja terdahulu terselamatkan nyawanya dari pemberontakan yang terjadi. Dan inilah cara Raja terdahulu untuk membalas budinya." Ungkap King Cakka.

"Kita juga sudah mendapatkan foto calon mempelai perempuan, mungkin Yang Mulia Pangeran ingin melihatnya?" kata Queen Agni sambil memberikan sebuah foto kepada CP Bagas.

Crown Prince Bagas mengamati dengan seksama wajah difoto tersebut. Ketika dia tersadar sesuatu, dia speechless, tak berkata apapun dan hanya bisa membelalakkan matanya.

*pagi hari di Istana

Permaisuri Ira, King Cakka, dan Queen Agni sedang berbincang-bincang membicarakan headline koran pagi ini. Dalam koran tersebut. Muncul foto Crown Prince yang seperti sedang memeluk seorang gadis untuk menutupi muka gadis tersebut.

Muka gadis itu tak terlihat. Dan dari bentuk tubuh gadis itu, Permaisuri Ira bersikeras meyakini, gadis itu adalah calon Crown Prince. Permaisuri ira tersenyum bahagia karena mengira cucunya telah akrab dengan calon mempelainya. Namun Queen Agni mengingatkan permaisuri untuk tidak terlalu behagia dulu, karena mereka belum pasti siapa gadis itu.

*Pagi hari di Kampus

Chelsea sedang memasuki kampus sambil bercanda gurau dengan teman-temannya. Tanpa sengaja dia menabrak Chindai. Chelsea menatap misterius Chindai. Begitu juga Chindai, menatap Chelsea seperti penuh tanda tanya. Namun kemudian Chindai berlalu, tapi Chindai kembali menoleh kearah Chelsea sebelum benar-benar pergi.

*Di ruang ganti

Chindai yang baru saja sampai kampus, akan mengambil peralatan musiknya untuk mengikuti kelas diruang ganti. Sebelum akan meninggalkan ruang ganti, Chindai mendengar percakapan dua temannya yang sedang bergosip diruang ganti.

"Ada berita terbaru ni tentang CP Bagas." Ucap seorang cewek.
"Apa-apa?" jawab antusias cewek yang lain.
"Pangeran Bagas akan segera menikah, dan lebih heboh lagi, calon Putri mahkota dari kampus ini." Jelas si pembawa berita.
"Ah yang benar? Dapat info dari mana? Siapa orang itu? Mungkin Putri Mahkota itu aku." Timpal sang lawan bicara.
"Jangan ngimpi kamu, aku juga belum tahu siapa. Tadi pagi waktu sarapan ayahku mengatakannya padaku. Ayahku kan bekerja sebagai staff Permaisuri." Jelas si cewek pertama,"udah ah, ayo latihan dulu" imbuhnya.

Chindai yang mendengarkan hanya tersenyum GR.

*Sewaktu pergantian jam

Diruang musik, dimana CP Bagas dan Chindai biasa bertemu, CP Bagas sedang memainkan piano yang ada disana dan Chindai memperhatikannya. Setelah sang Pangeran selesai memainkan permainan pianonya, Chindai segera berkata;
"Bukankah kita sepakat untuk merahasiakan hubungan kita? Tetapi kenapa tadi aku mendengar rumor tentang pernikahanmu dengan seorang mahasiswi dari kampus ini? Mereka membicarakan tentang aku, bukan?" tanya Chindai dengan tersenyum.

"Kamu tenang saja. Para tetua memang sedang mempersiapkan pernikahanku yang harus segera dilaksanakan. Tapi mereka bukan membicarakan kamu." Jawab CP Bagas dengan santai.

"Apa maksud kamu?" tanya Chindai lagi namun kali ini dengan ekspresi kaget.

"Iya, kemarin bukannya sudah aku katakan, aku harus segera manikah. Aku ingin menikahi seorang wanita yang sudah aku kenal benar, tapi kamu telah menolakku. Lagian para tetua juga sudah mempersiapkan calon mempelai wanitaku sebelum aku lahir, mungkin." jelas CP Bagas.

"Lalu, siapa gadis itu?" sekali lagi Chindai bertanya.

"Mungkin gadis itu tak terbayang. Dia berada diantara kita. Seorang gadis yang telah melihat calon suaminya melamar gadis lain secara langsung." Jawab CP Bagas singkat.

Chindai sedikit berpikir lalu berucap;
"Jadi gadis itu...."

*Sore hari dirumah Chelsea

Sore itu, Chelsea dipanggil istana untuk menghadiri perjamuan minum teh dengan Queen Agni dan Permaisuri Ira. Chelsea yang sudah di make-up sang Mama, tetap saja bersikeras tidak mau datang.

"Aku tidak mau pergi Ma, Pa..." rengek Chelsea.
"Si nenek ini, apa ingin menjadi perawan seumur hidup? Ini kesempatan bagus tau..." ucap si adik rese, Rafli.
"Hush, jaga ucapanmu. Kelak, kakakmu ini kan menjadi Ratu Kesultanan ini tahu." Bela sang Mama.
"kenapa, sayang? Kamu tidak hanya akan lagi menjadi putri di rumah ini, tapi dikesultanan ini sayang." Nasehat papa Rio.

"Tapi, aku melihatnya telah melamar wanita lain..." ucap Chelsea frustasi.
"Siapa? Sang Pangeran?" tanya Rafli.
"Tidak hanya itu, sang wanita berasal dari kalangan bangsawan pula, dan berbakat dalam bermusik." Lanjut Chelsea.
"yah, kalah dong kakak." Ujar Rafli yang membuat suasana menjadi semakin suram.
"Putri kita..." Kata Papa Rio dengan nada yang lemah, "Putri kita tak terkalahkan, ayolah sayang, ayo berangkat," rengek Papa Rio memohon.

"Nah, bukannya ini kakek Ardi? Adik Kakek Ma? Dia baru saja menikahkan putra bungsunya dan beritannya menjadi headline nih Ma..." ucap Rafli yang sedari tadi baru memainkan i-pad'nya.

