Wednesday 12 June 2013

Princess Hours versi IC [Chapter 1 part 1]



“Whuaaa~ Putra Mahkota Bagas.... Putra Mahkota Bagas....”
“Pangeran Bagas.... Pangeran....”
“Pangeran... Putra Mahkota...”

Teriakan yang cetar membahana itu terdengar nyaring digerbang kampus.Sudah seperti ritual saja riuh rentak teriakan itu terdengar setiap Putra Mahkota Bagas sampai dikampus. Crown Prince Bagas adalah penerus tunggal Kerajaan Palembang yang masih eksis dikota Palembang. Walau sudah tidak berkuasa secara politik lagi, namun keluarga kerajaan yang masih disegani rakyatnya dijadikan sebagai simbol kota Palembang, bekas sebuah kerajaan mashur yang pernah menguasai daratan Asia Tenggara ini.

“Mulai deh... Pangeran Dingin baru nyampe ya?” celoteh seorang gadis yang terus saja melanjutkan tugas kampusnya tanpa menghiraukan kedatangan Pangeran Bagas. Dan memang gadis ini dengan geng’nya memanggil Bagas dengan sebutan Pangeran Dingin karena sikapnya selalu terlihat dingin.

“Iya, lihat dulu yukkkkk~,” ajak Marsha, sahabat sang cewek dengan bersemangat.
“Apaan sih Sha, bosen kali tiap pagi denger kaya’ gituan. Malah mau ikutan.” Keluh Angel, gadis yang paling bijak diantara teman-temannya.
“Ayukkk Sha, kita lihat... Tetap saja gak ngebosenin liat mereka,”sela Novi yang tak kalah antusia dari Marsha.”Biarin aja tuh Angel dan Chelsea, paling nanti juga ngikutin...” lanjut Novi sambil berlalu dan menjulurkan lidah kepada Angel dan Chelsea, si gadis yang sedari tadi tetap melanjutkan pekerjaannya tanpa memperdulikan keriuhan yang terjadi.

Marsha dan Novi pun pergi meninggalkan Chelsea dan Angel yang tak mau diajak.

Pangeran Bagas yang baru saja tiba, kemudian masuk kampus bebarengan dengan Difa, Fattah dan Josia, teman satu genk’nya. Mereka langsung menuju kelasnya tanpa memperdulikan gadis-gadis yang sedari tadi teriak-teriak memanggil namanya.

*Waktu pergantian jam

Chelsea, Angel, Marsha dan Novi masih saja sibuk mengerjakan tugas design’nya dikelas dan dekat dengan jendela. Sedangkan Pangeran Bagas, Difa, Fattah dan Josia sedang berdiri dibelakang kampus menghabiskan waktu dan juga bersembunyi dari fans gak jelas’nya. Bagas, Difa, Fattah dan Josia memang terkenal sebagai flower boys dikampusnya, selain karena tampang mereka tampan-tampan, keluarga mereka juga terpandang semua.

Difa, Fattah dan Josia kelihatan seru bercanda gurau, sedangkan Bagas sibuk sendiri membaca bukunya. Namun lebih sering Bagas terlihat melamun melihat sudut kelas dilantai atas didepannya. Posisi Bagas seperti melihat kelas Chelsea cs sedang berada.

Marsha yang melihat Bagas seperti melihat kearah mereka, heboh sendiri memberi tahu teman-temannya sambil melambaikan tangan kearah Bagas. Chelsea yang tepat berada disamping jendela, dengan diam-diam juga ikut merapikan rambutnya.

