Judul Asli: The Reason I’m Getting Married/ Why I’m Getting
Married? (K-drama)
Cast: Chelsea, Bagas, Alexander JMC2, Chindai, Angel, Ocha, Gilang
Setting Time: Menjelang 3 bulan sebelum pernikahan
Warning!
Mungkin cerita ini akan sulit dimengerti yang masih dibawah umur.
Dimohon untuk 15+ aja ya yang baca. :)
Bacalah bacaan yang sesuai usia kalian.^_~
Bacalah bacaan yang sesuai usia kalian.^_~
Happy Reading! ^^
Disebuah restoran, tiga orang wanita terlibat perbincangan yang
cukup santai. Mereka adalah Chelsea, Chindai dan Angel. Yang ketiganya
perbincangkan adalah pria yang menjadi pacar salah satu dari mereka.
“Dia seorang pengacara? Apa itu alasanya, baru 3 bulan
berhubungan, kau sudah memutuskan untuk menikah dengannya?” tanya Chelsea
kaget.
“Oh Tuhan! Orang tuanya tinggal di seberang samudra pasifik.
Dia anak bungsu dari dua bersaudara tanpa saudara perempuan,” jelas Chindai.
“Benarkah? Ya Tuhan...” ujar Chelsea. Angel pun hanya
tersenyum tak percaya.
“Dia juga akan membuka firma hukumnya sendiri,” lanjut
Chindai.
“Wow, itu mengagumkan,” ujar Chelsea.
“Bagaimana denganmu? Apa kau iri?” tanya Chindai dengan
sombong. Chelsea menjawab tidak, ia hanya mengucapkan selamat karena ia tahu Chindai
ini sudah menunggu lama untuk bisa menikah.
“Ini pasti hanya kesepakatan bisnis antar keluarga. Tapi, ku
harap pernikahanmu akan langgeng. Jangan ganggu kami dengan cerita cerai atau
pernikahan ke-2mu,” ujar Angel.
“Kenapa?” tanya Chindai.
“Aku tak mau repot dengan kado kedua untuk pernikahanmu
selanjutnya,” jawab Angel sambil menyantap steak-nya.
“Oh..tenang saja, untuk kalian berdua, aku akan memberi
diskon. Berikan saja yang murah. Dan kalian tak perlu memberikanku kado untuk
yang ketiga,” ujar Chindai enteng. Chelsea hanya tertawa.
“Kamu gila, biarkan dia saja...” komentar Angel.
“Kita tak punya pilihan. Dia baru menyetujui pernikahan ini
setelah dijodohkan untuk kelima kali. 4 kali dia selalu menolak. Dia pasti
belum yakin akan pernikahan ini,” komentar Chelsea yang disambut tawa Angel.
“Teman-temanku, kalau kalian berdua bertemu dengan seorang
pria yang tepat, maka kalian ini akan mengerti. Jika dipertemuan pertama tak
terlihat baik, walaupun setelah pertemuan ke 100 pun tetap tidak. Tapi ketika kalian
bertemu dengannya dan ‘wow’... kalian tak perlu ragu, kalian bisa
lihat sekali lalu hidup bersama,” ujar Chindai pada kedua temannya.
Chelsea tertawa dengan pemikiran Chindai dan bertanya kapan
pacar Chindai akan datang, karena sampai sekarang belum tiba juga.
“Apa dia meniup balon dulu untuk kejutan lamaran?” tebak
Chelsea bercanda.
“Mungkin juga karena lilin di atas kue yang tak bisa menyala,”
lanjut Chindai bercanda.
“Tapi kalian harus pura-pura tak tahu kalau dia nanti benar-benar
akan melamarku ya,” pinta Chindai serius.
Dari pintu dapur restoran, seorang pria dengan stelan jas
sedang medorong troli berhiaskan balon serta cake beserta lilin menyala
diatasnya. Dia kesulitan mendorongnya karena ada tangga. Lalu si pria
mengangkat troli tersebut. Ternyata pria itu adalah Gilang, pria yang sedari tadi
Chindai ceritakan.