"hah, mana-mana?" ungkap papa,mama dan Chelsea bebarengan.
"Kenapa kita tidak diundang ya...?" ucap mama Iffy sedih.
"Nah, kamu lihat kan Chelsea, bagaimana sikap keluarga besar kita terhadap kita? Mereka telah lama meremehkan kita." Ujar Papa Rio.

"Iya kak, ini menyedihkan bukan. Dengan kakak menjadi Crown Princess, kakak bisa mengangkat martabat keluarga kita kembali." Ujar Rafli.

Chelsea mulai bimbang lagi. Terdiam, dan sedikit menyalahi akal pikirannya dia memutuskan;
"Baiklah, aku akan berangkat. Aku akan mencobanya." putus Chelsea.
Keluarga itu pun bersorak-sorai akan keputusan Chelsea.

*Di Istana

Baru saja Chelsea tiba di istana. Dia disambut oleh para pelayan Istana dan disuruh menunggu di ruang  minum teh. Mereka akan memanggilkan sang Ratu terlebih dahulu. Sembari menunggu, Chelsea terlebih dulu disuguhi teh. Karena gugup, tak sengaja Chelsea menumpahi bajunya sedikit. Dia bingung bagaimana menutupinya. Sedangkan sang Ratu akan segera hadir.

Sang pelayan mengumumkan kehadiran sang ratu. Chelsea semakin panik. Dia bertingkah aneh untuk
menutupi rok bagian depannya yang tertumpah teh. Hingga posisi duduk pun yang aneh. Sang ratu sadar akan hal itu dan merasa risih.

Tak berapa lama, sang Permaisuri Ira datang. Kehadiran sang permaisuri lumayan mencairkan suasana yang sedari tadi membeku antara Chelsea dan ratu. Mereka mengobrol kegiatan sehari-hari hingga tentang kehidupan keluarga Chelsea. Hingga tiba dipertanyaan sang Permaisuri;
"Jadi, apakah Ananda Chelsea sudah memutuskan untuk menerima lamaran ini?" tanya Permaisuri serius.

Chelsea masih tak percaya dengan hal ini. Dia harus menjawab hal ini sekarang juga. Sedikit lama Chelsea diam, dan ingat apa yang dia pikirkan ketika berkata akan menerima ini dirumah tadi, maka Chelsea menjawab;
"Sebagai seorang anak, saya mempunyai kewajiban untuk mematuhi perintah orangtua sebagai tanda sayang dan juga tanda bakti. Dan dengan memikirkannya saja, sepertinya tak ada yang lebih membahagiakan selain mematuhinya untuk menerima lamaran ini. Jadi, saya akan menerimanya," jawab Chelsea dengan cantik.

Sang Permaisuri tersenyum bahagia mendengar jawaban Chelsea, begitupun Queen Agni yang awalnya tadi skiptis terhadap Chelsea, namun dia menyukai susunan kata jawaban Chelsea. Queen Agni pun ikut tersenyum bahagia.

"Jadi, apakah Yang Mulia Putri Mahkota sudah siap untuk pindah ke istana 1 minggu lagi? Kita akan mepersiapkan kepindahan Crown Princess guna perisapan pernikahan dua minggu lagi." Ucap permaisuri Ira.
"Maaf yang Mulia permaisuri, bukankah itu terlalu cepat?" sergah sang Ratu.
"Tidak Ratuku, ingat, pernikahan ini harus segera terlaksana. Lebih cepat lebih baik bukan?" jawab sang permaisuri.

"Tidak bisakah diundur saja?" pinta Chelsea.
"Tidak Putriku, pada akhirnya, bukankah kamu tetap akan tinggal di Istana? Kamu bisa memanggil keluargamu untuk beberapa waktu menemanimu tentunya dengan waktu tertentu juga." Jelas Permaisuri.
"Baikalah, dayang Misel akan menemanimu untuk berkeliling Istana dan menjelaskannya." Terang sang ratu.

Maka, Chelsea diantar oleh dayang Misel berkeliling Istana dan ia tak henti-hentinya mengangumi arsitektur Istana tersebut.

*Pagi hari di sekolah

Sewaktu Chelsea berangkat kekampus, di lobby Fakultasnya, Chelsea tanpa sengaja menabrak orang. Itu karena memang Chelsea sedang tidak fokus berjalan dan orang tersebut atau cowok itu juga terlihat sedang kebingungan mencari arah. Mereka bersamaan minta maaf.

"Seharusnya aku yang minat maaf," ucap sang cowok.
"Itu juga salahku'" cegah Chelsea,"Oh ya, sepertinya kamu orang baru disini, ada yang bisa kubantu?" tanya Chelsea yang melihat kebingungan arah dimuka cowok tersebut.
"Ah, terimakasih. Dari tadi aku memang sedang bingung mencari lokasi Tata Usaha. Apakah kamu bisa memberitahuku?" jawab sang pria.
"Baiklah, sebagai tanda minta maafku, aku akan mengantarmu," jelas Chelsea.

Maka, Chelsea pun mengantar cowok itu ke bag. TU. Namun tanpa berbincang karena Chelsea sedang berkliaran dalam pikirannya.

Chelsea bertingkah sedikit aneh. Dia lebih sering berada dikelasnya saja. Dia ragu, akan menyeritakan ini pada temannya sekarang atau tidak. Akhirnya hingga pulang, Chelsea tidak berani memberi tahu teman-temannya.

*Malam hari dirumah Chelsea

Chelsea berdebat lagi dengan kedua orangtuannya untuk membatalkan perjodohannya. Chelsea pun frustasi karena bingung ingin mengembalikan harkat kelurganya atau egonya. Diapun memilih keluar rumah yang ceritannya dia mau kabur.

Sesampainnya di halte bus dekat rumahnya, dia heran dengan pandangan orang-orang dihalte tersebut. Kemudian dia mendapati sebuah koran ekspres sore dan menemukan headline tentang calon Crown Princess yang akan menikah dengan Crown prince Bagas. Tak luput, terdapat foto juga dalam koran tersebut. Sayangnnya, foto tersebut adalah foto Chelsea saat dia tembem. Dia sangat malu, sehingga lari pulang lagi.

