Wednesday 2 October 2013

Princess Hours versi IC [Chapter 3 part 4]



"Pagi-pagi tadi, Putra Mahkota mendatangi saya untuk meminta ijin tinggal untuk beberapa hari dikediaman keluarga Putri Mahkota. Saya pikir itu ide yang bagus. Putra Mahkota bisa belajar banyak hal dilingkungan yang berbeda dari istana. Bagaimana menurut Ibu Suri?" tanya King Cakka kepada Ibu Suri meminta persetujuan.

Chelsea yang hanya mendengarkan, terlihat senyum-senyum bahagia sambil melihat Bagas, dan tak menyangka Bagas akan melakukan ini.

"Ide yang bagus. Bukankah memang seharusnya seorang pengantin laki-laki tinggal untuk beberapa hari dikediaman mempelai wanita terlebih dahulu. Kita bisa menerapkan tradisi itu," jawab Ibu Suri menyetujui.

"Bagaiman menurutmu, Ratuku?" tanya Ibu Suri meminta pendapat.

"Tentu saja, apa yang dikatakan Ibu Suri tersebut terdengar logis. Saya setuju. Lalu, apa kah kamu setuju Putri Mahkota? Atau, kau punya rencana lain?" tanya Ratu.

Chelsea sedikit meminta pertolongan jawaban kepada Bagas apa yang harus ia katakan dengan menampakan ekspresi bertanya kepada Bagas. Bagas hanya cuek, lalu Chelsea pun menjawab,"Tidak, aku tidak masalah dengan ini semua," dengan ekspresi bahagia lalu berterimakasih kepada Ratu, Ibu Suri dan Raja dan suasana menjadi ceria.

Disaat akan meninggalkan kediaman Ibu Suri, Bagas meninggalkan Chelsea. Chelsea mengejar Bagas dan menarik lengannya, namun Bagas menangkisnya.

"Hey, seharusnya kita pergi bersama," ujar Chelsea dengan ceria sambil berlari mengejar Bagas.

P. Rafa yang baru sampai kekediaman Ibu Suri, melihat itu semua dan terlihat kecewa.

*Dikediaman Chelsea

Sore itu, Royal Couple segera berangkat kerumah Chelsea. Dirumah Chelsea, sudah ramai para kuli tinta menunggu kedatangan pasangan yang paling dinanti ini. Keluarga Chelsea pun tak kalah heboh. Mereka berdandan eksentrik untuk menyambut kedatangan putrinya dengan sang calon pewaris tahta.

Makanan enakpun, sudah banyak tersaji dimeja makan sederhana mereka.
Banyak makanan tradisioanal khas masyarakat Palembang yang tersedia dimeja tersebut, ada pempek, pindang ikan, pindang udang, pindang tulang, model, lenggang, laksan hingga tempoyak dan masih banyak lagi.

Royal Couple pun sampai dirumah Chelsea. Mereka buru-buru masuk rumah karena suasana depan rumah yang tidak kondusif karena telah dipenuhi para pencari berita dan warga sekitar yang ingin melihat kedatangan Royal Couple. Para pengawal pasangan kerajaan ini, tidak diperbolehkan untuk masuk rumah. Mereka hanya diijinkan untuk berjaga diluar rumah Putri Mahkota saja.

Royal Couple hanya masuk berdua, dan kehebohan pun terjadi antara Chelsea, Papa Rio, Rafli dan juga Mama Ify. Mereka saling berpelukan melepas rindu. Bagas yang ada disana, tersenyum melihat tingkah keluarga ini. Kemudian, Papa, Mama dan juga Rafli bersikap formal kembali dalam menyambut Putra Mahkota Bagas. Kekakuan diantara mereka pun terjadi.

Chelsea memecahkan kekauan itu, dengan mengajak mereka untuk makan malam. Chelsea sangat senang melihat makanan yang terhidang dimeja makan. Banyak sekali makanan yang terhidang.

