Tuesday 5 November 2013

Princess Hours versi IC [Chapter 3 part 5]



Chelsea ragu-ragu untuk memeluk punggung Bagas. Namun kemudian, dia memberanikan diri untuk memeluknya. Dan beberapa saat kemudian, Chelsea baru bisa benar-benar tertidur.

Tak lama setelah Chelsea tertidur dipunggung Bagas, Bagas yang terlebih dahulu telah berhasil tidur, tiba-tiba terbangun. Ia menoleh kebelakang dan menemukan Chelsea yang memeluk punggungnya. Bagas hanya tersenyum.

Kemudian, dengan perlahan Bagas membalikkan tubuhnya yang membuatnya dapat dengan jelas memandang wajah Chelsea. Untuk beberapa saat, Bagas hanya memandang wajah Chelsea. Selanjutnya, Bagas dengan sedikit ragu ingin membelai wajah Chelsea. Hingga pada akhirnya, Bagas memberanikan diri membelai wajah Chelsea dengan lembut dan kemudian mengecup kening Chelsea. Bagas pun tersenyum bahagia.

Bagas pun kembali melanjutkan tidurnya. Namun kali ini dengan posisi Bagas dan Chelsea saling berhadapan dan juga dengan saling berpelukan.

*Di mobil Josia

"Royal Couple yang baru pertamakali akan bermalam diluar istana, tepatnya dikediaman Putri Mahkota ini akan dijadwalkan kembali keistana besuk lusa. Hari ini, Royal Couple baru sampai dikediaman Putri Mahkota dengan mendapatkan sambutan hangat tidak hanya dari kedua orangtua Putri Mahkota namun juga warga sekitar yang banyak terlihat antusias menunggu kehadiran Royal couple disekitaran rumah Putri Mahkota sedari sore tadi. Direncanakan mereka akan menghabiskan waktu selama weekend ini......." suara berita diradio dimobil Josia.

"Apa aku harus mematikannya?" tanya Josia kepada Chindai yang terlihat mematung tak nyaman mendengar berita tersebut.

Chindai pun menganggukkan kepalanya sambil membuang pandangannya keluar jendela.

"Ini menguras perhatiaanmu bukan? Saat kamu ingin melupakan, berita terbaru tentang Royal Couple selalu muncul. Semua akan baik-baik saja. Seiring berjalannya waktu, semua akan menjadi lebih baik," ujar Josia.

Chindai masih mematung melihat keluar jendela. Terlihat air mata tertahan dipelupuk sudut matanya.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Josia.
Chindai yang masih terlihat shock, hanya merespon pertanyaan dari Josia dengan menganggukan kepalanya lagi.

"Ah, tidak. Sejujurnya aku tidak baik. Pada awalnya, aku pikir aku akan baik-baik saja. Namun seiring berjalannya waktu, aku merasa seperti dineraka," ungkap Chindai.

"Antar aku ketempat guru biolaku saja. Aku ingin berlatih disana," pinta Chindai kepada Josia yang masih mematung mendengar pengakuan Chindai.

*Pagi hari dikediaman Chelsea

"Tok.tok.tok" suara ketukan pintu yang semakin lama rithmenya semakin cepat dengan diselingi panggilan "kakak" yang terdengar suara Rafli.

Rafli yang diperintahkan oleh Mamanya untuk memanggilkan kakaknya untuk membantu memasak tersebut, terus saja mengetuk pintu kamar kakaknya.

Chelsea yang mendengarnya, dengan masih terkantuk berusaha membuka matanya. Dengan gerak yang terbatas karena Bagas masih lelap tidur dihadapannya, Chelsea yang tak menyadari akan posisi tidurnya saat ini, dengan polos mengucek-ucek matanya agar mau terbuka.

Tersenggol oleh gerakan tangan Chelsea yang mengucek matanya, membuat Bagas terbangun. Chelsea yang mulai sadar ada seseorang yang ada didekatnya, dengan reflek membuka matanya lebar-lebar. Tepat disaat Bagas juga membuka matanya dengan perlahan. Chelsea yang kaget dengan kehadiran Bagas diawal buka matanya hari ini, membuatnya dengan reflek berteriak.

Bagas yang ikut terkaget dengan teriakan Chelsea pun dengan reflek ikut teriak. Dan mereka saling dorong dari tempat tidur yang mengakibatkan mereka berdua jatuh tersungkur dibawah tempat tidur mungil tersebut.

"Aaaaa~ aduh.." teriak Chelsea yang sudah terjatuh dari tempat tidur. Chelsea pun berusaha untuk bangun.

"Kakak, kakak, ada apa?" teriak Rafli dari luar yang mendengar kakaknya berteriak.

"Heh, apa yang kamu lakukan? Sakit tahu..." celoteh Bagas yang masih malas-malasan sambil berusaha untuk berdiri.

"Apa? Apa yang aku lakukan? Apa yang kamu lakukan?" bentak Chelsea dengan mengeraskan suaranya.

"Apa maksudmu dengan apa yang aku lakukan? Seharusnya aku yang tanya, apa yang kamu lakukan?" Bagas melanjutkan.

"Kenapa tanganmu bisa ada disini?" lanjut Chelsea dengan kesal  sambil memegangi punggungnya.

"Hah? Hey, ingat... Siapa yang memulai duluan? Bukannya kamu duluan yang memeluk sini?" jawab Bagas dengan menggoda namun masih sebal sambil memegangi punggungnya.

"Aku ini juga lelaki biasa tahu..." ujar Bagas dengan suara lirih dan tersipu malu.

Chelsea yang mulai mengingat kejadian semalam, ingat akan dia yang memeluk punggung Bagas duluan pun akhirnya bungkam dengan wajah memerah.

"Kakak, ada apa?" teriak Rafli dari luar yang tak bisa membuka pintu karena dikunci dari dalam.

"Sayang, apa kamu tidak apa-apa?" tanya Mama Ify dari luar yang tak kalah heboh.

Teriakan-teriakan dari luar itu pun membuyarkan kekakuan antara Bagas dan Chelsea.

"Aa, iya Ma... Gak apa-apa kok.," jawab Chelsea dari dalam.

"O ya udah, buruan keluar. Ayo bantu mama menyiapkan makanan Chel..." ajak mama Ify.

"Oh, iya Ma. Sebentar lagi Chelsea keluar..." ujar Chelsea.

*Didapur

"A, ini terlihat sangat enak sayang. Cobalah..." ucap Papa Rio yang menyuapkan kuah Pindang Patin kepada Mama Ify.

"A...a... ya, ini sudah cukup," puji Mama Ify yang sedang mempersiapkan peralatan untuk makan.

Tanpa mereka ketahui, CP Bagas telah berada dibelakang mereka. CP Bagas haru melihat kemesraan yang terjadi antara Papa Rio dan Mama Ify. Ya, karena di istana hal semacam ini tidak pernah atau bahkan tak akan pernah terlihat.

Kemudian, Chelsea yang telah bersiap akan membantu mamanya, datang dibelakang CP Bagas. Dengan suara berisiknya, Chelsea bertanya pada Mama'nya apa yang harus ia bantu walau belum sampai dapur. Hal ini menyadarkan Mama dan Papa bahawa CP Bagas ada didekat mereka. Mereka pun salah tingkah.

"A, Pangeran. Apakah Anda sudah lapar hingga mengantar Anda kedapur?" tanya lugu Papa Rio.

Chelsea yang baru sampai dapur pun mengomenatri kehadiran Bagas yang berada didapur.

"Apa yang kamu lakukan disini?"tanya Chelsea dengan santai tanpa memikirkan mereka berada dimana.

"Hey, apa yang kamu katakan? Dia ini seorang Putra Mahkota sekaligus suamimu. Bersikaplah yang lebih sopan," tegur Mama Ify.

"Apa yang mama bicarakan? Sama sajakan status kami dengan Papa Mama? Lagian ini bukan diistana..."bantah Chelsea.

"Ishhh, anak ini. Maafkan perlakuan putri kami Pangeran. Oh ya, makanan hampir sudah siap. Lebih baik Pangeran menunggu sambil menonton tv saja," saran Mama Ify.

"Baiklah, ayo kita nonton tv saja..."ajak Chelsea dengan tetap santai.

"Hey, mau kemana kamu? Kamu bantu siapin meja sana. Ini tolong ditata dimeja makan,"perintah Mama Ify kepada Chelsea sambil menyerahkan setumpuk piring.