Keesokan harinya ketika Chelsea akan berangkat kekampuspun, Chelsea kesulitan keluar rumah karena sudah banyak wartawan yang menunggunya didepan rumah, tak hanya wartawan, namun juga fansclubnya yang sudah terbentuk yang bernama ChelseAddict. :p

*Keesokan hari dikampus

Seluruh pandangan mata tertuju pada Chelsea saat Chelsea tiba dikampus. Chelsea mencari teman-temannya, Angel, Marsha dan Novi. Namun saat sudah bertemu, teman-temannya malah menjauhinya. Angel yang melihat kedatangan Chelsea mendekat kearah mereka langsung pergi. Dia merasa dikhianati Chelsea, karena selama ini hanya mereka yang gak ikut heboh dengan segala macam tentang Crown Prince.

"Apakah itu benar?" Marsha dan Novi langsung to the point bertanya begitu kepada Chelsea.
Chelsea dengan muka lesu menganggukkan kepala dan berulang kali meminta maaf karena menyembunyikan ini dari teman-temannya.
"Ah kau jahat, kau menusukku dari belakang," ucap Marsha.
"Bagaimana bisa kau menghancurkan hati kami, CP Bagas itu milikku," timpal Novi, yang kemudian bersama Marsha meninggalkan Chelsea.

*Saat makan siang dikantin

Chelsea sedang makan sendirian dimeja dan banyak sekali yang mengerumuni Chelsea, ada yang meminta tanda tangan dan juga berfoto. Teman-teman Chelsea semakin menjauh, bahkan mereka berkata kalau Chelsea seperti Cinderella. Tak beberapa lama, Chelsea mendekati mereka.

"Aku bukan Cinderella seperti yang kalian pikirkan," keluh Chelsea yang kemudian seperti ngambek dan makan dengan cepat duduk disamping Angel.

Pada akhirnya, Angel, Marsha dan Novi pun menyadari bagaimana sifat asli temannya tersebut. Mereka
tak berhak marah pada Chelsea. Karena Chelsa pun sudah kesusahan dengan desas-desus yang beredar.

*dikoridor kampus

Tak sengaja Chelsea bertemu dengan Pangeran Bagas, mereka berpapasan dikoridor kampus.

"Aku rasa aku salah jalan...." keluh Chelsea yang menghindari bertemu Pangeran Bagas dengan berbalik arah.
"Hey, tunggu. Kamu mau pergi kemana? Ayo kita bicara." Cegah Pangeran Bagas yang berjalan kearah Chelsea.

Anak-anak yang berada disekitar koridor itupun pada berhenti dan melihat Crown prince dengan calon Crown Princess. Mereka berbicara berbisik-bisik.

"Aku tidak menyangka kamu akan berani keluar rumah tanpa mempersiapkan mental," ucap Pangeran Bagas.
"Apa? Mental?" tanya Chelsea.
"Aku rasa kamu harus menyiapkan mental," lanjut Pangeran bagas.
"Hah? Mental untuk apa?"
"Mempersiapkan mental untuk masuk istana. Besok pagi akan ada dua petugas Istana yang akan datang menjemputmu."
"Bukankan masih 1 minggu lagi aku masuk ke Istananya?"
"Tidak, para tetua memutuskan untuk mempercepatnya."
"Lalu, apa yang akan aku lakukan di Istana?" tanya Chelsea lagi.
"Apa kamu tidak tahu? Kamu akan digembleng tentang pendidikan Istana."
"Aku tidak tahu bila kamu tidak mengetahui ini. Bukankah kamu yang menyetujui pernikahan ini untuk kedudukan bukan?"
"Apa?" ucap Chelsea dengan kaget.
"Aku tidak masalah dengan ini, jadi aku tidak peduli. Btw, persiapkan dirimu dengan bagus, aku tidak mau terlibat dalam situasi bodoh denganmu karena ini bukan lelucon." Ucap Pangeran Bagas sambil akan pergi.

"Hey, Pangeran..." panggil Chelsea.
"Apa? Pangeran?" ucap P.Bagas sambil mendekati Chelsea lagi.

"Iya, Pangeran. Aku ingin menanyakan sesuatu padamu."
"Kenapa kau tidak bilang saja pada tetua bahwa kau ingin menikahi gadis itu, gadis yang kau sukai," tanya Chelsea dengan sedikit ragu.

"Kau bertanya begitu dan kau berpura-pura tidak mendengar?" tanya P.Bagas sambil mendekatkan mukanya kemuka Chelsea.
"Aku bukan orang bodoh yang mau mengurung seseorang yang ku cintai didalam peraturan-peraturan istana," lanjut Bagas yang tetap dengan posisi seperti akan mencium Chelsea.

"Lalu, bagaimana denganku?" tanya Chelsea.

"Kau? Kita tidak mempunyai hubungan apapaun, jadi kenapa aku harus memikirkan bagaimana denganmu?!" jawab pangeran Bagas sambil berjalan menjauh dari Chelsea.
Nampak dari wajah Chelsea, dia kecewa dengan jawaban P.Bagas.

*Malam hari di Istana tempat tinggal CP Bagas

"Pangeran ada tamu spesial yang ingin menemui anda..." ucap  Penasehat Yang Mulia.
"Siapa? Ah, kau...." sambut Pangeran dengan gembira.

 -TBC-

NB:
Kesan dan saran masih dinanti lho... :)
via twitter @bitaBee, Chat Room atau comment di laman ini ^^
Makasih :*

Thursday 13 June 2013

Princess Hours versi IC [Chapter 1 part2]

Di sore yang mulai sepi, Chelsea yang penasaran dengan fakultas P.Bagas, menuju gedung Fak.Seni Media tempat P.Bagas. Disaat dia melewati sebuah kelas di fak.Seni Pertunjukan, sayup-sayup dia mendengar suara obrolan antara laki-laki dan perempuan.