"Ini lah menu yang dapat kami sediakan, ada pindang ikan, pindang udang, pindang tulang, model, lenggang, laksan, brengkes, gulai malbi, gangan udang, sayur kasam, nasi lemar, tempoyak dan lainnya. Namun yang terpenting ada empek-empek kesukaan Putri kita..." ucap Mama Ify dengan formal namun ceria.

"Benar sekali, itu adalah makan kesuakaan Putri kita. Bukan begitu yang mulia Putri Mahkota?" tanya Papa Rio dengan formal serta kaku kepada putrinya.

"Hey-hey, apa-apaan kalian ini. Bersikaplah biasa saja papa,mama. Jangan berbicara formal begitu. Itu membuatku pusing." Protes Chelsea

"Bukan begitu Putriku, tetap saja kami harus bersikap formal begini bukan? Dan maafkan kami, kami hanya bisa menyediakan makanan dengan jenis sedikit ini. Tentu saja, jumlah dan jenis makanan diisatana berlipat lebih banyak bukan?" ucap papa Rio.

"Sudahlah, papa, mama, berbicara dan bersikap biasa saja denganku. Ini bukan diistana. Dan terima kasih untuk hidangan ini..." ucap CP Bagas dengan sopan.

Perkataan Bagas ini, sempat membuat suasana menjadi hening. Mereka kagum dengan apa yang diucapkan Bagas barusan.

"Tentu saja makanan diistana lebih banyak. Dan tahukah ma, diistana setiap kali makan dapat menghidangkan belasan hingga puluhan menu," ujar Chelsea dengan antusias.

"A, benarkah kak? Pasti sangat mengasyikan hidup diistana..." celoteh Rafli yang mulai berujar informal.

Mereka pun bersantap malam dengan lahab, termasuk CP Bagas yang terlihat sangat menikmati makan malam kali ini. Dia terlihat cuek dengan table manner kali ini. Yang dia rasakan, hanya kehangatan keluarga yang tercipta. Kemanjaan Chelsea kepada orangtuanya, percakapan ditengah sedang makan yang tentunya sangat terlarang dilakukan diacara yang formal diistana. Namun CP Bagas mulai terbiasa dengan cara makan seperti itu. Mengingat semenjak ada Chelsea diistana, selalu ia makan dengan Chelsea. Tentu saja, Chelsea masih membawa kebiasaan makannya keistana.

Selesai makan, mereka bersiap untuk tidur, karena memang sudah larut malam mereka sampai rumah Chelsea.

"Selama tinggal disini, silahkan yang mulia memakai kamar utama. Itu merupakan kamar yang biasa kami gunakan (sambil memandang Mama Ify). Kamar itu merupakan kamar terbaik yang kami miliki." ujar Papa Rio kepada CP Bagas.

"Kenapa Papa begitu kaku berbicara kepadaku? Akan lebih mudah bila berbicara secara santai kepadaku," ucap CP Bagas.
"Ini tidak seperti kunjunganku yang lain, dimana aku mendapatkan pelayanan yang istimewa. Aku hanya ingin melihat bagaimana keluarga diluar istana menjalani harinya. Jadi aku kesini tidak mengikut sertakan orang istana serta pengawalku kesini. Jadi, bersikaplah biasa kepadaku," pinta CP Bagas.

"Baiklah," ucap Mama Ify dan Papa Rio bebarengan dengan sopan dan antusias.

"Tapi, apa yang harus kita lakukan jika hanya benar ada satu ruangan khusus yang berisi double bed? Bagaimana bila kita masukan tempat tidur Rafli kekamar Chelsea?" canda CP Bagas yang ditanggapi serius oleh  Rafli dengan muka cemberutnya.
"Hey, aku Cuma bercanda," lanjut CP Bagas sambil tersenyum.

Tiba-tiba CP Bagas menggenggam tangan Chelsea dan berujar;
"Baiklah, kami akan berbagi tempat tidur."

Suasana pun menjadi hening karena papa dan mama terdiam tak menduga apa yang akan diucapkan CP Bagas.

Begitu pula Chelsea yang terkejut, dan ingun melepaskan genggaman tangan CP Bagas dengan raut muka seperti menolak.

"Kenapa? Apa kalian takut sesuatu akan terjadi?" ucap CP Bagas dengan polos masih memegang tangan CP Chelsea.

Papa dan Mama pun segera menggelengkan kepala sambil berkata; "tidak-tidak...".

Setelah CP Bagas dan Chelsea masuk kekamar Chelsea, Papa, Mama, dan juga Rafli pun buru-buru masuk kekamar utama. Sesampai didalam kamar, mereka bernafas panjang, mengendorkan otot tegang mereka selama bercakap dengan CP Bagas.

Masih dengan nafas terengah-engah; "Dia saingan yang berat,  saingan berat. Dia tipe orang yang sangat sulit diatasi," ucap Papa Rio kepada Mama dan juga Rafli.

"Itu benar. Kharismanya sangat terpancar jelas. Hingga aku tak berani berkata kepadanya," lanjut Rafli.

"Tapi sekarang dia keluarga kita. Walau masih sulit untuk meyakininya," sela Mama Ify dengan lesu.
Sedangkan, CP Bagas dan Chelsea telah masuk kekamar Chelsea dahulu.

CP Bagas yang baru pertama kali masuk kekamar Chelsea, berjalan pelan sambil mengamati seluruh isi dan sudut kamar Chelsea.

"Apa ini? Jadi kamu tidur, belajar, makan di kamar ini? Kamu melakukan semuanya disini?" tanya CP Bagas yang masih mengamati Kamar Chelsea

"Itulah sebabnya, kenapa tadi seharusnya kita menerima tawaran untuk tidur dikamar orangtuaku saja," Chelsea yang berada dibelakang CP Bagas.

Kamar Chelsea memang tak seluas kamar-kamar yang berada di istana. Tempat tidur pun hanya ada single bed, dan kamar mandi luar. Namun, kamar Chelsea tertata dengan rapi. Terdapat beberapa rak buku, mesin jahit, boneka dan beberapa pernik-pernik lucu yang tertata rapi dengan letak yang rapi juga.

Tiba-tiba CP Bagas pun mengambil boneka kelinci berukuran medium yang terletak di kursi belajar Chelsea. CP Bagas memeluk boneka tersebut dan membawanya ketempat tidur.

"Hey, letakkan itu disitu saja," pinta Chelsea dengan kesal namun pasrah melihat apa yang dilakukan suaminya.

"Ada masalah besar," ucap CP Bagas yang telah berada didekat tempat tidur dengan tiba-tiba.

"Apa?" jawab Chelsea dengan heran.

CP Bagas berjalan kearah Chelsea dan seperti memeluk Chelsea dari belakang dengan posisi lengan CP Bagas mengalung di seputar leher Chelsea. Chelsea yang dipeluk, sangat berdebar hatinya dan mematung bingung.

"Kamu dan aku adalah dua orang dewasa, namun tempat tidur...hanya untuk satu orang. Jadi..." ucap CP Bagas yng sengaja terpotong lalu CP Bagas pun duduk ketempat tidur.

"Jadi, aku akan tidur diatas tempat tidur sendiri."lanjutnya.

"Apa? Apa kau gila?" ucap Chelsea kesal.

"Aku sudah tidur ditempat tidur ini selama belasan tahun. Kamu yang tidur dilantai,"lanjut Chelse ketus.

"Aishhh..."desah CP Bagas sambil melepas bajunya.
"Selama belasan tahun pula, aku tidur ditempat tidur yang lebih besar dari tempat tidurmu,"balas CP Bagas yang sekarang terlihat hanya memakai kaos singletnya.

"Ya! Kenapa kamu melepas kaosmu?" tanya Chelsea yang mulai canggung.
Chelsea hanya berani melirik kearah CP Bagas, namun CP Bagas membalas dengan tatapan tajamnya.
"Baiklah, aku tidak peduli dengan apapun lagi," ucap Chelsea dengan masa bodoh. Chelsea pun memberanikan diri mengambil posisi tidur dan terlentang ditempat tidurnya. Tentu saja dengan sedikit mendesak tempat duduk CP Bagas.