Chindai melongo melihat hal yang mereka pikirkan benar-benar
terjadi. Chelsea dan Angel berusaha menahan tawa. Lalu Chindai yang akan
dilamar menampilkan ekspresi takjub dan terharu walaupun ia sudah bisa menebaknya.
Ia pun berakting seterkejut mungkin. Chelsea dan Angel pun begitu, pura-pura
terkejut dengan kejutan lamaran untuk Chindai.
Chelsea mengambil foto Chindai yang dilamar. Chindai masih
dengan aktingnya, terlihat sangat antusias. Chelsea termenung sejanak seperti
memikirkan sesuatu.
“Kita pergi dengan orang lain untuk cinta, tapi pernikahan
bukan sekedar tentang cinta. Ketika cinta mekar lewat suatu hubungan dan
berproses pada suatu sistem tanggung jawab yang disebut pernikahan, tapi
Wanita.... mereka membutuhkan suatu bukti. Seumur hidup terlalu lama untuk
hidup berdasarkan cinta. Hidup selalu berbatu.” batin Chelsea.
Chelsea dikagetkan dengan suara handphonenya yang menerima
pesan.
“From: My Husband
Aku selesai dalam 30 menit.”
Chelsea tersenyum menerimanya. Dia pun larut kembali dalam
suasana kegembiraan Chindai.
---
Bagas dan temannya, Josia, sedang menjamu calon
nasabah asuransi di sebuah tempat karaoke ditemani wanita-wanita. Mereka minum
bersama. Pria itu berkata kalau Josia bilang kalau Bagas sudah membawa formulir
perencanaan asuransi. Bagas melirik ke temannya, lalu Josia menyerahkan
formulir yang dimaksud melalui bawah meja kepada Bagas. Bagas kemudian menjelaskan
semuanya tentang asuransi secara singkat, bahkan ketika pria itu ingin melihat
formulir Bagas malah menawarkan pria itu minum.
---
Bagas berada di toilet bersama Josia. Josia memuji kerja
Bagas yang bagus. Lalu Josia hendak merokok. Bagas mengingatkan bahwa disitu
tidak boleh merokok. Bagas malah memberikan permen kepada Josia. Bagas menyuruh
Josia menyiapkan fax salinan kontrak perpanjangan dan perencanaan. Bagas hendak
keluar dari toilet.
“Hey ketua team. Jam segini sulit untuk menemukan taksi. Mau
ku antar?” tawar Josia.
“Tidak, aku sudah punya supir pribadi,” ujar Bagas dengan
ceria lalu keluar dari toilet.
---
Bagas pulang bersama Chelsea. Bagas duduk disamping Chelsea
yang sedang mengemudi mobil. Chelsea heran melihat Bagas yang sedikit mabuk dan
memilih merebahkan diri dikursi sambil memejamkan mata.
“Apa kau tak mau melihatku?” ujar Chelsea. Bagas bangun dan mendekatkan
wajahnya untuk melihat Chelsea dengan mata sedikit terpejam.
“Berat badanmu turun banyak sekali.” sahut Bagas kemudian
merebahkan tubuhnya lagi karena sedikit mabuk. Chelsea kesal.
“Maksudku, kita tak bertemu dalam beberapa hari. Tapi, kau
bilang aku cantik meskipun aku gemuk.” kesal Chelsea.
“Aku tak pernah bilang kau cantik.” ucap Bagas.
“Kubilang tak ada yang salah dengan tampilanmu.” sahutnya
sambil mencubit pipi Chelsea. Chelsea yang sedikit kesal meminta Bagas jangan
berusaha mengalihkan pembicaraan seperti itu.
“Waktu itu aku sudah bertanya, kenapa kamu mau menikahiku?”
tanya Chelsea.
“Maafkan aku, itu sebuah kesalahan,” jawab Bagas cuek masih
dengan memejamkan matanya. Dan itu membuat Chelsea semakin kesal dan mencubiti Bagas
yang masih rebahan. Bagas pun bangun dan membuka matanya.
“Jadi apa kau ingin tahu kenapa aku mau menikahimu? Kenapa
malam kita sebut malam?” tanya Bagas.
“Ya karena malam.” Jawab Chelsea heran. Bagas tersenyum.