“Haruskah kita menikah?” suara si pria.

Karena penasaran, Chelsea pun mendekati kelas tersebut. Dia mengintip dari kaca pintu. Siapa gerangan yang sedang mengobrol.

Dan ternyata, suara tersebut adalah suara  P.Bagas yang sedang melamar seorang gadis.

“Apa yang kamu maksud?” jawab si perempuan yang membelakangi meja.
“Aku sedang tidak bercanda. Aku melamarmu.” Jawab P.Bagas.
“Apa yang kamu maksud dengan menikah?” ucap sang gadis,”Maafkan aku, kita masih muda dan aku ingin mengejar cita-citaku sebagai violinist profesional. Aku tidak mau terjebak didalam kehidupan istana yang penuh peraturan.” Sang gadis menjelaskan.

Pikiran Chelsea-pun mulai berimajinasi.
“Wah, ini berita besar. P.Bagas sedang melamar teman wanitanya. Ya Tuhan, seorang Pangeran berusia 20tahun melamar teman wanitanya...!” Kemudian Chelsea melanjutkan nguping’nya.

“Tapi tetua di Istana menyuruhku untuk segera menikah. Mereka akan segera memilihkannku seorang gadis. Lebih baik menikah dengan orang yang kita kenal bukan, daripada dengan orang yang sama sekali tidak kita kenal. Bukankah, selama ini kita bisa menjadi teman baik? Berbagi cerita bersama dan kabur berjalan-jalan bersama?”

“Maaf, tapi aku tidak bisa. Kamu tahukan akan impianku?!” Jawab si gadis.

“Dia seperti gadis yang dingin,” pikir Chelsea dan tiba-tiba....

KRINGGGGGGG~

Suara telephone dari hp Chelsea, membuyarkan imajinasinya.

Chelsea begitu panik karena takut ketahuan. Dia me-reject telephone yang masuk, namun berbunyi lagi.

Benar saja, sang Pangeran langsung menuju arah suara hp tersebut. Chelsea buru-buru lari dan P.Bagas hanya bisa melihat sosok Chelsea yang khas dari belakang.

Chelsea memang mempunyai tampilan khas, yaitu menggunakan celana olahraganya dan menggunakan pensilnya untuk menyanggul rambutnya.

Chelsea yang begitu panik, mematikan hp’nya dan berhenti dengan terengah-engah setelah menyadari sang Pangeran tidak mengejarnya.

*pulang sekolah

Setelah kejadian tersebut, karena perkuliahaan juga telah usai, Chelsea  buru-buru pulang. Namun dia tidak langsung pulang. Namun dia mampir ketoko buku terlebih dahulu. Lokasi toko buku itu didekat lampu lalin,dan masih dekat dengan lokasi kampusnya. Disaat Chelsea akan masuk toko buku tersebut, lampu lalin baru menunjukkan lampu merah.

Diantara pengguna kendaraan yang terkena lampu merah itu, ada rombongan Crown Prince (CP) Bagas. CP Bagus baru saja diterangkan oleh Sekertaris Istana akan jadwal-jadwal hariannya melalui laptop dimobilnya. Namun terlihat CP Bagas tidak tertarik. Tanpa sengaja CP Bagas melihat keluar, melihat  kearah Chelsea. Dia ingat betul akan tampilan khas Chelsea. Rambut disanggul ada pensilnya dan memakai rok sekaligus menggunakan celana olahraganya.

Disaat lampu lalin sudah menunjukan lampu hijau, CP Bagas memutuskan untuk menghentikan mobilnya dan menyuruh parkir rombongnnya didepan toko tersebut.

CP Bagas sudah berada dibelakang toko buku tersebut bersama Chelsea. Tentu saja dengan pengawal-pengawalnya yang mengawasi keadaan sekitar tempat mereka berada.

“Kamu berjanji tidak akan mengatakan apapun yang telah kamu lihat kan?” Ucap CP Bagas dengan nada mengancam namun juga dingin.
“Apa maksud Yang Mulia?” jawab Chelsea yang ketakutan.
“Jangan berpura-pura, sejauh mana kamu mendengar percakapanku tadi?” masih dengan dingin CP Bagas berkata kepada Chelsea.
“Tentu saja, saya tidak akan mengatakan apa-apa karena saya tidak mendengar apa-apa.” Jawab Chelsea yang sudah mulai tidak takut lagi.
“Dengan kata lain kamu telah mendengar semua?” kata CP Bagas dengan lebih serius.

Namun tiba-tiba, lampu blitz mengenai mata Chelsea beberapa kali. CP Bagas pun langsung berdiri didepan Chelsea, mendekatkan tubuhnya untuk menutup wajah Chelsea. Para pengawal langsung mengusir beberapa kuli tinta yang sedang stalking mereka.

“Aku akan pergi lebih dulu, dan kamu keluarlah beberapa menit kemudian.” Suruh CP Bagas dengan posisi yang masih mendekatkan tubuhnya kepada Chelsea.

Chelsea yang didepannya hanya bisa mematung.

*Rumah Chelsea

“Apa-apaan anak ini, sedari tadi masih mematikan hp-nya dan belum pulang.” Gerutu Mama Iffy, ibu Chelsea.
“Tenanglah, pasti sebentar lagi dia juga pulang.” Ucap Papa Rio.
“Rafli, coba kamu hubungi teman kakakmu. Tanya dimana kakakmu.” Suruh Mama Iffy kepada Rafli, adik Chelsea.
“Ah mama, gak nyante banget sih. Sebenatr lagi juga pulang dia.” Acuh Rafli.
“Sudah cepat lakukan” bentak Mama Iffy, “kita harus segera memberitahukannya.” Lanjut mama Iffy.

Rafli pun telah menghubungi Marsha, dan Marsha mengatakan mereka semua sudah pulang. Dan tiba-tiba,

"Chelsea pulanggg...” ucap chelsea dipintu depan dengan lesu.