Bagas yang berada didekat Chelsea pun merebut piring-piring tersebut untuk ia bawa;
"Biarkan aku saja yang membawa Ma. Disini aku bukan sebagai Pangeran, namun sebagai menantu kalian," ujar Bagas yang membuat Mama Ify dan Papa Rio merinding hingga terdiam mendengarnya.

Bagas pun membawakan piring-piring tersebut kemeja makan. Dan Chelsea pun mambantu CP Bagas untuk mengatur meja serta perlengkapan makan lainnya.

Disaat makan, Papa dan Mama menunjukan kemesraan mereka lagi dan ini membuat iri Bagas karena orangtuannya, King Cakka dan Queen Agni, tidak pernah menunjukkan kemesraan yang seperti ini didepan Bagas.

*

Setelah makan, Mama Ify mengajak Chelsea untuk membantunya membuat empek-empek. Papa Rio dan Rafli pun ikut membantu. Dan Bagas yang belum pernah membuat empek-empek sendiri, akhirnya ikut membantu.

Tugas dibagi. Papa Rio dan CP Bagas diberi tugas yang mudah. Membuat kuahnya. Membuat kuah cuka pempek cukup simpel, didihkan air bersama gula merah lalu masukan bawang putih dan cabe rawit yang sudah dihaluskan di tambah cuka dan garam. Saring dan sisihkan.

Sedangkan Mama Ify, Chelsea dan Rafli membuat adonan untuk empek-empek. Tentunya hanya Mama yang akan mencampur adonan seperti daging ikan yang telah digiling, air es, penyedap rasa, garam, dan tepung sagu yang diuleni terlebih dahulu. Setelah adonan rata, barulah Chelsea dan Rafli membantu Mama yang siap membentuk empek-empek tersebut.

Papa Rio dan CP Bagas telah selesai terlebih dahulu. Kemudian mereka pun membantu untuk membentuk empek-empek. Sekali lagi, CP Bagas merasakan kehangatan pada keluarga barunya ini. CP Bagas terlihat sangat menikmati kebersamaan dengan keluarga barunya ini.

Awalnya, Chelsea tanpa sadar mengusap dahinya dengan tangannya yang ada adonan tepungnya. Sehingga adonan tepung tersebut terkena didahi Chelsea. Rafli yang melihat hal tersebut pun tertawa. Chelsea yang tak terima ditertawai oleh adiknya, mencolekkan adonan dan mengenaikannya pada pipi Rafli. Bagas yang melihat tingkah kakak dan adek ini pun ikut tertawa. Chelsea yang masih kesal dengan Rafli yang menertawainya, kembali kesal mendengar tawa Bagas. Maka Chelsea juga mencoret wajah Bagas dengan adonan. CP Bagas yang tidak terima membalas dengan mengenai adonan pada pipi Chelsea. Rafli pun ikut-ikutan sehingga terjadilah perang adonan.

Mama yang telah repot membuat adonan tersebut tidak terima dengan perlakuaan anak-anaknya yang memainkan adonanannya pun tersulut emosi,
"Sudahhhh... Apa yang kalian lakukan? Apa adonan ini masih bisa digunakan? Ayo lanjutkan..." teriak dan bentak Mama Ify.

Ketigannya pun langsung terdiam dan melanjutkan membentuk empek-empek kembali dengan wajah belepotan adonan tepung.

*

Siang itu, setelah membuat empek-empek selesai, mereka menikmati empek-empek tersebut untuk makan siang. Kehangatan yang selalu terjadi dirumah Chelsea, kembali membuat CP Bagas iri dan merasa betah untuk tinggal dirumah Chelsea.

Selesai makan, Chelsea mengajak mereka untuk bermain kartu bersama. Dan yang kalah harus dihukum dicoret tepung. Awalnya mereka bermain semua, namun kemudian Mama mengajak Chelsea untuk menyiapakan buah. Sehingga yang bermain pun hanya Papa Rio, CP Bagas dan Rafli.

Setelah selesai menyiapkan buah, Mama dan Chelsea kembali keruang tengah. Sekarang yang bermain kartu tinggal Papa dan CP Bagas karena Rafli telah kalah. Mama dan Rafli memberikan semangat kepada Papa dan memberi saran untuk permainannya. Begitu juga dengan Chelsea, dia memberikan dukungan dan saran untuk suaminya.

Papa Rio ingin memakan buah yang telah disiapkan Mama dan Chelsea, namun ia tengah berkonsentrasi dalam permainan kartunya. Sehingga Mama pun menyuapi Papa. Chelsea pun begitu, ia menyuapi buah tersebut kepada CP Bagas yang tengah sibuk bermain kartu.

CP Bagas kalah, saatnya hukuman. Namun Papa Rio tidak berani memberi hukuman kepada menantunya yang seorang Pangeran tersebut. Akhirnya Chelsea yang maju, ia mencoret muka CP Bagas dengan tepung. CP Bagas yang tidak terima, membalas Chelsea dengan tepung. Perang tepung pun kembali terjadi. Papa, Mama dan Rafli yang sungkan melihat kemesraan yang terjadi ini pun menggeloyor pergi tanpa disadari Chelsea dan CP Bagas.

*Dikediaman Guru Chindai dan digaleri yoga P.Shilla

"Ndai, ayo kita pergi sekarang. Seorang teman lamaku ingin bertemu denganmu,"ajak sang guru.

Mereka pun pergi kegaleri yoga dan bertemu dengan teman lama sang guru yang ternyata adalah P.Shilla, ibu Raffa.

"Selamat datang. Aku dengar, kamu satu sekolah dengan anakku bukan?"sapa P.Shilla dengan ramah.

"A, benar yang mulia," jawab Chindai.

"Ah ya, Putri Shilla ini dulunya adalah patner berlatihku saat masih sekolah dulu. Dia sangat hebat dalam bermain biola. Dan ia mendengar tentangmu, makanya ia ingin bertemu dengan kamu," ujar guru Chindai.

"Ya, kudengar beberapa waktu lalu kamu baru saja memenangkan sebuah turnament internasional bukan? Selamat ya..."ucap P.Shilla.

"Aduh, sepertinya aku harus meninggalkan kalian. Maaf sekali, aku harus segera pergi. Ada hal yang harus aku kerjakan,"pamit guru Chindai.

"Ah, baiklah, lain kali kamu harus lebih lama mampir disini,"ujar P.Shilla.

"Hha... Baiklah. Chindai, guru pergi dulu ya..."pamit gurunya yang dibalas Chindai dengan tersenyum.

*Sore hari

Setelah capek membuat empek-empek dilanjutkan bermain kartu, CP Bagas pun tertidur dikamar Chelsea. Chelsea yang juga lelah, akhirnya juga tertidur diruang keluarga.
Pukul 5pm CP Bagas terbangun. Dia pun keluar kamar dan mendapati Chelsea tengah tertidur disofa. CP Bagas pun membangunkan Chelsea.

"Hey tukang tidur, bangun. Kenapa rumah sangat sepi?"ucap CP Bagas sambil menggoyangkan tangan Chelsea.

"Ahhh, aku masih mengantuk. Mungkin mereka baru ada dikamar utama,"jawab Chelsea yang masih setengah sadar.

"Tapi sepertinya dirumah tidak ada orang," ujar CP Bagas.

Akhirnya Chelsea pun dengan malas-malasan bangun. Chelsea pun mengambil air dikulkas dan mendapati sebuah note yang tertempel dipintu kulkas.

"Chels, Papa dan Mama ada pertemuan dengan teman lama. Mungkin nanti pulang larut malam. Dan sepertinya tidak bisa menyiapkan makan malam untuk kalian. Rafli tadi juga ijin mau keluar dengan temannya menonton pertandingan bola," tulis Mama yang dibaca Chelsea.

CP Bagas ternyata juga mengikuti Chelsea dan juga mengambil air dan mendengar yang dibaca Chelsea.

"Pergi kemana mereka?" gerutu Cp Bagas.

"Ini bukan kesengajaankan?"lanjutnya.

Chelsea yang baru menyadari ini pun hanya terdiam.

*Di galeri yoga P.Shilla.

Chindai masih berada di galeri yoga P.Shilla. Mereka baru saja melakukan yoga bersama.

"Saat yoga tadi, sepertinya kamu terlihat tegang. Apa kamu sedang menghadapi sebuah masalah?" tanya P.Shilla.

"A, tidak. Mungkin karena akan menghadapi ujian saja,"jawab Chindai.

"Ngomong-omong, bagaimana kehidupan di Inggris, Yang Mulia?"tanya Chindai.

"Ah, kamu tidak usah berbicara terlalu formal denganku. Kehidupan disana sangat nyaman untukku dan
Raffa. Disana masyarakatnya sangat memperhatikan kehidupan kerajaan,"ungkap P.Shilla.

"Seperti disini ya.."tambah Chindai.

"Ya benar. Beberapa tahun yang lalu, keluarga kerajaan sempat mengalami krisis kepercayaan oleh rakyat. Yang diakibatkan oleh pernikahan P.Cherles dengan Camilla," mulai cerita P.Shilla.

"Jauh sebelum P.Charles menikah dengan P.Diana, Camilla adalah teman baik P.Charles. Benih cinta pun sudah tumbuh. Namun karena adat keluarga kerajaan, P.Charles tidak bisa menikahi Camilla dan
harus menikah dengan P.Diana. Walau begitu, Camilla masih hadir dalam kehidupan P.Charles. Dia menjadi sahabat Royal Couple tersebut. Camilla sudah seperti saudara bagi P.Charles. Camilla adalah teman curhatnya, bahkan ketika P.Charles akan bercerai dari P.Diana. Dengan kesabaran berpuluh-puluh tahun, akhirnya Camilla dapat menikah dengan P.Charless. P.Diana pernah berkata,'ada 3 orang yang bermasalah dalam hubungan mereka. P.Diana, P.Cherles dan Camilla'. Sebuah cinta segitiga diantara mereka bertiga," kompor P.Shilla.

*flashback

Disebuah restoran P.Shilla bertemu dengan editor Sion. Editor Sion menyerahkan hasil foto-foto yang ia dapat. Termasuk foto kebersamaan CP Bagas dan Chindai saat ulangtahun CP.Bagas beberapa waktu yang lalu.

"Siapa gadis ini?"tanya P.Shilla.

"Saya belum mendapatkan info lengkapnya Yang Mulia. Namun sepertinya gadis ini kuliah disatu tempat yang sama dengan CP Bagas,"jawab editor Sion.

"Baiklah, cari tahu info lengkap gadis ini. Dan setelah tahu, beri info kepadaku,"perintah P.Shilla.

*esok harinya

"Yang Mulia, gadis ini bernama Chindai. Dia adalah teman sekampus CP Bagas. Dan ada rumor yang mengatakan, gadis ini pernah dilamar oleh CP Bagas, namun gadis ini menolaknya,"ucap editor Sion.

"A, bagus sekali,"jawab P.Shilla.

"Ini data lengkapnya yang Mulia,"lanjut editor Sion sambil memberikan sebuah amplop berisi data Chindai.

Dan diketahui, bahwa ternyata Chindai adalah anak didik temannya sewaktu masih bermain biola tersebut.

P.Shilla pun meminta bantuan temannya tersebut, yang merupakan guru Chindai, untuk mempertemukannya dengan Chindai dengan alasan ia ingin berbagi ilmu juga. Walau yang sebenarnya, P.Shilla ingin memanfaatkan Chindai untuk menghancurkan keluarga Raja.

*Flashback end.

*Dimobil Josia

Chindai diantar pulang oleh Josia. Ketika sampai depan rumahnya, Chindai tidak langsung turun.

"Tidak turun? Ingin kesuatu tempat?"tanya Josia.

"Aku tidak dapat menyerah seperti ini,"ujar chindai tiba-tiba.

"Menyerah untuk apa? Apa yang kamu katakan?" tanya Josia bingung.

"Dia tidak pantas untuk Bagas. Bagas membutuhkanku untuk disisinya,"ucap Chindai.

Josia hanya diam saja. Chindai baru keluar dari mobil Josia namun terhenti sejenak sebelum menutup pintu mobil.

"Tolong bantu aku untuk mendapatkan Bagas kembali,"pinta Chindai yang tidak menunggu jawaban dari Josia langsung menutup pintu mobil Josia.

*Dikediaman Chelsea

Chelsea sedang menyibukan diri nonton tv diruang keluarga dan CP Bagas sedang sibuk membaca buku dengan earphone dikupingnya disamping Chelsea.

"Hey, aku lapar. Tidak adakah sesuatu yang bisa dimakan?" tanya CP Bagas tiba-tiba.

"Bagaimana dengan nasi goreng. Apa kamu bisa memasakannya?"lanjut CP Bagas lagi.

Chelsea yang sedari tadi gugup karena mengingat kejadian semalam mereka tidur bersama, dan sekarang mereka hanya berdua dirumah, membuatnya hanya membisu dan menggangguk untuk menjawab pertanyaan CP Bagas.

*Malam hari

Chelsea tengah didapur mengiris bahan-bahan untuk nasi gorengnya. Namun tiba-tiba,
"Auwww..."jerit Chelsea sambil memegangi jari kirinya.

CP Bagas yang sedang didepan tv pun berlari khawatir menghampiri Chelsea.

"Hey kenapa? Ada apa dengan jarimu?"tanya CP Bagas sambil menarik dan melihat jari kanan Chelsea yang berdarah.

Kemudian CP Bagas pun segera menyedot darah yang keluar pada ibu jari kiri Chelsea dengan khawatir. Chelsea yang ada didepannya hanya terdiam mematung melihat tingkah suaminya ini. Dan CP Bagas menyadari keheningan yang terjadi. Ia pun melihat kearah Chelsea dan melepas kan jari Chelsea yang sudah tidak berdarah dari bibirnya.

"Biarkan aku saja yang memasak,"ujar CP Bagas.

"Tidak usah, lukanya juga tidak dalam kok,"jawab Chelsea.

"Sudah, biar aku saja," kekeuh CP Bagas,

"Aku saja, aku masih bisa kok," bentak Chelsea yang membuat CP Bagas terdiam dan kembali menonton tv namun tetap memperhatikan Chelsea yang tengah didapur.

*

Nasi gorengpun telah tersaji. CP Bagas dengan lahap menghabiskannya.

"Ah, aku kenyang..." ucap CP Bagas.

"kamu sudah menghabiskannya?"tanya Chelsea sambil melihat kepiring CP Bagas yang bersih tanpa sisa.

"Nasi goreng buatanmu enak juga," puji CP Bagas sambil akan minum.

Chelsea yang mendengarnya hanya tersenyum malu.

"Aku nanti yang akan mencuci piring,"ujar CP Bagas.

"Kamu? Bagaimana bisa?" ujar Chelsea sambil membereskan piring diatas meja.

"Kenapa? Kamu pikir aku tidak bisa?"tanya CP Bagas.

"Aku pernah menjadi anggota Pramuka,"bela CP Bagas sambil merebut merapikan meja dan membawa piring ketempat cuci piring.

"Pergilah menonton tv, dan jangan ganggu aku," ujar CP Bagas.

Chelsea pun terdiam melihat CP Bagas pergi membawa piring-piring tersebut. Akhirnya Chelsea memutus untuk mengikuti CP Bagas yang akan mencuci piring.

"Sudah lah, lupakan saja. Biarkan aku yang mencuci,"sela Chelsea.

"Aku bilang, pergilah nonton tv,"bentak CP Bagas pada Chelsea.

Chelsea yang kaget pun memutuskan untuk pergi dan berhenti didepan pintu dapur. Ia berhenti dan berbalik, melihat CP Bagas yang terlihat kaku untuk mencuci piring. Namun fokus Chelsea bukan pada tingkah kaku CP Bagas. Titik fokus Chelsea adalah punggung CP Bagas, dimana semalam ia bersandar.

*

CP Bagas sudah berada dikamar Chelsea sendirian. Ia mengotak-atik meja belajar Chelsea. Ia menemukan foto-foto Chelsea. Foto-foto semenjak Chelsea bayi, kanak-kanak, sampai foto-foto Chelsea dengan Angel, Marsha dan Novi. Dan CP Bagas banyak tersenyum melihat-lihat foto tersebut.
Diruang keluarga, Chelsea masih nonton televisi sambil menunggu orangtuanya dan juga Rafli pulang.

Tepat jam menunjukkan pukul 10pm, Chelsea masih didepan televisi dan sudah tertidur. Namun terdengar pintu depan terbuka, dan Mama, Papa juga Rafli mengendap-endap masuk.

"Apa mereka sudah tidur?" tanya Papa Rio denagn bisik-bisik.

"Entahlah, tapi masih ada suara televisi menyala," jawab Mama Ify dengan berbisik-bisik pula.

"Ahh, kenapa kita mengendap-endap gini dirumah sendiri. Seperti mau maling saja.."komentar Rafli yang juga berbisik namun termasuk keras.

"hussttt... diam. Nanti mereka bangun..." potong Mama Ify.

Dan benar saja, Chelsea terbangun dan menyambut mereka walau masih mengantuk.

"Kalian dari mana saja? Kenapa baru pulang?"teriak Chelsea.
Mama,Papa dan Rafli yang masih berjalan mengendap-endap pun terkejut. CP Bagas yang memang belum tidur dikamar pun, keluar dari kamar karena teriakan Chelsea.

"Aaa, maaf. Tadi kami kena macet, dan kebetulan ketemu Rafli didepan tadi..."jawab Mama Ify dengan tergagap.

"Kalian menyebalkan. Pokoknya malam ini aku ingin tidur dengan kalian. Kalian tahukan, besuk pagi kami harus sudah kembali ke istana..."ambek Chelsea.

"A, tapi...tapi bagaimana dengan suamimu?"tanya Mama Ify yang belum menyadari CP Bagas telah berada didepan pintu kamar Chelsea.

"Tidak apa-apa. Mungkin kita bisa tidur bersama diruangan ini,"saran CP Bagas yang membuat keluarga Chelsea terdiam kagum dengan sikap CP Bagas.

Akhirnya, malam itu pun CP Bagas, Papa Rio, Chelsea, Mama Ify dan Rafli tidur bersama diruang keluarga dengan kasur yang dipasang disana. Selama tidur, Chelsea selalu memeluk ibunya dengan erat.

Sedangkan CP Bagas sulit tidur karena Papa Rio yang tidur disampingya mendengkur keras. Dan ia heran, kenapa yang lain bisa tidur dengan suara tersebut. Namun, ia kembali terharu dengan kehangatan yang ia rasakan kembali.

*Pagi hari

Pagi itu Chelsea dengan Bagas kembali ke istana. Dan Chelsea senang kembali bertemu dayang asistennya, dayang Dinda dan Oca. Chelsea membawakan mereka oleh-oleh berupa  tempoyak yang khusus dibuat oleh Mama Ify.

CP Bagas langsung menuju kamarnya dan ia mengambil setumpuk kartu yang ia bawa dari rumah Chelsea. Ia tersenyum mengingat kehangatan yang ia terima dirumah tersebut.

*Makan siang dikediaman Royal Couple

Disaat makan siang, Chindai menelepon Bagas. Namun Chindai bukan ingin berbicara dengan Bagas, melainkan dengan Chelsea.

Melalui telepon CP Bagas, Chindai mengundang Chelsea untuk datang bersama Bagas berkumpul dengan klub berkuda mereka. Chelsea yang bingung mau jawab pun akhirnya menyetujui. CP Bagas pun heran dengan sikap Chindai tersebut.

*Peternakan Kuda

Sore harinya, Raffa tengah berada dipinggir lapangan kuda untuk melihat orang-orang yang sedang berlatih. Chindai mendekatinya.

"Terimakasih," ucap Chindai.

"Untuk apa? Aku suka berkuda,"ujar Raffa.

"Aku tahu apa yang kau inginkan," ucap Chindai lagi.

"Apa yang kau maksud? Apa yang aku inginkan? Kenapa kau berkata seperti itu?"tanya Raffa bingung.

"Apa yang kau inginkan adalah sama dengan apa yang aku inginkan. Aku tahu keinginamu sebagai pewaris tahta. Bagas seharusnya sudah capek dengan posisi tersebut. Bahkan dia harus menikahi wanita yang tidak ia cintai. Kau bukannya akan mencuri posisi tersebut, namun kau akan membantu Bagas untuk lepas dari posisi tersebut,"jelas Chindai.

