Saturday 10 August 2013

Princess Hours versi IC [Chapter 3 part2]

"Apa? Apa kamu sedang mempermainkanku?" reaksi chelsea sambil menarik krah baju Bagas dengan kesal.

Bagas hanya diam melihat tingkah Chelsea, dan kemudian dia berucap;
"Kamu rindu rumah bukan? Baiklah, aku akan membawamu pulang, atau aku harus memanggil mereka untuk berkunjung kesini?" tawar Bagas.

Chelsea yang mendengar ucapan Bagas kemudian berloncat kegirangan; "Apakah itu benar?" ucapnya.

"Ya, tapi setelah aku melihat kelakuanmu selanjutnya," jawab Bagas.

Hal ini membuat Chelsea sebal lagi, kemudian dia memukul dada Bagas. Bagas pun hanya tersenyum melihat tingkah Chelsea sambil membelai rambutnya.

*Keesokan harinya

Setelah pulang dari kampus, Chelsea sudah sangat disibukkan dengan jadwal pelatihan di Istana. Padahal hari ini, oranggtuanya akan berkunjung ke Istana seperti apa yang telah dijanjikan Bagas semalam. 

Namun, Dayang Misel tidak mengizinkan Chelsea untuk pergi sebelum menyelesaikan tugasnya membaca buku yang ia berikan. Membaca buku dengan pikiran kalut seperti itu, sangat mustahil untuk terselesaikan. Beberapakali Chelsea melihat hp'nya, namun selalu kena tegur oleh Dayang Misel yang memintanya untuk mematikannya.

*Kediaman Ibu Suri

Sore itu, Papa dan Mama Chelsea telah berada di Istana. Karena Chelsea belum selesai juga dari rutinitas kegiatan Istananya, maka Ratu dan Ibu Suri menemani mereka.

"Apakah saya perlu memanggil Putri Mahkota untuk segera menyudahi kegiatannya?" usul Ratu Agni yang tidak enak hati kepada orangtua Chelsea yang telah menunggu lama.

"Aaa, ya..." ucap Papa Rio yang terpotong oleh perkataan Mama Ify.
"Ah, tidak perlu Yang Mulia. Biarkan dia, aa maksud saya Putri Mahkota untuk menyelesaikan kegiatannya dahulu. Putri Mahkota harus terbiasa dengan ini," sela Mama Ify dengan bijak.
Ucapan mama Ify ini membuat kecewa papa Rio.

*Kediaman Royal Couple

Chelsea telah kembali kekediamannya dengan berlari dan raut muka gembira. Dia mencari orantuanya yang ternyata tidak ada diruang tamu, lalu dia menuju kamarnya, disanapun tak ada. Kemudian dia menemukan empek-empek makanan kesukaannya dimeja makan dan dia menyadari, orangtuanya telah pulang. Raut muka gembira dengan seketika hilang dari paras ayunya. Dia menjadi cemberut dan menangis. 

Bagas baru sampai kediamannya ketika Chelsea akan beranjak kekamarnya.

"Menantu macam apa kamu? Menyuruh orantuaku untuk pulang dan bersikap seperti tidak ada apa-apa. Setidaknya kamu meneleponku agar segera datang,," ucap Chelsea sambil menahan tangisnya.

"Maaf Yang Mulia, kami tidak tahu bahwa orangtua Yang Mulia telah pulang. Yang Mulia Pangeran melarang kami untuk menelepon Putri Mahkota karena takut mengganggu Putri Mahkota dengan orangtua Yang Mulia," bela Penasehat Istana yang mengawal Pangeran Bagas sambil membawa bingkisan.

"Sudahlah, diam. Tidak usah membicarakan hal yang tidak berguna. Sekarang tolong Anda kirim bingkisan ini kerumah Putri Mahkota secara pribadi," suruh Bagas kepada Penasehat Istana.
Mendengar percakapan tersebut, Chelsea terdiam. Dia menyadari bahwa Bagas tidak mengetahui apa-apa.