Seluruh keluarga buru-buru menghampiri Chelsea yang baru tiba diruang depan. Mama Iffy dan Papa Rio memberondong Chelsea dengan beberapa pertanyaan;
“Darimana baru pulang?”
“Kenapa tadi mama telphone hp’nya dimatiin?”
“Kenapa kamu lesu begitu?” adalah beberapa pertanyaan yang Chelsea tangkap atau pahami.

Dengan enteng Chelsea menajawab;

“Oh yang telphone tadi Mama, ada apa Ma? Tadi Chelsea mampir toko buku dulu. Chelsea capek...”

“Ah ya, ayo kita pindah diruang tengah.” Ajak Mama Iffy dengan semangat.
“Ada apa sih Ma, kok semangat gitu? Tadi juga ada apa Mama telephone?” tanya Chelsea penasaran.

Dengan arahan Mama Iffy, mereka sudah duduk rapi diruang tengah.

“Chelsea, dengar apa yang akan Mama katakan baik-baik.” Suruh mama dengan serius.
“Ada apa sih ma, bikin penasaran ihh~” rengek Chelsea ingin tahu.
“Tadi sore, waktu mama telephone kamu, sebenarnya... Ah papa aja yang ngomong sih.” Tiba-tiba saja Mama Iffy jadi gugup.
“Kok jadi Papa, tadi kan dah bersepakat Mama saja.” Timpal Papa Rio.

“Ah kalian berdua, biar Rafli aja. Kak, sore tadi ada dua orang yang ngakunya sih utusan dari Kesultanan. Mereka bawa surat ini nih...” ucap Rafli cas-cis-cus sambil menunjukkan secarik surat yang sedari tadi berada di atas meja ruang tengah.

Dengan penasaran dan pelahan Chelsea mengambil surat itu dan membacanya dengan seksama, kemudian;

“Apa ini? Perjodohan? Pernikahan? Dengan Crown Prince....??” teriak Chelsea.
“Pokoknya Chelsea gak mau, titik.”
“Kenapa? Kakak gak asik, nanti kan kakka bisa jadi Ratu.” Timpal Rafli cepat.
“Gak mau ya gak mau!”
“Baik sayang, ini mungkin sulit bagi kamu untuk menerimanya. Tapi pikirkanlah dahulu. Papa beharap kamu tidak salah jalan.” Ucap Papa Rio dengan bijak.
“Iya sayang, Mama beharap kamu lebih dewasa memutuskannya. Kakek kamu dulu, memberikan cincin ini kepada Mama. Kakek bilang, untuk menyimpan ini dan jangan dijual. Cincin ini akan berguna kelak. Dan Mama pun baru tahu apa maksud kakek’mu sekarang.” Kata Mama dengan penuh penghayatan, “Cincin ini adalah sebagai tanda perjanjian perjodohanmu dengan sang Putra Mahkota.”

“Chelsea masih muda ma, Chelsea belum memikirkan tentang pernikahan. Chelsea gak mau.” Jawab Chelsea dengan tegas.

*Di Istana

“Kami telah menghubungi pihak mempelai perempuan. Kita masih menunggu jawaban mereka.” Ucap King Cakka yang sedang berkumpul dan mengobrol dengan Queen Agni dan tentu saja CP Bagas.

“Aku tidak terlalu memikirkannya. Jadi santai saja. Bagaimana bisa hal konyol ini terjadi diabad 21 ini.” Jawab CP Bagas dengan acuh,”Namun tenang saja, aku akan menerimannya karena ini sudah menjadi kewajiban seseorang yang hidupnya akan terus diatur bukan?” lanjut CP Bagas dengan dingin.

“Jaga cara bicara Anda yang Mulia.” Suruh Queen Agni kepada putranya.

“Ya, inilah hal absurd yang tak terbayangkan. Namun ini terjadi. Perjanjian yang telah tersepakati lebih dari 22tahun lalu, antara Raja terdahulu, Kakekmu dengan seorang teman setianya.” Jelas King Cakka.

“Teman setia? Satu hal yang tak terbayangkan lagi. Bagaimana bisa seorang Raja mempunyai seorang teman sejati. Bukankah itu semua berkaitan dengan kedudukan, kekuasaan? Itu yang Ayahanda ucapkan pada saya bukan? Seorang Raja tidak bisa mempercayai seseorang dengan tulus, karena banyak yang megincar kedudukannya.” Terang CP Bagas.

“ Tapi begitulah kenyataannya. Hal ini bisa saja menjadi perkecualian untuk Raja terdahulu, karena kenyataannya beliau mempunyai teman setia. Dan berkat teman tersebut pula, Raja terdahulu terselamatkan nyawanya dari pemberontakan yang terjadi. Dan inilah cara Raja terdahulu untuk membalas budinya.” Ungkap King Cakka.

“Kita juga sudah mendapatkan foto calon mempelai perempuan, mungkin Yang Mulia Pangeran ingin melihatnya?” kata Queen Agni sambil memberikan sebuah foto kepada CP Bagas.

Crown Prince Bagas mengamati dengan seksama wajah difoto tersebut. Ketika dia tersadar sesuatu, dia speechless, tak berkata apapun dan hanya bisa membelalakkan matanya.

-TBC-

NB :
Ditunggu comment-nya. Biar lebih semangat nulisnya. ^^
Bisa comment di twitterku : @bitaBee atau comment dipostingan ini juga Chat Room di blog ini yaa. Makasih.

Link Lengkap Princess Hours versi IC



Ini recap link Princess Hours versi IC ya...

Princess Hours versi IC  Introduction (Character + Characterization)

Chapter 1 (The Way to the Palace)

Chapter 2 (The Wedding)
Chapter 3 (Love is Confusing)

Chapter 5 (Reveal the Truth)
Princess Hours versi IC [Chapter 5 part 1]
Princess Hours versi IC [Chapter 5 part 2]
Princess Hours versi IC [Chapter 5 part 3]
Princess Hours versi IC [Chapter 5 part 4]
Princess Hours versi IC [Chapter 5 part 5]
Recap link setiap waktu dapat berubah, sesuai postingan yang tersedia/ter-update. :)
Happy Reading... ^^

Wednesday 12 June 2013

Princess Hours versi IC [Chapter 1 part 1]



“Whuaaa~ Putra Mahkota Bagas.... Putra Mahkota Bagas....”
“Pangeran Bagas.... Pangeran....”
“Pangeran... Putra Mahkota...”