"Kamu dapat mengambil bantal dan tidur dilantai atau apalah terserahkamu," lanjut Chelsea yang telah terlentang disamping CP Bagas yang duduk disampingnya.

CP Bagas yang masih duduk, hanya tersenyum sinis dan berucap;
"Benarka? Baiklah, jadi kita akan tidur bersama," ujar CP Bagas sambil mengambil posisi untuk tidur ditempat tidur yang sempit milik Chelsea.

Hal ini membuat Chelsea panik untuk beberapa saat, Chelsea pun bangkit duduk sedangkan CP Bagas mulai merebahkan tubuhnya dikasur Chelsea.
"Hai, kamu beneran?" ucap Chelsea kesal.

"Jadi kamu datang kerumahku untuk membuat hidupku menderita?" keluh Chelsea dengan kesal.

CP Bagas yang sudah rebahan dikasur Chelsea pun menganggukkan kepalanya sambil memeluk boneka kelinci milik Chelsea.

"Ini menyenangkan untuk bermain denganku?" tanya Chelsea lagi.

CP Bagas pun mengangguk lagi.
"Kamu seperti mainan yang menajubkan ditengah kehidupan yang membosankan," ujar CP Bagas sambil membenarkan selimutnya dan tidur miring menghadap samping luar.

"Sebuah mainan kamu katakan?" gerutu Chelsea dalam hatinya.

"Baiklah! Silahkan lakukan sesuka hatimu," ujar Chelsea dengan kesal sambil merebahkan tubuhnya kembali ketempat tidur disamping CP Bagas.

"Aku bukan tipe orang yang akan mudah menyerah," ucap Chelsea yang kemudian mendorong tubuh Bagas agar jatuh dari tempat tidur.

Bagas pun membalas dorongan Chelsea, yang akhirnya membuat mereka saling mendorong menjatuhkan dari tempat tidur.

Sampai akhirnya mereka tersadar dengan posisi tidur mereka, saling mengapit. Chelsea dan Bagas pun salah tingkah, lalu buru-buru membalikkan badan saling menghindar untuk bertatap.

Dengan posisi saling membelakangi, Chelsea dan Bagas pun mencoba untuk tidur, untuk memejamkan matanya. Namun tak bisa.

"Aku tak bisa tidur. Sangat sulit untuk tidur menghadap tembok," batin Chelsea yang kemudain berbalik arah. Chelsea pun menemukan punggung Bagas dihadapannya.
"Dan disisi ini, ada punggung Bagas. Ah... tapi ini sangat aneh. Tapi, tapi bagaimana aku tidak bisa membenci ini?" lanjut Chelsea dalam hati dengan debaran hati yang semakin kencang.

Chelsea pun ragu-ragu untuk memeluk punggung Bagas. Namun kemudian, dia memberanikan diri untuk memeluknya. Dan beberapa saat kemudian, Chelsea baru bisa benar-benar tertidur.

Tak lama setelah Chelsea tertidur dipunggung Bagas, Bagas yang terlebih dahulu telah berhasil tidur, tiba-tiba terbangun. Ia menoleh kebelakang dan menemukan Chelsea yang memeluk punggungnya.

Bagas pun hanya tersenyum.

Kemudian, dengan perlahan, Bagas membalikkan tubuhnya yang pada akhirnya dia dengan jelas dapat memandang wajah Chelsea. Untuk beberapa saat, Bagas hanya memandang wajah Chelsea. Lalu, Bagas pun dengan sedikit ragu ingin membelai wajah Chelsea. Akhirnya, Bagas memberanikan diri membelai wajah Chelsea dengan lembut dan kemudian mengecup kening Chelsea.

-TBC-

NB:
Maaf yah jarang posting... :(
Mohon pengertiannya.
Btw, comment dong di twitterku @bitaBee, kolom Chit-Chat, atau kolom comment di page ini.
Comment kalian sangat berguna untuk mengontrol mutu cerita. Ditunggu commentnya ya... ;)
Makasih :)