Keadaan menjadi heboh dikelas tersebut, hingga Fattah dan Josia membalas lambain tangan mereka untuk menggoda para gadis-gadis tersebut. Sedangkan Difa hanya ikut tersenyum. Bagas yang sadar akan keriuhan yang terjadi, mengajak ketiga temannya untuk pergi dari tempat tersebut. Namun sebelum mereka pergi, terlihat sesosok perempuan sedang memainkan biola dikelas sebelah kelas Chelsea yang merupakan gedung fak. Seni Pertunjukan itu. Difa, Fatah dan Josia pun tersadar bahwa sedari tadi, Bagas melihat kearah kelas tersebut. Dimana sang gadis yang memainkan biola tersebut, Chindai, berada. Chindai merupakan siswa fak. Seni Pertunjukan, jurusan Musik, dan dia adalah seorang violinist dan mempunyai hubungan tersembunyi dengan Bagas. Dengan status Bagas yang merupakan seorang Crown Prince, tidak mungkin mengumbar hubungan pribadinya secara terbuka bukan.

*sore hari dikampus.

Sore itu, Chelsea berjalan sendirian dilorong kampus yang mulai sepi. Sambil membawa ice cream’nya, dia sibuk bercanda gurau dengan teman-temannnya via telepon. Namun,

Bruggg~

Terdengar suara tabrakan. Dan benar saja, Chelsea jatuh tersungkur setelah menabrak Bagas. Bagas yang tubuhnya lebih besar, hanya terpental sedikit tanpa jatuh. Bagas yang sedang sendirian berjalan sambil membaca bukunya, mendapati sepatu sport-nya kotor terkena tumpahan ice cream yang dibawa Chelsea.

Chelsea yang panik, ingin membersihkannya dengan posisi yang masih berlutut karena dia habis jatuh. Namun, sang Pangeran hanya menganggap rendah dirinya dengan raut muka dinginnya acuh pada Chelsea, dan melepaskan dan meninggalkan sepatunya. Untung saja, lokasi koridor tersebut dekat dengan loker mahasiswa. Sang Pangeran meninggalkan sepatunya dan menuju lokernya untuk mengambil sepatu baru tanpa berkata sepatah katapun kepada Chelsea. Hanya pandangan sinis yang dia perlihatkan.

Chelsea yang belum bangun dari jatuhnya, hanya bisa bengong karena sang Pangeran meninggalkannya. Ingin rasanya dia memaki-maki sang Pangeran karena telah menganggap rendah dirinya. Namun yang terjadi, dia hanya mematung.

*dirumah Chelsea

Chelsea telah berada dikamarnya yang penuh dengan warna biru. Dia masih bingung apa yang harus ia lakukan pada sepatu sang Pangeran Bagas yang ternyata malah dia bawa pulang.
Adiknya, Rafli, yang tiba-tiba masuk kekamar Chelsea, dan melihat sepatu sport itu, kegirangan ingin memiliki sepatu tersebut.

“Aaaa... Kakak, ini untuk aku ya...”dengan tiba-tiba masuk dan merebut sepatu yang sedari tadi didepan Chelsea dan hanya ia pandangi.

Rafli sedang mencoba-coba sepatu itu, namun sedikit kebesaran. “Eee, apa-apaan kamu. Ayo kembalikan. Itu bukan punyamu.” Elak Chelsea.

“Yah kakak, ini mah kebesaran untukku..” gerutu Rafli yang kemudian ingat niat dia masuk kamar kakaknya.”Oy, ditunggu mama-papa makan malam bareng tuh.”

“Ya udah, ayo keluar”
“ahh, tapi kak... sepatunya...”
“Itu bukan untuk kamu!” Tegur Chelsea dengan keras sambil mendorong adiknya Rafli untuk keluar kamar.

*di Istana

Queen Agni, Permasuri Ira, dan juga Pangeran Bagas berkumpul di ruang pertemuan keluarga dengan penasehat Kerajaan. Mereka sedang mendiskusikan pernikahan Pangeran yang tidak bisa ditunda lagi karena kesehatan King Cakka yang semakin menurun parah. King Cakka sendiri sedang istirahat dikamarnya karena penyakitnya yang baru saja kambuh. King Cakka memang berencana untuk turun takhta karena penyakitnya, dan Kerajaan mulai panik, karena setelah Crown Prince Bagas, belum ada  generasi penerus lagi. Sehingga CP Bagas harus segera menikah dan mempunyai keturunana sehingga takhta dapat berlanjut.