Teriakan yang cetar membahana itu terdengar nyaring digerbang kampus.Sudah seperti ritual saja riuh rentak teriakan itu terdengar setiap Putra Mahkota Bagas sampai dikampus. Crown Prince Bagas adalah penerus tunggal Kerajaan Palembang yang masih eksis dikota Palembang. Walau sudah tidak berkuasa secara politik lagi, namun keluarga kerajaan yang masih disegani rakyatnya dijadikan sebagai simbol kota Palembang, bekas sebuah kerajaan mashur yang pernah menguasai daratan Asia Tenggara ini.

“Mulai deh... Pangeran Dingin baru nyampe ya?” celoteh seorang gadis yang terus saja melanjutkan tugas kampusnya tanpa menghiraukan kedatangan Pangeran Bagas. Dan memang gadis ini dengan geng’nya memanggil Bagas dengan sebutan Pangeran Dingin karena sikapnya selalu terlihat dingin.

“Iya, lihat dulu yukkkkk~,” ajak Marsha, sahabat sang cewek dengan bersemangat.
“Apaan sih Sha, bosen kali tiap pagi denger kaya’ gituan. Malah mau ikutan.” Keluh Angel, gadis yang paling bijak diantara teman-temannya.
“Ayukkk Sha, kita lihat... Tetap saja gak ngebosenin liat mereka,”sela Novi yang tak kalah antusia dari Marsha.”Biarin aja tuh Angel dan Chelsea, paling nanti juga ngikutin...” lanjut Novi sambil berlalu dan menjulurkan lidah kepada Angel dan Chelsea, si gadis yang sedari tadi tetap melanjutkan pekerjaannya tanpa memperdulikan keriuhan yang terjadi.

Marsha dan Novi pun pergi meninggalkan Chelsea dan Angel yang tak mau diajak.

Pangeran Bagas yang baru saja tiba, kemudian masuk kampus bebarengan dengan Difa, Fattah dan Josia, teman satu genk’nya. Mereka langsung menuju kelasnya tanpa memperdulikan gadis-gadis yang sedari tadi teriak-teriak memanggil namanya.

*Waktu pergantian jam

Chelsea, Angel, Marsha dan Novi masih saja sibuk mengerjakan tugas design’nya dikelas dan dekat dengan jendela. Sedangkan Pangeran Bagas, Difa, Fattah dan Josia sedang berdiri dibelakang kampus menghabiskan waktu dan juga bersembunyi dari fans gak jelas’nya. Bagas, Difa, Fattah dan Josia memang terkenal sebagai flower boys dikampusnya, selain karena tampang mereka tampan-tampan, keluarga mereka juga terpandang semua.

Difa, Fattah dan Josia kelihatan seru bercanda gurau, sedangkan Bagas sibuk sendiri membaca bukunya. Namun lebih sering Bagas terlihat melamun melihat sudut kelas dilantai atas didepannya. Posisi Bagas seperti melihat kelas Chelsea cs sedang berada.

Marsha yang melihat Bagas seperti melihat kearah mereka, heboh sendiri memberi tahu teman-temannya sambil melambaikan tangan kearah Bagas. Chelsea yang tepat berada disamping jendela, dengan diam-diam juga ikut merapikan rambutnya.

Keadaan menjadi heboh dikelas tersebut, hingga Fattah dan Josia membalas lambain tangan mereka untuk menggoda para gadis-gadis tersebut. Sedangkan Difa hanya ikut tersenyum. Bagas yang sadar akan keriuhan yang terjadi, mengajak ketiga temannya untuk pergi dari tempat tersebut. Namun sebelum mereka pergi, terlihat sesosok perempuan sedang memainkan biola dikelas sebelah kelas Chelsea yang merupakan gedung fak. Seni Pertunjukan itu. Difa, Fatah dan Josia pun tersadar bahwa sedari tadi, Bagas melihat kearah kelas tersebut. Dimana sang gadis yang memainkan biola tersebut, Chindai, berada. Chindai merupakan siswa fak. Seni Pertunjukan, jurusan Musik, dan dia adalah seorang violinist dan mempunyai hubungan tersembunyi dengan Bagas. Dengan status Bagas yang merupakan seorang Crown Prince, tidak mungkin mengumbar hubungan pribadinya secara terbuka bukan.

*sore hari dikampus.

Sore itu, Chelsea berjalan sendirian dilorong kampus yang mulai sepi. Sambil membawa ice cream’nya, dia sibuk bercanda gurau dengan teman-temannnya via telepon. Namun,

Bruggg~

Terdengar suara tabrakan. Dan benar saja, Chelsea jatuh tersungkur setelah menabrak Bagas. Bagas yang tubuhnya lebih besar, hanya terpental sedikit tanpa jatuh. Bagas yang sedang sendirian berjalan sambil membaca bukunya, mendapati sepatu sport-nya kotor terkena tumpahan ice cream yang dibawa Chelsea.

Chelsea yang panik, ingin membersihkannya dengan posisi yang masih berlutut karena dia habis jatuh. Namun, sang Pangeran hanya menganggap rendah dirinya dengan raut muka dinginnya acuh pada Chelsea, dan melepaskan dan meninggalkan sepatunya. Untung saja, lokasi koridor tersebut dekat dengan loker mahasiswa. Sang Pangeran meninggalkan sepatunya dan menuju lokernya untuk mengambil sepatu baru tanpa berkata sepatah katapun kepada Chelsea. Hanya pandangan sinis yang dia perlihatkan.

Chelsea yang belum bangun dari jatuhnya, hanya bisa bengong karena sang Pangeran meninggalkannya. Ingin rasanya dia memaki-maki sang Pangeran karena telah menganggap rendah dirinya. Namun yang terjadi, dia hanya mematung.