“Lha itu kau tahu.” Ia pun kembali merebahkan diri dan memajamkan
matanya membuat Chelsea semakin kesal. Maksudnya, kenapa malam disebut malam?
Ya karena itu malam. Jadi, kenapa Bagas mau menikahi Chelsea? Ya karena itu
pernikahan/Chelsea.
“Hey Bagas! Katakan dengan benar, lebih meyakinkan, lebih
emosional,” pinta Chelsea kesal sambil terus mencubiti Bagas. Hali ini membuat
Bagas kembali terbangun.
“Hey...Apa ini tentang Chindai? Apa dia menikahi pecundang
yang sukses?” tebak Bagas. Chelsea heran kenapa Bagas malah membicarakan
temannya. Bagaspun bisa menebak kalau Chelsea pasti sedang iri pada Chindai.
Tiba-tiba Chelsea melihat sesuatu di depan, polisi. Tes
pernafasan yang me-razia pengemudi mobil yang mabuk. Chelsea
terlihat sedikit panik. Tapi Bagas cuek dan kembali rebahan.
“Siapa yang peduli? Aku kan yang mabuk,” ujar Bagas yang
menjadi penumpang bukan pengemudi. Tapi ia kemudian terkejut, dan menyadari
sesuatu.
“Tunggu, apa kamu juga... mi-minum?” tanya Bagas khawatir.
“Aku tak bisa memberi selamat pada temannya hanya dengan
meminum air biasa,” ujar Chelsea polos. Bagaspun jadi kesal dan mencubiti pipi Chelsea.
Chelsea jadi semakin cemas, ia malah menyalahkan Bagas.
Dan ketika mobil mereka berhenti di depan polisi, Chelsea
menutup mulut dengan tangan tak mau meniup untuk tes pernafasan. Bagas yang
sedikit mabuk menyuruh Chelsea untuk meniup benda itu karena bagaimana pun
mereka akan ketahuan kalau mengemudi dalam keadaan mabuk. Tapi Chelsea tak mau
hingga membuat pak polisi hilang kesabaran. Bagas pun mengambil alat itu dan
meminta Chelsea meniupnya.
“Aku sangat capek. Berikan padaku,” ujar Bagas mengambil
alat itu. Lalu Bagas mencoba menyodorkan alat itu pada mulut Chelsea yang masih
ditutupi dengan paksa.
“Tiup. Cepat tiup...” ujar Bagas tak sabar.
“Tunggu, kau belum menjawab pertanyaanku,” ujar Chelsea dengan
nada tinggi pada Bagas.
“Kenapa kau mau menikah denganku? Katakan. Cepat jawab!”
ucap Chelsea masih dengan nada tinggi.
Bagas bengong dan memilih mengembalikan alat itu pada
polisi. Polisi itu jadi serba salah juga karena melihat pasangan ini
bertengkar. Bagas tak menjawab pertanyaan Chelsea, ia kembali menyandarkan
kepalanya ke kaca dan mencoba memejamkan matanya membuat Chelsea kesal bukan
main dan menghentakan kepalanya ke setir dan membuat klakson bunyi. Bagas pun
tersingkap kaget.
---
Keduanya sampai di apartemen Bagas. Bagas mengambil tonik
(susu kambing gitu) dari dalam kulkas dan meminumnya. Ia menilai kalau Chelsea
sungguh bodoh, kenapa menyetir kalau Chelsea sedang mabuk. Chelsea berkata
kalau polisi hanya memberi mereka peringatan jadi Bagas tak perlu ngomel-ngomel
begitu. Tapi kemudian Chelsea menyadari sesuatu yang Bagas ucapkan padanya.
“Apa? Bodoh? Heh...” ujar Chelsea marah.
“Jangan khawatir. Aku tetap akan menikahimu meskipun kau
bodoh,” ujar Bagas santai sambil berjalan menuju kamarnya. Chelsea melihat
kamar Bagas yang berantakan, ia pun ngomel-ngomel.
“Heh, bukankah aku sudah bilang simpan kaos kaki dengan
benar,” omel Chelsea sambil mengambil kaos kaki Bagas yang tercecar dilantai..
