Tuesday 18 June 2013

Princess Hours versi IC [Chapter 2 part 1]

Tak sengaja, P.Rafa yang sedang mencari ibunya, berjalan mundur dan menabrak Chindai. Hp yang dipegang Chindai-pun terjatuh. Dengan reflek P.Rafa pun mengambilkan hp Chindai yang terjatuh dan ternyata layarnya retak. Namun bukan itu yang menjadi fokus P.Rafa. Dia melihat background hp Chindai yang seperti foto CP Bagas sedang berfoto dengan Chindai. Chindai yang menyadari akan foto tersebut, buru-buru meminta hp tersebut dan meninggalkan P.Rafa yang masih bengong berpikir. 

*Di Istana kediaman CP Bagas

Cp Bagas sedang risau, karena mulai besok upacara pernikahannya akan dilangsungkan. Malam itu dia tidak bisa tidur nyenyak. Dia ingin menelephone Chinda, namun dia ragu.

*Dikamar hotel Chindai

Chindai sedang berada dikamar hotelnya melihat sekitar dari balkonnya. Dia seperti terlihat tak nyaman dan sedang melamun juga. Tiba-tiba dai mendengar suara telephone dari dalam kamarnya. Buru-buru Chindai masuk.

Namun ternyata yang berbunyi adalah telephone hotel, bukan hpnya. Dia mengangkatnya dan yang telephone adalah guru violin-nya yang menanyakan apa perlu malam ini sebelum Chindai tidur, mereka latihan dulu? Chindai-pun mengiyakan mau berlatih bersama dahulu.

Setelah telephone ditutup, Chindai melihat hp’nya yang terletak dimeja, disamping telephone hotel itu. Layarnya telah retak akibat jatuh tabrakan tadi, dan juga tak bisa dihidupkan. Kemudian Chindai mengambil simcard’nya dan membuang hp’nya kedalam tong sampah yang ada di kamarnya.

*Di Istana

CP Bagas akhirnya akan menelephone Chindai. Namun hp’nya tidak aktif. Dia menghela nafas panjang. CP Bagas memutuskan keluar kamar. Disaat dia keluar kamar, ternyata lebih banyak pengawal istana yang berada diluar dari pada hari biasa. CP Bagas hanya bisa semakin bersabar, karena dia benar-benar dijaga sekarang untuk persiapan pernikahannya besok.

CP Bagas pergi keruang olahraga. Dia berlatih pedang bersama gurunya. Dan tiba-tiba saja Yang Mulia Ratu Agni datang menghampirinya. Akhirnya mereka pergi mengobrol.

“Kamu tahu alasan kenapa Rafa tiba-tiba pulang?” tanya Queen Agni.
“Dia tidak mengatakan apa-apa.  Kenapa? Apa itu sebuah masalah?” tanya CP Bagas dengan santai.

“Hanya sedikit orang yang mengetahui tentang penyakit Raja, aku hanya takut bila ada hubungannya dengan ini,” jawab Queen Agni, “Apakah itu tidak aneh, seseorang yang telah pergi dan tak kembali hampir sealma 15 tahun tiba-tiba kembali disaat seperti ini. Bukankah itu aneh?” lanjut Queen Agni.

“Jadi ibunda kesini hanya untuk hal seperti ini?” keluh CP Bagas.
“Kamu harus berhati-hati dengan kehadiran Rafa,” perintah Queen Agni.

CP Bagas yang mendengarnya merasa tak penting mendengarkan ini, dia dengan cuek meninggalkan ibunnya dan meminta pelatihnya untuk melanjutkan latihan. Queen Agni yang melihat tingkah anaknya, hanya bisa menghela nafas panjang.

*Di rumah Chelsea

Karena Chelsea sudah berada di istana, maka dirumah Chelsea sepi-sepi saja walau kesibukan upacara pernikahan akan dilaksanakan besok. Mama Iffy, Papa Rio dan Rafli hanya mempersiapkan diri untuk acara pernikahan Chelsea. Mereka sedang berkumpul, dan mendoakan leluhur mereka, terutama kakek atau ayah mama Iffy.

“Ayah, maafkan aku. Dulu kami tidak percaya dengan ucapan ayah bahwa Chelsea akan menikah 
dengan seorang Pangeran. Dan kuucapkan terimakasih ayah,” ungkap Mama Iffy sambil memegangi foto mendiang ayahnya.

“Terimakasih ayah, ini semua berkat engkau,” ucap Papa Rio.

Rafli yang berada disitu juga, hanya cuek saja sampai ia ditegur Papa Rio,
“Rafli, ucapkan sesuatu pada kakek kamu,” perintah Papa Rio.
Rafli dengan malas-malasan karena menganggap aneh berbicara dengan foto, akhirnya berujar;

“Kakek, jadikanlah aku model terkenal,”

“Haish, apa-apaan anak ini,” keluh Papa dan Mama bebarengan.
“Ucapkan yang benar,” perintah Mama.
“Kakek, terimakasih,” ucap Rafli.

“Selain ini karena ayah, ini semua juga merupakan campur tangan Tuhan bukan? Terimakasih Tuhan, atas semuanya,” ucap Mama Iffy.

“Ngomong-ngomong, apa ayah sudah menghafal nasehat yang akan ayah ucapkan untuk pengantin besok?” tanya Rafli.
“Tentu saja,” jawab Papa Rio,”Jadilah kelauarga yang harmonis. Jangan lupa untuk selalu peduli dan patuh.Percaya dan ikuti nasehatan orangtua karena.....” lanjut  Papa Rio namun terputus.
“Aish, awas saja kalau besok kamu lupa,” keluh Mama Iffy.
“Apa-apaan kamu ini, tak pantas kamu berkata begitu dalam pernikahan anak kita,” ujar Papa.

Rafli yang melihat pertengkaran konyol orangtuannya hanya geleng-geleng kepala.

*Pagi hari di Istana

Kesibukan sudah sangat terlihat di Istana. Walau pernikahan akan dilakukan pada besok pagi, namun persiapan yang sudah termasuk mapan, tetap saja masih terlihat sibuk. Karena memang pernikahan berpusat di Istana.

Adat yang digunakan dalam pernikahan ini adalah adat Palembang. Pernikahan sendiri akan dilakukan malam hari ini. Sedangkan persiapan pernikahan memang sudah dilakukan selama dua mingguan ini. Dari acara madik (menyelidiki calon menantu/mempelai wanita), menyenggung (menyatakan tujuan penegasan maksud keluarga laki-laki kepada kel. Perempuan), meminang, berasan (bermusyawrah menindaklanjuti acara lamaran tersebut), mutus kato (memutuskan hasil musyawarah), hingga acara memasak/ngocek bawang telah dilakukan secara simbolik.

Kegiatan hari itu, Chelsea tidak mengikuti pelajaran tata-krama ataupun pelajaran dari istana lainnya. Chelsea sedang dipersiapkan untuk acara pernikahan malam ini. Chelsea menjalani ritual pingit atau dilarang keluar kamar. Didalam kamar, ada seorang pawang atau dukun  dan juga tungggu jero yang memberi wejangan atau nasehat kepada Chelsea tentang kehidupan rumah tangga. Selain itu, Chelsea juga menjalani perawatan tubuh dan kuku kaki dan tangannya dihias dengan pacar.

Sang Pangeran pun melakukan hal yang sama. CP Bagas mempersiapkan diri dikamarnya. Nanti malam, dia akan mendengarkan nasehat-nasehat dari tetua dan mendengarkan wejangan tentang pernikahan dan juga takhta yang akan disandangnya kelak, menjadi seorang raja.

*Pagi hari di Istana

Pagi sekali Istana sudah disibukkan dengan persiapan janji pernikahan yang akan dilakukan CP Bagas dengan Chelsea. Pukul 8 pagi upacara pernikahan itu akan berlangsung. Saat pernikahan berlangsung, Chelsea berada dikamar belum boleh bertemu sebelum resmi CP Bagas diambil sumpahnya untuk menikah dengan Chelsea.

*Arena perlombaan violin

Chindai sedang memperhatikan peserta yang sedang bermain violin dipanggung dari belakang stage. Lagu yang dimainkan peserta itu, mengingatkan Chindai akan sebuah moment. Ketika itu, diruang musik, tempat biasa Chindai dan Bagas bertemu, Chindai dengan biolanya dan CP Bagas dengan piano memainkan lagu tersebut. Chindai sedih mengingatnya.

*Kamar Chelsea

Chelsea terlihat murung dikamar. Dia tidak terlihat bahagia, padahal dia akan menikah. Dia memikirkan banyak hal. Dari bagaimana dia akan menjalani kehidupannya kedepan hingga ingat akan CP Bagas yang melamar Chindai juga perkataan CP Bagas tentang dirinya.

*flashback

“Aku bukan orang bodoh yang mau mengurung seseorang yang ku cintai didalam peraturan-peraturan istana,” lanjut Bagas yang tetap dengan posisi seperti akan mencium chelsea.
“Lalu, bagaimana denganku?” tanya Chelsea.
“Kau? Kita tidak mempunyai hubungan apapaun, jadi kenapa aku harus memikirkan bagaimana denganmu,” jawab pangeran bagas sambil berjalan menjauh dari Chelsea.
--
“Aku akan mengusahakan ini. Aku juga pernah mengalami masa sulit sepertimu, saat aku menjalani pelatihan seperti ini waktu kecil. Aku masih muda, tapi kurasa akan sulit untuk kita bercerai. Jadi, katakan padaku bila kau ingin mati, sehingga aku dapat bercerai darimu,” ucap sakartis CP Bagas.

*flashback end

Hal itu membuat hati Chelsea sakit.

“Yang Mulia Putri Mahkota Chelsea, anda sudah diperbolehkan keluar dan menuju aula untuk bertemu suami anda,” ucap Dayang Misel yang menjemput Chelsea.

“Apa, jadi sumpah itu sudah dilakukan,” pikiran Chelsea jadi semakin kalut.

*Arena perlombaan biola

Chindai sedang berada ditengah panggung. Dia terlihat apik memainkan biolanya. Lagu yang ia mainkanpun lagu ceria. Sehingga dia pun tak jarang terlihat senyum cantikya, dia terlihat apik dan cantik ketika memainkan biolanya, tapi entahlah dengan hatinya.

*Di aula istana

CP Bagas yang baru saja mengambil sumpah untuk menjadi suami Chelsea, bersikap santai dan tenang-tenang saja. Dia masih terlihat cuek dengan pernikahan ini. Dia masih berharap bisa bercerai dengan Chelsea suatu saat nanti. Walau begitu, kenyataannya dia pun risau. Namun bagaimana lagi, ini adalah pernikahan resmi yang dilakukan oleh keluarga kerajaan yang dilihat oleh seluruh rakyatnya.

Chelsea baru saja sampai di aula istana. Lalu ritual pernikahan pun dilanjutkan. Orangtua kedua mempelai memberikan nasehat-nasehat diikuti oleh tetua kerajaan. Acara terlihat sangat membosankan bagi Chelsea dan CP Bagas. Namun bagi Chelsea, ada yang lebih merisaukan. Dia khawatir bila terjadi kesalahan yang dilakukan dirinya. Sehingga dia sangat berhati-hati dalam melakukan upacara pernikahan ini.

CP Bagas yang melihat muka murung Chelsea tersenyum, Chelsea yang melihatnya memperlihatkan muka sinis kemudian CP Bagas bergumam menggerakkan bibirnya bilang; “Apa?” sambil tersenyum.

Pernikahan istana ini disiarkan langsung melalui tv, namun yang hadir secara langsung hanya orang-orang penting. Karena acara untuk rakyat baru akan dilaksanakan siang hari. Pengantin akan diarak disekitar istana. Dari aula istana akan diarak menuju kediaman baru mereka dengan berkeliling sekitar istana terlebih dahulu. Dan diluar Istana sudah dipadati oleh masyarakat yang ingin melihat prosesi pernikahan tersebut. Diluar istana juga disediakan giant screen untuk para masyarakat yang berada diluar istana.

*Dikamar hotel Rafa

P. Rafa sedang besama ibunya dikamar hotel. Mereka pun menghidupkan tv yang hampir semua chanel menyiarkan tentang pernikahan Istana. Sambil membaca buku yang dibawanya, P.Rafa bertanya kepada ibunya yang juga sibuk membaca majalahnya.

“Ibu, bukankah seharusnya aku yang berada disana sekarang?” ucap P.Rafa dengan sedih.
“Omong apa kamu? Memang benar, seharusnya kamu. Namun sudahlah, kita fokus saja akan tujuan kita pulang,” jawab ibu P.Rafa, Princess Shilla.

Hp P.Rafa pun berdering. P.Rafa melihat siapa yang menelephone. Dan ternyata yang menelephone dari Istana. Melalui dayangnya, Ibu Suri menanyakan dimana P.Rafa kenapa belum hadir di Istana. P.Rafa pun berjanji akan segera hadir di Istana.

Memang Ibu Suri hanya mengetahui bahwa P.Rafa saja yang sudah berada di Paalembang. Keluarga Kerajaan belum mengetahui bahwa Princess Shilla sudah berada di Palembang. Mereka tahunnya bahwa Princess Shilla masih di London menyelesaikan urusannya sebelum akan mengikuti P.Rafa pulang ke Palembang.

*Di halaman aula istana

Halaman aula Istana sudah ramai dengan hadirnya para pencari berita. Karena memang yang dibolehkan masuk ke area tersebut hanya wartawan dan undangan. P. Rafa yang sudah hadir di Istana, tidak jadi masuk kedalam aula karena acara di dalam aula sudah selesai dan P.Rafa pun bergabung dikerumunan para wartawan. Para wartawan itu belum tahu siapa P. Rafa karena pihak kerajaan belum mengenalkan kembali P.Rafa yang telah kembali dari London.

P.Rafa hanya melihat dari jauh prosesi pernikahan tersebut. Disaat dia sampai, Pengantin baru tersebut baru saja keluar dari aula dan akan mengikuti acara selanjutnya yaitu arak-arakkan. P. Rafa yang melihat itu, terlihat sedih. Kemudian dia meninggalkan area tersebut.

*Halaman belakang istana

Ternyata P.Rafa pergi ke halaman belakang istana. Dia mengingat masa kecilnya disitu ketika ayahnya masih ada. Dia juga mengingat ketika bermain bersama Bagas ditempat itu. Tiba-tiba P.Rafa dihampiri oleh Dayang Istana. Dayang tersebut adalah Dayang pribadi Ibu Suri. Mereka pun mengobrol.

“Apa yang Mulia lakukan disini?” tanya dayang.
“Ah, bibi. Tidak, aku hanya ingat tempat ini saja,” jawab P.Rafa.
“Benar juga, dulu Pangeran sering bermain disini bersama mending Putra Mahkota dan tentunya Pangeran Bagas,” kata Dayang,” Waktu itu, mendiang ayah Pangeran masih menjadi Putra Mahkota yang akan menjadi Raja. Bila saja tidak terjadi kecelakaan itu, tentunya sekarang.... Ah, maaf yang Mulia. Anda mengingatkan saya tentang mendiang Putra Mahkota,” jelas Dayang Ibu Suri.

P. Rafa yang mendengarnya merasa sedih dan mencoba tersenyum.

*Sekitar Istana

Masyarakat yang penasaran akan prosesi pernikahan kerajaan sudah berkumpul di sekitaran Istana. Rombongan arak-arakan pengantin baru sudah sampai disana. CP Bagas terlihat selalu tersenyum dan melambaikan tangannya. Sedangkan CP Chelsea hanya tersenyum dan terlihat antara malu atau minder sedih.

Terlihat banyak sekali yang hadir disekitaran istana. Tak terkecuali Angel, Marsha dan Novi. Mereka terlihat sangat bersemangat untuk berteriak memanggil Chelsea, terlebih Marsha dan Novi. Namun sayang, karena keadaan memang sangat ramai, Chelsea tidak melihat dan mendengar panggilan teman-temannya. Mereka terlihat sanggat kecewa.

*Rumah Chelsea

Terlihat keramaian di rumah Chelsea, karena memang sedang ada acara syukuran dirumah tersebut. Telephone pun tak berhenti berdering dirumah Chelsea. Rafli yang ditelephone teman-temannya, rekan bisnis dan keluarga jauh pun seperti berlomba-lomba pada telephone.

“Sayang, ini dari om Ardi,” ucap Papa Rio sambil memberikan telephone kepada istrinya.
“Om Ardi, ah tidak. Bilang saja aku sibuk. Apa-apaan itu, ketika kita masih susah saja, mereka menjauhi kita. Sekarang, seperti berlomba-lomba mereka membaiki kita,” keluh Mama Iffy yang sibuk mempersiapkan makanan untuk tamu-tamunya.

“Jangan begitu sayang, dunia itu berputar. Tidak baik bersikap sama seperti mereka,” nasehat Papa Rio.
Akhirnya mama Iffy pun mau menerima telephone dari Om Ardi. Dan ternayta selain mengucapkan selamat, keluarga kakek Ardi juga mau membeli asuransi dari perusahaan keluarga Chelsea.

“Mereka mau membeli asuransi dari keluarga kita?’ tanya Papa Rio setelah Mama Iffy selesai meneriam telephone.
“Iya, bahkan untuk satu kelurganya. Aneh bukan, padahal dulu aku tawarin mereka, aku ditolak mentah-mentah,” ujar Mama Iffy.

*Istana sore hari

Acara iring-iringan pengantin baru sudah selesai. CP Bagas dan CP Chelsea sudah berada dikediaman baru mereka. Sayangnya, kediaman beru mereka berdekatan dengan kediaman Ibu Suri, tidak seperti yang diharapkan CP Bagas yang jauh dari pengawasan tetua.

CP Bagas telah berada di depan kamar pengantin. Dan CP Chelsea telah berada didalam kamar. Mereka akan melakukan ritual terakhir.

-TBC-

NB:
Maaf, telat. Semalem jaringan down.
Kerena banyak yang gak setuju dgn 500 views, ku usahain 1 day 1 part lg deh... :)
Commentnya masih ditunggu di twitter @bitaBee, Chat Room juga comment dilaman ini yah. :))
Happy reading ^^

2 comments:

  1. Eh maaf, aq liat kok jadi 2 days 1 part yah... :(
    aq posting klo jaringan juga bersahabat ya. Semalem jaringan down sih :(

    ReplyDelete
  2. Lanjut chapter3 dong:') pembaca setia nih!!^^ ★

    ReplyDelete