*dirumah Chelsea

Chelsea telah berada dikamarnya yang penuh dengan warna biru. Dia masih bingung apa yang harus ia lakukan pada sepatu sang Pangeran Bagas yang ternyata malah dia bawa pulang.
Adiknya, Rafli, yang tiba-tiba masuk kekamar Chelsea, dan melihat sepatu sport itu, kegirangan ingin memiliki sepatu tersebut.

“Aaaa... Kakak, ini untuk aku ya...”dengan tiba-tiba masuk dan merebut sepatu yang sedari tadi didepan Chelsea dan hanya ia pandangi.

Rafli sedang mencoba-coba sepatu itu, namun sedikit kebesaran. “Eee, apa-apaan kamu. Ayo kembalikan. Itu bukan punyamu.” Elak Chelsea.

“Yah kakak, ini mah kebesaran untukku..” gerutu Rafli yang kemudian ingat niat dia masuk kamar kakaknya.”Oy, ditunggu mama-papa makan malam bareng tuh.”

“Ya udah, ayo keluar”
“ahh, tapi kak... sepatunya...”
“Itu bukan untuk kamu!” Tegur Chelsea dengan keras sambil mendorong adiknya Rafli untuk keluar kamar.

*di Istana

Queen Agni, Permasuri Ira, dan juga Pangeran Bagas berkumpul di ruang pertemuan keluarga dengan penasehat Kerajaan. Mereka sedang mendiskusikan pernikahan Pangeran yang tidak bisa ditunda lagi karena kesehatan King Cakka yang semakin menurun parah. King Cakka sendiri sedang istirahat dikamarnya karena penyakitnya yang baru saja kambuh. King Cakka memang berencana untuk turun takhta karena penyakitnya, dan Kerajaan mulai panik, karena setelah Crown Prince Bagas, belum ada  generasi penerus lagi. Sehingga CP Bagas harus segera menikah dan mempunyai keturunana sehingga takhta dapat berlanjut.

“Masih ingatkah kau Ratu’ku akan janji Raja terdahulu dengan seorang sahabatnya?” tanya Permaisuri Ira kepada menantunya Queen Agni.

“Apakah janji akan menikahkan Crown Prince dengan cucu sahabatnya tersebut yang Anda maksud, Yang Mulia Permaisuri?” Jawab Queen Agni.

“Apa yang Ibunda dan Nenek maksudkan? Menikahkanku dengan cucu sahabat Raja terdahulu?”’ sela CP Bagas.

“Benar cucuku, Raja terdahulu mempunyai sahabat yang berjasa baginya. Sang Raja berjanji akan menikahkan Crown Prince dengan cucu perempuannya. Bahkan janji itu dibuat sebelum paduka Pangeran lahir.” Jawab Permaisuri Ira.

“Tapi, apa maksudnya ini? Aku akan menikah dengan orang yang tak ku kenal?” tanya CP Bagas dengan nada keras.

“Pelankan suaramu Yang Mulia Putra Mahkota.” Perintah Queen Agni.

“Itu benar, karena keluarga Kerajaan pantang akan melanggar janjinya.” Jawab lembut Permaisuri Ira.

CP Bagas pun terbungkam dengan jawaban Permaisuri, karena itu adalah salah satu hal mendasar bagi keluarga Kerajaan untuk kehormatannya; Menepati Janji.

*Sore hari dikampus

Seperti sore-sore yang lain, bila sudah sore hari, kampus akan sepi karena para mahasiswa sudah pulang. Namun Chelsea jarang langsung pulang. Dia lebih suka berlama-lama dikampus hanya untuk bercanda gurau dengan teman-temannya atau  menyelesaikan tugas kampusnya daripada dirumah.

Sore itu, dia penasaran dengan fakultas yang selalu saja ramai karena Pangeran Bagas berada di Fakultas tersebut. Dikampus Chelsea, terdapat tiga Fakultas, yakni fak. Seni Rupa, fak. Seni Pertunjukan dan fak.Seni Media yang gedungnya berderet membentuk huruf L. Letak fak.Seni Rupa dan Seni Pertunjukan bersebelahan, sedangkan fak. Seni Media berada disamping gedung Fak. Seni Pertunjukan yang berada diantara dua fak. tersebut sebagai penghubung.

Chelsea yang mengambil jurusan Desain, berada di Fak.Seni Rupa, sedangkan P.Bagas mengambil jurusan Fotografi berada di fak.Seni Media. Sore yang telah sepi itu, Chelsea melewati fak. Seni Pertunjukan. Disaat dia melewati sebuah kelas, sayup-sayup dia mendengar suara obrolan antara laki-laki dan perempuan.

“Haruskah kita menikah?” suara si pria.

Karena penasaran, Chelsea pun mendekati kelas tersebut. Dia mengintip dari kaca pintu. Ingin tahu siapa gerangan yang sedang mengobrol.

Dan ternyata, suara tersebut adalah suara dari P.Bagas yang sedang melamar seorang gadis.

“Apa yang kamu maksud?” jawab si perempuan yang membelakangi pintu.
“Aku sedang tidak bercanda. Saat ini, aku sedang melamarmu.” Jawab Pangeran Bagas kepada sang wanita.

Chelsea yang mendengarnya, hanya bisa semakin membelalakkan matanya melihat siapa yang barusan berbicara dan tentu saja semakin mendekatkan telinga kearah asal suara.

-TBC-

NB: 
Comment sih, biar lebih semangat buatnya. Terus cepet posting deh ^^
Happy reading :)

Sunday 9 June 2013

Princess Hours versi IC



Seandainya dijaman modern ini, Kerajaan Sriwijaya ataupun Kesultanan Palembang masih berdiri kokoh dikota Palembang...
Apa jadinya ya adat-istiadat disana? Bagaimana pula kehidupan orang-orang dalam Istana tersebut? terlebih lagi, bagaimana kehidupan Raja-Ratu beserta Putra-Putri dan anggota keluarga kerajaan lainnya?
Nah, cerbung yang akan aku tulis ini terinspirasi dari kdrama yang berjudul Goong atau yang lebih dikenal Princess Hours. Bercerita tentang kehidupan kerajaan di Korea dijaman modern ini.