Chelsea melihat sesuatu di keranjang tempat sampah, bungkus
tonik susu kambing hitam.
“Kambing hitam lagi?” ujar Chelsea masih dengan marah.
“Aku tak bisa melakukan dua pekerjaan tanpa minum itu. Bertemanlah
dengan itu. Karena itu bagus untuk tubuhku,” jawab Bagas sambil naik
keranjangnya hendak tidur.
“Tapi aku tak suka dengan bau-nya yang membuatku ingin
muntah,” ujar Chelsea lagi.
“Baiklah, aku atau kambing hitam? Aku tak bisa hidup di
rumah yang sama dengan ini.” Lanjut Chelsea menyuruh Bagas memilih dirinya atau
tonik kambing hitam tersebut. Bagas yang sudah membaringkan tubuhnya di tempat
tidur tampak berfikir.
“Benarkah?” ujar Bagas polos.
“Aishhh~” ucap Chelsea jengkel sambil mengacungkan kepalannya
hendak melayangkan kekepala Bagas. Lalu Bagas menunjukkan perabotan yang ada di
kamar, yang warna perabotannya itu terlalu cewek banget.
“Hei, lihat barang-barang dikamar ini. Orang akan salah
paham dan mengira aku tak normal. Lebih baik kita buang saja barang-barang
cantik ini,” usul Bagas sebal.
Chelsea berkata kalau orang-orang yang saling mencintai
berakhir dengan petengkaran karena persoalan cantik. Kita harus berusaha untuk
saling membiasakan diri. Chelsea membereskan baju Bagas yang ada di tempat
tidur. Bagas akan memprotes tapi tak jadi ia ucapkan.
Chelsea sangat penasaran apa Bagas ingin hidup dengan wanita
lain. Apa Bagas ingin ia memberikan kesempatan itu?
“Apa boleh?” ujar Bagas sambil tersenyum bersemangat. Chelsea
pun langsung akan memukul tapi Bagas segera menghindar. Bagas pun menggerutu
kalau Chelsea sama sekali belum berubah sejak 6 tahun terakhir. Chelsea pun
mengerutu karena marah-marah pada Bagas itu membuatnya lapar.
“Hei, bukankah aku sudah bilang kau jangan lupa makan?” ujar
Bagas khawatir.
“Sudah makan disini. Lupakan tentang kamu gak bawa baju
ganti. Pria tak suka wanita berpakaian lengkap. Mereka lebih memilih yang
telanjang.” Ujar Bagas menggoda.
Bagas tersenyum nakal dan meminta Chelsea mendekat. Chelsea
tambah kesal, ia pun pamit pulang. Bagas meminta Chelsea menginap saja di
tempatnya. Tapi Chelsea tak mau.
“Kau memintaku menginap karena kau tak mau repot-repot
mengantarku pulang kan.” Ujar Chelsea kesal.
Bagas tak membantah. Tapi ia kembali berkata meminta Chelsea
menginap. Chelsea yang kesal melempar sandal mandi ke arah Bagas.
“Ah dasar kau, kenapa kau mau menikah denganku?” tanya Chelsea kesal.
“Apa kau merasa kasihan karana aku sudah tua?” lanjut
Chelsea sambil kaluar kamar.
Bagas tak menjawab dan mengeluh kalau ia lelah sekali. Ia pun
bersembunyi dibalik selimutnya.
---
Sampai di rumahnya, Chelsea heran melihat barang-barang di
kardus yang ada diakmarnya. Ia bertanya pada ibunya apa ibunya protes karena ia
memakai uang sewa untuk pernikahannya. Ibu menyindir melihat Chelsea cemas
seperti itu ia mengira kalau Chelsea ini benar-benar akan menikah. Bukankah
kamar ini akan kosong begitu Chelsea pindah.
“Kenapa ibu sudah mengemasinya? Aku masih punya waktu 3
bulan untuk tetap tinggal di rumah ini,” protes Chelsea yang sudah duduk
dimeja kerjanya.