"Aku tahu apa yang kau maksud. Namun itu akan sulit dilakukan oleh Bagas tanpa persetujuan tetua. Sepertinya Royal Couple sudah sampai,"potong Rafa.

Terlihat dari kejauhan, mobil Royal couple memang telah sampai area peternakan. Dan dari mobil keluar CP Bagas dan juga CP Chelsea. CP Bagas mendapatkan sambutan hangat dari teman-temannya, Difa, Josia dan Fattah.

"Ini sudah lama, apa kabar? Putri Mahkota terlihat lebih cantik sekarang..."ujar Fattah.

"Dia berpakain seksi bukan? Siapa yang mendandani memakai baju itu?" tanya Bagas yang mengomentari baju berkuda Chelsea.

"Apa? Dayang istana yang mempersiapka baju ini. Lagian aku bukan bernampilan begini untuk kamu..."celoteh Chelsea yang terhenti melihat ekspresi diam CP Bagas melihat suatu sudut.

Chelsea mengikuti sudut dimana yang membuat CP Bagas terdiam. Dan Chelsea mendapati bahwa Bagas sedang memandang Chinda bersama dengan Raffa yang datang dari luar juga.

"Apa kabar Yang Mulia? Putri Mahkota juga datang.." sapa ramah Chindai.

Chelsea pun hanya membalas tersenyum.Athmosphere diruang tersebut berubah menjadi beku.

*Diarea kandang kuda

CP Bagas tengah sendirian berada dikandang kuda untuk mengambil kudanya. Chindai yang mengetahui ini pun tidak menyia-nyiakan kesempatan.

"Ini sudah lama bukan kita tidak sedekat ini. Biasanya kita hanya dapat memandang dari kejauhan.Kita terlihat saling tidak mengenal dari kejauhan.Saling tidak menyapa disaat bertemu. Kamu selalu bersikap dingin kepadaku. Kamu sangat berubah,"ujar Chindai yang nyamperin Bagas.

"Jadi seharusnya kamu menerimaku ketika aku melamarmu dulu. Sekarang, kamu hanya merasa menyesal dan bersalah bukan? Ini karena dia yang menjadi Putri Mahkota, jadi kamu terganggu. Sekarang semuanya menjadi tidak enak bukan? Aku merasa sangat beruntung,"ucap CP Bagas yang kemudian pergi dengan kudannya meninggalkan Chindai sendirian.

*Dibalkon atas

Chelsea sedang bersama Raffa melihat orang yang sedang berlatih kuda dilapangan. Dari balkon inipun dapat terlihat kandang kuda dan tentu saja, dari sini Chelsea dan Rafa baru saja melihat Bagas dan Chindai yang mengobrol.

"Sebenarnya ada apa dengan mereka? Mereka tidak berkuda. Hanya saling melihat dengan sangat dingin,"ujar CP Chelsea dengan lesu.

"Jangan terlalu berharap pada Bagas. Harapan yang terlalu tinggi bisa menjadi kekecewaan yang besar juga. Dia kadang-kadang akan memperlakukanmu secara baik. Namun yang benar-benar ia cintai hanya Chinda. Dia tidak mungkin bisa mencintaimu, hatinya sudah berada ditempat lain," Rafa memanas-manasi yang membuat Chelsea bungkam.

Dan ternyata, dari jauh Bagas dengan raut muka marah dapat melihat kebersamaan Chelsea dan Raffa tersebut.

-TBC-

NB : Maaf jarang update ini FF.
KENAPA???

1. Aku gak mau asal-asalan buat cerita. Apalagi dengan cerita yang nyangkut ada adatnya gni. Jadi biasanya untuk ngrampungin satu part PH ini, aku butuh beberapa refrensi. Semisal dari part ini, aku butuh refrensi untuk makanan tradisional/khas Palembang. Kan gak seru kalo cuma fiktif. Juga cara buat empek-empek. lumayan nambah pengetahuan juga kan :)

2. Yang dah pasti dan jelas, kesibukan pribadi.

Jadi maklumin ya kalau lama updatenya...
Emh, masih sangat ditunggu komentar dan sarannya lho ya ditwitter @bitaBee, Chat Box atau comment di page ini :))
Terimakasih sudah sempet mampir :)

No comments:

Post a Comment