Cerbung Princess Hours versi IC ini akan bercerita tentang kisah Crown Prince Bagas dengan Crown Princess Chelsea yang menajalani hidup bersama di kerajaan demi keluarga tanpa dasar awal, rasa cinta.

Walau akan jauh dari konsep awal pembuatan blog ini, yang awalnya mengangkat FF dari sebuah kisah lagu, tapi aku sangat interested dengan kisah Princess Hours ini. Gpp yah... :)

Simak dulu Character & Characterization-nya dulu yuk; :)

Chelsea
>> Chelsea yang selanjutnya akan menjadi Crown Princess Chelsea.
Merupakan anak yang beranjak dewasa dan diakhir masa remajanya. Berasal dari keluarga pengusaha sederhana namun cukup terpandang. Mempunyai keluarga lengkap yang bahagia dengan seorang ibu dan ayah yang mempunyai usaha kontraktor dan adik laki-laki SMA yang terobsesi menjadi seorang model. Merupakan anak yang periang dan bersikap apa-adanya. Keluarganya memang tidak terlalu kaya, namun dia bersekolah di kampus yang elit dengan jurusan fashion design.

Bagas
>> Crown Prince Bagas
Seorang putra satu-satunya dari Raja yang berkuasa di Kasultanan Palembang. yang akan meneruskan takhta sang ayah, menjadi seorang Raja. Dari kecil sudah dididik untuk menjadi seorang pemimpin. Sikapnya sangat dingin dengan orang baru dan juga sok cool, namun kenyataannya dia sangat kesepaian. Mempunyai seorang kakak perempuan yang sangat dia sayangi. Karena selepas sepupunya yang seumuran dengannya keluar dari istana, hanya kakak perempuannya inilah yang menemaninya.

Rafa
>> Prince Rafa
Dia adalah putra satu-satunya dari Paman Bagas. Seharusnya, Rafa-lah yang meneruskan takhta sebagai Raja. Namun karena sebuah kecelakaan yang menewaskan ayahnya pada saat Rafa berusia 5 tahun, maka Rafa dan ibunya harus menyerahkan takhta pada ayah Bagas yang notabene adalah adik dari ayah Rafa. Dan Rafa juga ibunya harus meninggalkan istana. Karena hal inilah, ibu Rfa sangat ingin merebut takhta ayah Rafa kembali untuk Rafa.

Chindai
>> teman dekat Crown Prince Bagas
Misterius, pandai, dan seorang violinist. Terobsesi menjadi seorang violinist profesional. Berasal dari keluarga biasa, namun terlihat wah diluar. Mempunyai sponsor dibalik kehidupan mewahnya.

Cakka
>> King Cakka
Merupakan Raja dari Kasultanan. Ayah dari Crown Prince Bagas. Anak kedua dari Raja yang terdahulu, dan mendapatkan takhta setelah kakak laki-lakinya tewas dalam sebuah kecelakaan. Pernah sempat mempunyai affair dengan wanita lain. Mempunyai sebuah penyakit, yang membuatnya ingin mundur dari takhta.

Agni
>> Queen Agni
Istri dari King Cakka, dan ibu dari Crown Prince Bagas. Sangat protektif dan berhati-hati dalam bertindak. Bijaksana, dan penyabar.

Shilla
>> Princess Shilla
Ibu dari Prince Difa dan istri dari mendiang Paman Bagas. Sangat ambisius akan takhta. Dahulunya merupakan seorang violinist namun gagal karena lebih menginginkan takhta dengan menikah dengan Crown Prince waktu itu, ayah Difa. Setelah menikah, sempat mempunyai affair namun hanya sedikit yang mengetahui.

Iffy
>> ibu dari Chelsea
Merupakan putri tunggal dari keluarga bangsawan, namun karena ayahnya menikah dengan wanita dari kalangan biasa, dijauhi oleh keluarga besarnya. Sang ayah tetap mempunyai teman-teman dari kalangan atas, termasuk Raja yang terdahulu yang kemudian mereka mempunyai janji untuk menikahkan cucu-cucu (Putra Mahkota denagn cucu pertama ayah Iffy) mereka karena sang Raja merasa nyawanya telah diselamatkan oleh ayah Iffy sewaktu tragedi kebakaran yang memang sebuah pemberontakan.

Rio
>> ayah Chelsea
Berasal dari keluarga biasa namun pekerja keras.

Rafli
>> adik Chelsea

Angel
>> teman Chelsea
Berasal dari keluarga penguasaha batubara. Modish, suka baca buku dan yang paling bijaksana.

Marsha
>> teman Chelsea
Keluarganya mempunyai boutiq langganan bangsawan. Sangat periang, modish dan sangat bawel.

Novi
>> teman Chelsea
Berasal dari keluarga sederhana yang suka traveling. Suka akan hal-hal manga dan J-Pop

Difa
>> teman Bagas
Merupakan anak tunggal dari pengusaha perhiasan yang sudah mengglobal.

Fattah
>> teman Bagas
Merupakan anak kedua dari pengusaha eksport-import mobil. Suka bepergian ke Jepang guna urusan bisnis perusahaan eksport-import mobil keluarganya.

Josia
>> teman Bagas.
Keluarganya mempunyai usaha kontraktor. Sangat care dengan Chindai, karena mendiang ibunya juga seorang violinist.

Mama Ira
>> Permaisuri
Ibunda dari King Cakka, nenek dari Crown Prince Bagas, Prince Difa dan Princess Salma.

Salma
>> Princess Salma
Kakak Bagas, tomboy namun pintar.

Setting usia dalam cerbung ini, ChelGas seumuran dan berada pada bangku perkuliahan hingga setelah lulus.

Gimana, menarik gak ?? :)
Happy reading... ^^