“Masih ingatkah kau Ratu’ku akan janji Raja terdahulu dengan seorang sahabatnya?” tanya Permaisuri Ira kepada menantunya Queen Agni.

“Apakah janji akan menikahkan Crown Prince dengan cucu sahabatnya tersebut yang Anda maksud, Yang Mulia Permaisuri?” Jawab Queen Agni.

“Apa yang Ibunda dan Nenek maksudkan? Menikahkanku dengan cucu sahabat Raja terdahulu?”’ sela CP Bagas.

“Benar cucuku, Raja terdahulu mempunyai sahabat yang berjasa baginya. Sang Raja berjanji akan menikahkan Crown Prince dengan cucu perempuannya. Bahkan janji itu dibuat sebelum paduka Pangeran lahir.” Jawab Permaisuri Ira.

“Tapi, apa maksudnya ini? Aku akan menikah dengan orang yang tak ku kenal?” tanya CP Bagas dengan nada keras.

“Pelankan suaramu Yang Mulia Putra Mahkota.” Perintah Queen Agni.

“Itu benar, karena keluarga Kerajaan pantang akan melanggar janjinya.” Jawab lembut Permaisuri Ira.

CP Bagas pun terbungkam dengan jawaban Permaisuri, karena itu adalah salah satu hal mendasar bagi keluarga Kerajaan untuk kehormatannya; Menepati Janji.

*Sore hari dikampus

Seperti sore-sore yang lain, bila sudah sore hari, kampus akan sepi karena para mahasiswa sudah pulang. Namun Chelsea jarang langsung pulang. Dia lebih suka berlama-lama dikampus hanya untuk bercanda gurau dengan teman-temannya atau  menyelesaikan tugas kampusnya daripada dirumah.

Sore itu, dia penasaran dengan fakultas yang selalu saja ramai karena Pangeran Bagas berada di Fakultas tersebut. Dikampus Chelsea, terdapat tiga Fakultas, yakni fak. Seni Rupa, fak. Seni Pertunjukan dan fak.Seni Media yang gedungnya berderet membentuk huruf L. Letak fak.Seni Rupa dan Seni Pertunjukan bersebelahan, sedangkan fak. Seni Media berada disamping gedung Fak. Seni Pertunjukan yang berada diantara dua fak. tersebut sebagai penghubung.

Chelsea yang mengambil jurusan Desain, berada di Fak.Seni Rupa, sedangkan P.Bagas mengambil jurusan Fotografi berada di fak.Seni Media. Sore yang telah sepi itu, Chelsea melewati fak. Seni Pertunjukan. Disaat dia melewati sebuah kelas, sayup-sayup dia mendengar suara obrolan antara laki-laki dan perempuan.

“Haruskah kita menikah?” suara si pria.

Karena penasaran, Chelsea pun mendekati kelas tersebut. Dia mengintip dari kaca pintu. Ingin tahu siapa gerangan yang sedang mengobrol.

Dan ternyata, suara tersebut adalah suara dari P.Bagas yang sedang melamar seorang gadis.

“Apa yang kamu maksud?” jawab si perempuan yang membelakangi pintu.
“Aku sedang tidak bercanda. Saat ini, aku sedang melamarmu.” Jawab Pangeran Bagas kepada sang wanita.

Chelsea yang mendengarnya, hanya bisa semakin membelalakkan matanya melihat siapa yang barusan berbicara dan tentu saja semakin mendekatkan telinga kearah asal suara.

-TBC-

NB: 
Comment sih, biar lebih semangat buatnya. Terus cepet posting deh ^^
Happy reading :)

2 comments: