Tak sengaja, P.Rafa yang
sedang mencari ibunya, berjalan mundur dan menabrak Chindai. Hp yang dipegang
Chindai-pun terjatuh. Dengan reflek P.Rafa pun mengambilkan hp Chindai yang
terjatuh dan ternyata layarnya retak. Namun bukan itu yang menjadi fokus
P.Rafa. Dia melihat background hp Chindai yang seperti foto CP Bagas sedang
berfoto dengan Chindai. Chindai yang menyadari akan foto tersebut, buru-buru
meminta hp tersebut dan meninggalkan P.Rafa yang masih bengong berpikir.
*Di Istana kediaman CP
Bagas
Cp Bagas sedang risau,
karena mulai besok upacara pernikahannya akan dilangsungkan. Malam itu dia
tidak bisa tidur nyenyak. Dia ingin menelephone Chinda, namun dia ragu.
*Dikamar hotel Chindai
Chindai sedang berada
dikamar hotelnya melihat sekitar dari balkonnya. Dia seperti terlihat tak
nyaman dan sedang melamun juga. Tiba-tiba dai mendengar suara telephone dari
dalam kamarnya. Buru-buru Chindai masuk.
Namun ternyata yang
berbunyi adalah telephone hotel, bukan hpnya. Dia mengangkatnya dan yang
telephone adalah guru violin-nya yang menanyakan apa perlu malam ini sebelum
Chindai tidur, mereka latihan dulu? Chindai-pun mengiyakan mau berlatih
bersama dahulu.
Setelah telephone
ditutup, Chindai melihat hp’nya yang terletak dimeja, disamping telephone hotel
itu. Layarnya telah retak akibat jatuh tabrakan tadi, dan juga tak bisa dihidupkan.
Kemudian Chindai mengambil simcard’nya
dan membuang hp’nya kedalam tong sampah yang ada di kamarnya.
*Di Istana
CP Bagas akhirnya akan
menelephone Chindai. Namun hp’nya tidak aktif. Dia menghela nafas panjang. CP
Bagas memutuskan keluar kamar. Disaat dia keluar kamar, ternyata lebih banyak
pengawal istana yang berada diluar dari pada hari biasa. CP Bagas hanya bisa
semakin bersabar, karena dia benar-benar dijaga sekarang untuk persiapan
pernikahannya besok.
CP Bagas pergi keruang
olahraga. Dia berlatih pedang bersama gurunya. Dan tiba-tiba saja Yang Mulia
Ratu Agni datang menghampirinya. Akhirnya mereka pergi mengobrol.
“Kamu tahu alasan kenapa
Rafa tiba-tiba pulang?” tanya Queen Agni.
“Dia tidak mengatakan
apa-apa. Kenapa? Apa itu sebuah
masalah?” tanya CP Bagas dengan santai.
“Hanya sedikit orang yang
mengetahui tentang penyakit Raja, aku hanya takut bila ada hubungannya dengan
ini,” jawab Queen Agni, “Apakah itu tidak aneh, seseorang yang telah pergi dan
tak kembali hampir sealma 15 tahun tiba-tiba kembali disaat seperti ini.
Bukankah itu aneh?” lanjut Queen Agni.
“Jadi ibunda kesini hanya
untuk hal seperti ini?” keluh CP Bagas.
“Kamu harus berhati-hati
dengan kehadiran Rafa,” perintah Queen Agni.
CP Bagas yang mendengarnya
merasa tak penting mendengarkan ini, dia dengan cuek meninggalkan ibunnya dan
meminta pelatihnya untuk melanjutkan latihan. Queen Agni yang melihat tingkah
anaknya, hanya bisa menghela nafas panjang.
*Di rumah Chelsea
Karena Chelsea sudah
berada di istana, maka dirumah Chelsea sepi-sepi saja walau kesibukan upacara pernikahan
akan dilaksanakan besok. Mama Iffy, Papa Rio dan Rafli hanya mempersiapkan diri
untuk acara pernikahan Chelsea. Mereka sedang berkumpul, dan mendoakan leluhur
mereka, terutama kakek atau ayah mama Iffy.
“Ayah, maafkan aku. Dulu
kami tidak percaya dengan ucapan ayah bahwa Chelsea akan menikah
dengan seorang
Pangeran. Dan kuucapkan terimakasih ayah,” ungkap Mama Iffy sambil memegangi
foto mendiang ayahnya.
“Terimakasih ayah, ini
semua berkat engkau,” ucap Papa Rio.
Rafli yang berada disitu
juga, hanya cuek saja sampai ia ditegur Papa Rio,
“Rafli, ucapkan sesuatu
pada kakek kamu,” perintah Papa Rio.
Rafli dengan
malas-malasan karena menganggap aneh berbicara dengan foto, akhirnya berujar;
“Kakek, jadikanlah aku
model terkenal,”
“Haish, apa-apaan anak
ini,” keluh Papa dan Mama bebarengan.
“Ucapkan yang benar,”
perintah Mama.
“Kakek, terimakasih,”
ucap Rafli.
“Selain ini karena ayah,
ini semua juga merupakan campur tangan Tuhan bukan? Terimakasih Tuhan, atas
semuanya,” ucap Mama Iffy.
“Ngomong-ngomong, apa
ayah sudah menghafal nasehat yang akan ayah ucapkan untuk pengantin besok?”
tanya Rafli.
“Tentu saja,” jawab Papa
Rio,”Jadilah kelauarga yang harmonis. Jangan lupa untuk selalu peduli dan
patuh.Percaya dan ikuti nasehatan orangtua karena.....” lanjut Papa Rio namun terputus.
“Aish, awas saja kalau
besok kamu lupa,” keluh Mama Iffy.
“Apa-apaan kamu ini, tak
pantas kamu berkata begitu dalam pernikahan anak kita,” ujar Papa.
Rafli yang melihat
pertengkaran konyol orangtuannya hanya geleng-geleng kepala.
*Pagi hari di Istana
Kesibukan sudah sangat
terlihat di Istana. Walau pernikahan akan dilakukan pada besok pagi, namun
persiapan yang sudah termasuk mapan, tetap saja masih terlihat sibuk. Karena
memang pernikahan berpusat di Istana.
Adat yang digunakan dalam
pernikahan ini adalah adat Palembang. Pernikahan sendiri akan dilakukan malam
hari ini. Sedangkan persiapan pernikahan memang sudah dilakukan selama dua
mingguan ini. Dari acara madik
(menyelidiki calon menantu/mempelai wanita), menyenggung (menyatakan tujuan penegasan maksud keluarga laki-laki
kepada kel. Perempuan), meminang, berasan
(bermusyawrah menindaklanjuti acara lamaran tersebut), mutus kato (memutuskan hasil musyawarah), hingga acara memasak/ngocek bawang telah dilakukan secara
simbolik.
Kegiatan hari itu,
Chelsea tidak mengikuti pelajaran tata-krama ataupun pelajaran dari istana
lainnya. Chelsea sedang dipersiapkan untuk acara pernikahan malam ini. Chelsea
menjalani ritual pingit atau dilarang
keluar kamar. Didalam kamar, ada seorang pawang
atau dukun dan juga tungggu
jero yang memberi wejangan atau nasehat kepada Chelsea tentang kehidupan
rumah tangga. Selain itu, Chelsea juga menjalani perawatan tubuh dan kuku kaki
dan tangannya dihias dengan pacar.
Sang Pangeran pun
melakukan hal yang sama. CP Bagas mempersiapkan diri dikamarnya. Nanti malam,
dia akan mendengarkan nasehat-nasehat dari tetua dan mendengarkan wejangan
tentang pernikahan dan juga takhta yang akan disandangnya kelak, menjadi
seorang raja.
*Pagi hari di Istana
Pagi sekali Istana sudah
disibukkan dengan persiapan janji pernikahan yang akan dilakukan CP Bagas
dengan Chelsea. Pukul 8 pagi upacara pernikahan itu akan berlangsung. Saat
pernikahan berlangsung, Chelsea berada dikamar belum boleh bertemu sebelum
resmi CP Bagas diambil sumpahnya untuk menikah dengan Chelsea.
*Arena perlombaan violin
Chindai sedang
memperhatikan peserta yang sedang bermain violin dipanggung dari belakang stage. Lagu yang dimainkan peserta itu,
mengingatkan Chindai akan sebuah moment.
Ketika itu, diruang musik, tempat biasa Chindai dan Bagas bertemu, Chindai dengan biolanya dan CP Bagas dengan piano memainkan lagu tersebut. Chindai sedih
mengingatnya.
*Kamar Chelsea
Chelsea terlihat murung
dikamar. Dia tidak terlihat bahagia, padahal dia akan menikah. Dia memikirkan
banyak hal. Dari bagaimana dia akan menjalani kehidupannya kedepan hingga ingat
akan CP Bagas yang melamar Chindai juga perkataan CP Bagas tentang dirinya.
*flashback
“Aku bukan orang bodoh
yang mau mengurung seseorang yang ku cintai didalam peraturan-peraturan
istana,” lanjut Bagas yang tetap dengan posisi seperti akan mencium chelsea.
“Lalu, bagaimana
denganku?” tanya Chelsea.
“Kau? Kita tidak mempunyai hubungan apapaun, jadi kenapa aku harus memikirkan bagaimana denganmu,” jawab pangeran bagas sambil berjalan menjauh dari Chelsea.
“Kau? Kita tidak mempunyai hubungan apapaun, jadi kenapa aku harus memikirkan bagaimana denganmu,” jawab pangeran bagas sambil berjalan menjauh dari Chelsea.
--
“Aku akan mengusahakan
ini. Aku juga pernah mengalami masa sulit sepertimu, saat aku menjalani
pelatihan seperti ini waktu kecil. Aku masih muda, tapi kurasa akan sulit untuk
kita bercerai. Jadi, katakan padaku bila kau ingin mati, sehingga aku dapat
bercerai darimu,” ucap sakartis CP Bagas.
*flashback end
Hal itu membuat hati
Chelsea sakit.
“Yang Mulia Putri Mahkota
Chelsea, anda sudah diperbolehkan keluar dan menuju aula untuk bertemu suami
anda,” ucap Dayang Misel yang menjemput Chelsea.
“Apa, jadi sumpah itu
sudah dilakukan,” pikiran Chelsea jadi semakin kalut.
*Arena perlombaan biola
Chindai sedang berada
ditengah panggung. Dia terlihat apik memainkan biolanya. Lagu yang ia
mainkanpun lagu ceria. Sehingga dia pun tak jarang terlihat senyum cantikya,
dia terlihat apik dan cantik ketika memainkan biolanya, tapi entahlah dengan
hatinya.
*Di aula istana
CP Bagas yang baru saja
mengambil sumpah untuk menjadi suami Chelsea, bersikap santai dan tenang-tenang
saja. Dia masih terlihat cuek dengan pernikahan ini. Dia masih berharap bisa
bercerai dengan Chelsea suatu saat nanti. Walau begitu, kenyataannya dia pun
risau. Namun bagaimana lagi, ini adalah pernikahan resmi yang dilakukan oleh
keluarga kerajaan yang dilihat oleh seluruh rakyatnya.
Chelsea baru saja sampai
di aula istana. Lalu ritual pernikahan pun dilanjutkan. Orangtua kedua
mempelai memberikan nasehat-nasehat diikuti oleh tetua kerajaan. Acara terlihat
sangat membosankan bagi Chelsea dan CP Bagas. Namun bagi Chelsea, ada yang
lebih merisaukan. Dia khawatir bila terjadi kesalahan yang dilakukan dirinya.
Sehingga dia sangat berhati-hati dalam melakukan upacara pernikahan ini.
CP Bagas yang melihat
muka murung Chelsea tersenyum, Chelsea yang melihatnya memperlihatkan muka
sinis kemudian CP Bagas bergumam menggerakkan bibirnya bilang; “Apa?” sambil
tersenyum.
Pernikahan istana ini disiarkan langsung melalui tv, namun yang hadir secara langsung hanya orang-orang penting. Karena acara untuk rakyat baru akan dilaksanakan siang hari. Pengantin akan diarak disekitar istana. Dari aula istana akan diarak menuju kediaman baru mereka dengan berkeliling sekitar istana terlebih dahulu. Dan diluar Istana sudah dipadati oleh masyarakat yang ingin melihat prosesi pernikahan tersebut. Diluar istana juga disediakan giant screen untuk para masyarakat yang berada diluar istana.
*Dikamar hotel Rafa
P. Rafa sedang besama
ibunya dikamar hotel. Mereka pun menghidupkan tv yang hampir semua chanel
menyiarkan tentang pernikahan Istana. Sambil membaca buku yang dibawanya,
P.Rafa bertanya kepada ibunya yang juga sibuk membaca majalahnya.
“Ibu, bukankah seharusnya
aku yang berada disana sekarang?” ucap P.Rafa dengan sedih.
“Omong apa kamu? Memang
benar, seharusnya kamu. Namun sudahlah, kita fokus saja akan tujuan kita
pulang,” jawab ibu P.Rafa, Princess Shilla.
Hp P.Rafa pun berdering.
P.Rafa melihat siapa yang menelephone. Dan ternyata yang menelephone dari
Istana. Melalui dayangnya, Ibu Suri menanyakan dimana P.Rafa kenapa belum hadir
di Istana. P.Rafa pun berjanji akan segera hadir di Istana.
Memang Ibu Suri hanya
mengetahui bahwa P.Rafa saja yang sudah berada di Paalembang. Keluarga Kerajaan belum mengetahui bahwa Princess Shilla sudah berada di Palembang.
Mereka tahunnya bahwa Princess Shilla masih di London menyelesaikan urusannya
sebelum akan mengikuti P.Rafa pulang ke Palembang.
*Di halaman aula istana
Halaman aula Istana sudah
ramai dengan hadirnya para pencari berita. Karena memang yang dibolehkan masuk
ke area tersebut hanya wartawan dan undangan. P. Rafa yang sudah hadir di
Istana, tidak jadi masuk kedalam aula karena acara di dalam aula sudah selesai
dan P.Rafa pun bergabung dikerumunan para wartawan. Para wartawan itu belum
tahu siapa P. Rafa karena pihak kerajaan belum mengenalkan kembali P.Rafa yang
telah kembali dari London.
P.Rafa hanya melihat dari
jauh prosesi pernikahan tersebut. Disaat dia sampai, Pengantin baru tersebut
baru saja keluar dari aula dan akan mengikuti acara selanjutnya yaitu
arak-arakkan. P. Rafa yang melihat itu, terlihat sedih. Kemudian dia
meninggalkan area tersebut.
*Halaman belakang istana
Ternyata P.Rafa pergi ke
halaman belakang istana. Dia mengingat masa kecilnya disitu ketika ayahnya
masih ada. Dia juga mengingat ketika bermain bersama Bagas ditempat itu.
Tiba-tiba P.Rafa dihampiri oleh Dayang Istana. Dayang tersebut adalah Dayang
pribadi Ibu Suri. Mereka pun mengobrol.
“Apa yang Mulia lakukan
disini?” tanya dayang.
“Ah, bibi. Tidak, aku
hanya ingat tempat ini saja,” jawab P.Rafa.
“Benar juga, dulu
Pangeran sering bermain disini bersama mending Putra Mahkota dan tentunya
Pangeran Bagas,” kata Dayang,” Waktu itu, mendiang ayah Pangeran masih menjadi
Putra Mahkota yang akan menjadi Raja. Bila saja tidak terjadi kecelakaan itu,
tentunya sekarang.... Ah, maaf yang Mulia. Anda mengingatkan saya tentang
mendiang Putra Mahkota,” jelas Dayang Ibu Suri.
P. Rafa yang mendengarnya
merasa sedih dan mencoba tersenyum.
*Sekitar Istana
Masyarakat yang penasaran
akan prosesi pernikahan kerajaan sudah berkumpul di sekitaran Istana. Rombongan
arak-arakan pengantin baru sudah sampai disana. CP Bagas terlihat selalu
tersenyum dan melambaikan tangannya. Sedangkan CP Chelsea hanya tersenyum dan
terlihat antara malu atau minder sedih.
Terlihat banyak sekali
yang hadir disekitaran istana. Tak terkecuali Angel, Marsha dan Novi. Mereka
terlihat sangat bersemangat untuk berteriak memanggil Chelsea, terlebih Marsha
dan Novi. Namun sayang, karena keadaan memang sangat ramai, Chelsea tidak
melihat dan mendengar panggilan teman-temannya. Mereka terlihat sanggat kecewa.
*Rumah Chelsea
Terlihat keramaian di
rumah Chelsea, karena memang sedang ada acara syukuran dirumah tersebut.
Telephone pun tak berhenti berdering dirumah Chelsea. Rafli yang ditelephone
teman-temannya, rekan bisnis dan keluarga jauh pun seperti berlomba-lomba pada
telephone.
“Sayang, ini dari om
Ardi,” ucap Papa Rio sambil memberikan telephone kepada istrinya.
“Om Ardi, ah tidak.
Bilang saja aku sibuk. Apa-apaan itu, ketika kita masih susah saja, mereka
menjauhi kita. Sekarang, seperti berlomba-lomba mereka membaiki kita,” keluh
Mama Iffy yang sibuk mempersiapkan makanan untuk tamu-tamunya.
“Jangan begitu sayang, dunia
itu berputar. Tidak baik bersikap sama seperti mereka,” nasehat Papa Rio.
Akhirnya mama Iffy pun
mau menerima telephone dari Om Ardi. Dan ternayta selain mengucapkan selamat,
keluarga kakek Ardi juga mau membeli asuransi dari perusahaan keluarga Chelsea.
“Mereka mau membeli
asuransi dari keluarga kita?’ tanya Papa Rio setelah Mama Iffy selesai meneriam
telephone.
“Iya, bahkan untuk satu
kelurganya. Aneh bukan, padahal dulu aku tawarin mereka, aku ditolak
mentah-mentah,” ujar Mama Iffy.
*Istana sore hari
Acara iring-iringan
pengantin baru sudah selesai. CP Bagas dan CP Chelsea sudah berada dikediaman
baru mereka. Sayangnya, kediaman beru mereka berdekatan dengan kediaman Ibu
Suri, tidak seperti yang diharapkan CP Bagas yang jauh dari pengawasan tetua.
CP Bagas telah berada di
depan kamar pengantin. Dan CP Chelsea telah berada didalam kamar. Mereka akan
melakukan ritual terakhir.
-TBC-
NB:
Maaf, telat. Semalem jaringan down.
Maaf, telat. Semalem jaringan down.
Kerena banyak yang gak setuju dgn 500 views, ku usahain 1 day 1 part lg deh... :)
Commentnya masih ditunggu di twitter @bitaBee, Chat Room juga comment dilaman ini yah. :))
Happy reading ^^
Eh maaf, aq liat kok jadi 2 days 1 part yah... :(
ReplyDeleteaq posting klo jaringan juga bersahabat ya. Semalem jaringan down sih :(
Lanjut chapter3 dong:') pembaca setia nih!!^^ ★
ReplyDelete