“Aku hanya ingin mulai beres-beres lebih awal. Sudah ku bersihkan
beranda dan menemukan barang-barang almarhum ayahmu disana,” ucap Ibu sambil
menunjuk isi kotak tersebut. Lalu Ibu memberikan buku rekening ayah Chelsea
untuk Chelsea.
“Tabungan di rekening ini tak mendapatkan banyak bunga, ku
harap kamu menggunakan uangnya untuk menyiapkan pernikahanmu. Jangan marah
karena ayahmu tak bisa menggandeng tanganmu di pernikahan nanti,” ujar Ibu
kemudian.
Terdengar suara kalau Ocha, adik Chelsea baru saja pulang.
Ibu marah karena putri bungsunya terlambat, ia keluar dari kamar Chelsea dan
segera mengomeli anak bungsunya.
Chelsea menemukan bola kaca yang didalamnya ada boneka
sinterklas di kardus yang ibunya bereskan. Itu milik ayahnya. Ia mengocok bola
itu dan salju di dalam bola itu terlihat sangat cantik berada di sekeliling
sinterklas. Chelsea menatap sedih foto ayahnya yang berada dimeja kerjanya.
---
Di tempat kerjanya, Chelsea bicara di telpon dengan Chindai
tentang Iluso Wedding (wedding organizer). Chindai yang terkejut menilai apa
yang Chelsea lakukan hebat, karena ia bahkan tak bisa memesan konsultan
pernikahan sama sekali dari WO tersebut.
“Bukankah tempat itu sangat mahal?” ujar Chindai. Chelsea
berkata kalau ia tak bilang ia akan memesan tempat pernikahan disana. Ia hanya
ingin mampir dan melihat-lihat.
Ketika sedang bicara dengan Chindai, Bagas menelepon Chelsea.
Chelsea pun menyudahi obrolan
dengan temannya itu. Lalu mengangkat telpon
Bagas.
“Gangnam Iluso Wedding, jam 12,” ujar Chelsea. Chelsea dan Bagas
ternyata janjian akan datang ke tempat itu.
Tapi Bagas sangat sibuk di kantornya dan berkata kalau ia
akan memberikan Chelsea pilihan,
“Pria yang ada di sampingmu hari ini atau insentif di
rekening bankmu.” ujar Bagas yang menggunakan earphone masih sambil merapikan
dokumen-dokumen dimeja kerjanya. Josia memanggil Bagas untuk segera pergi.
“Turunlah dulu, siapkan mobil,” ujar Bagas pelan kepada
Josia. Chelsea yang mendengar suara pelan Bagas marah.
“Bukankah aku sudah bilang kalau hari ini kamu harus
mengambil cuti kerja!” ujar Chelsea marah. Mendengar suara cerewet Chelsea, Bagas
melepas earphone. Ia jadi bingung. Ia pun bergegas ke pergi.
---
Chelsea sampai di Iluso Wedding sendirian. Seorang petugas
parkir membukakan pintu mobil dan bersikap ramah pada Chelsea. Ia yang akan
memarkirkan mobilnya.
Di dalam gedung Iluso, Chelsea berkonsultasi atau lebih
tepatnya bertanya mengenai paket pernikahan di tempat itu. Chelsea terkejut
dengan harga paket yang ditawarkan.
“Bukan paket spesial tapi paket dibawahnya saja,” ujar
Chelsea terkejut. Pegawai mengatakan kalau paket spesial itulah paket paling
dasar di Iluso. Karena diatas paket itu ada royal spesial, kemudian VIP dan
VVIP.
“Oh, jadi spesial itu yang terendah ya?” sahut Chelsea.
Pegawai itu tanya paket mana yang Chelsea sukai. Chelsea
menarik nafas dan menunjuk sebuah paket, kalau begitu paket VVIP.
“Apa anda yakin?” pegawai itu terkejut.
Chelsea tersenyum berkata kalau uang itu hal yang termudah
di dunia ini.
Tapi itu hanya khayalan Chelsea saja karena sedari tadi
pegawai Iluso memanggil-manggil Chelsea yang tersenyum-senyum ramah. Chelsea
yang menyadari itu langsung terdiam kaku.
Pegawai itu kembali bertanya. Chelsea bingung menjawabnya,
ia pun mengatakan kalau ia tak bisa memutuskan hal ini sendiri.
Chelsea yang akan pergi berbalik lagi bertanya, apa boleh ia
mencicil biayanya. Pegawai Iluso melongo kaget.
---
Chelsea berada di depan sebuah ruangan yang di dalamnya ada
gaun pengantin indah. Chelsea pun mencoba memakai gaun itu dibantu pegawai
Iluso. Terdengar suara Chelsea yang terbatuk-batuk menahan nafas karena gaun
itu kesempitan ditubuh Chelsea.
“Gaun ini hanya di import 1 saja di seantero negri ini, itu
sebabnya ukurannya pun ukuran model yang langsing. Tapi anda terlihat sangat
cantik mengenakan gaun ini. Anda memiliki bentuk tubuh seperti orang Eropa, anda
tak perlu menggunakan bantalan dada,” ujar pegawai itu memuji Chelsea.
“Jika anda menikah di Iluso anda akan mendapatkan diskon
10%.” Lanjutnya. Chelsea terlihat tertarik mendengar diskon dan berapa harganya.
“1000 dollar.” jawab pegawai tersebut.
“1000 dolar?” Chelsea kaget. Chelsea berkata kalau ia
hanya mau menyewa gaun bukan membelinya. Pegawai tertawa dan mengatakan kalau
itu biaya sewanya.
Tirai dibuka dan tampaklah seorang pria tampan masuk ke
ruangan itu. Pria itu terpesona pada kecantikan Chelsea. Chelsea jadi tak enak
dilihat seperti itu. Ia ingin segera ganti pakaian. Tapi pegawai meminta Chelsea
menahan sebentar karena ada yang harus ia rapikan.
Pria itu terua tersenyum menatap Chelsea.
“Kau terlihat sangat cantik!” puji pria itu. Chelsea yang
terlihat canggung dan malu mengucapkan terima kasih.
“Chelsea Ariela?” sebut pria itu yang ternyata kenal dengan Chelsea.
Chelsea tentu saja kaget.
“Siapa ya?” tanya Chelsea heran. Pria itu tersenyum lebar karena
tak salah mengenali orang.
“Lama tak bertemu!” ujar pria itu masih tersenyum.
“Kau...” Chelsea pun mengenali pria itu.
Flashback
Ketika masih di bangku kuliah, Alex adalah juniornya Chelsea.
Disebuah kafe, Alex memberikan surat cinta pada Chelsea. Chelsea tertawa
membaca surat cinta dari Alex.
-Aku ingin menjadi tempat tidur di kamarmu untuk sehari
saja-
Alex yang ada di depan Chelsea terdiam penuh harap cintanya
akan diterima. Chelsea heran kenapa harus diumpamakan seperti perabotan.
“Bu-bukan itu maksudku,” ralat Alex. Chelsea tahu itu, ia
menilai kalau Alex ini lumayan.
“Kau tampan, keren, tapi....” ujar Chelsea memperhatikan
Alex yang duduk didepannya.
“Tapi aku terlalu muda.” Alex menyela. Ia sadar kalau
usianya lebih muda dari Chelsea.
“Tapi hatiku tidak muda.” lanjutnya masih penuh harap cintanya
diterima Chelsea.
Tepat saat itu, Bagas masuk kedalam kafe.
“Oh, Bagas. Kenapa kesini?” tanya Chelsea heran ketika Bagas
menghampiri mereka.
“Apa kamu sudah mulai berselingkuh dengan anak ingusan ini?
Dia bilang apa untuk merayu? Siapa namamu?” tanya Bagas pada Alex. Alex
berusaha tak terlihat seperti anak kecil, ia berusaha melawan Bagas.
“Siapa namamu?” balas Alex sok cool.
“Bagas Raditya,” Bagas menyebutkan namanya.
“Aku Alexander Coffin,” Alex pun menyebutkan namanya.
Fashback end
-TBC-
P.S: Nahlo, kok malah ketemu orang lama ini si Chelsea.
Kira-kira bakal CLBK gak ya? :D
Tunggu besok ;)
Tunggu besok ;)