*Dikamar Bagas

"knock.knock.knock... Hey..." ucap Chelsea ketika mengetuk kamar Bagas. Karena tidak ada jawaban, Chelsea pun langsung masuk dan mendapati Bagas sedang duduk dengan earphone melekat ditelinganya dan buku ditangannya.

"Lagu apa yang sedang kamu dengarkan?" ucap lirih Chelsea sambil bermain uno yang ada dimeja depannya.

"Apakah kamu masih menyukai Chindai?" lanjut Chelsea.
"Seandainya perjodohan ini tidak pernah terjadi, dan kita tidak menikah. Mungkin, kamu akan menikah dengan Chindai, bukan? Karena hanya dia yang benar-benar kamu cintai. Jika itu permasalahannya, maka kamu akan terlihat lebih bahagia daripada sekarang. Aku merasa seperti penghalang diantara kalian berdua. Aku merasa bersalah jika bertemu dengannya. Tetapi ketika aku berpikir bila kalian akan menikah, aku akan merasa lebih sedih. Aku aneh bukan?" ujar Chelsea dengan lirih dengan ekspresi muka yang sedih juga.

Tiba-tiba Bagas menutup bukunya dan melepaskan earphone'nya dan berkata;

"Aku kekamar mandi dulu."
Bagaspun beranjak dari tempat duduknya dan pergi kekamar mandi.

"Aku penasaran lagu apa yang dia dengarkan," celetuk Chelsea.

Chelsea pun mengambil mp4 player yang selalu dibawa Bagas, dia mencoba menghidupkan mp4 yang ternyata mati. Setelah hidup, tidak ada lagu dalam playlist. Setelah Chelsea cek, ternyata micro sd'nya pun tak ada.

"Hah? Apa-apaan ini? Micro sd'nya gak ada?" teriak Chelsea yang kemudian merubah raut mukanya menjadi panik.

"Jadi sedari tadi... dia tidak mendengarkan lagu apapapun... Aa, bagaimana ini? Aaaa~ aku akan jadi gila..." seru Chelsea sambil panik.

Chelsea pun bergegas meninggalkan kamar Bagas, namun sayang, tepat saat Bagas kembali dari kamar mandi.

"Hey, mau kemana kamu?" tanya Bagas dengan gayanya yang cool.

"Aaa, tidak," jawab Chelsea mencoba tenang.

Bagaspun terlihat menyunggingkan bibirnya membentuk bulan sabit dibibirnya melihat tingkah istrinya tersebut.

*Dikamar Chelsea

Chelsea masih khawatir bila saja Bagas mendengar apa yang baru saja ia ucapkan. Kemudian diapun menelepon sahabatnya, Angel.

"Dia mendengar semua yang kamu ucapkan dan kamu berpura-pura dia tidak mendengar apapun?" ucap Angel dari seberang telephone.

"Aku akan menjadi gila. Dari ekspresi nya, aku yakin dia mendengar semua yang ku katakan. Apa yang harus kulakukan biar semua menjadi lebih baik? Tidak, mungkin dia tidak mendengarkanku. Aa tidak... 
Setelah melihat senyumannya kepadaku, pasti dia dengar. Tetapi, itu tidak seperti aku mengakui 'aku suka kamu' atau sejenisnya bukan?" tanya Chelsea.

"Bodoh. Itu hal yang sama saja. Kamu...seharusnya benar-benar menyukainya bukan?" celetuk Angel.
Chelsea hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya ini, namun senyuman tersebut tidak dapat didengar oleh Angel tentunya.

 "Ya Tuhan, kamu mirip dengan karakter utama dalam buku yang baru aku baca. Kenapa orang-orang yang menikah karena perjodohan, pada akhirnya saling menyukai?" ujar Angel.

*Pagi hari di Istana

Chelsea sedang sendirian ditaman Istana. Rafa yang baru saja menemui Ibu Suri, berhenti setelah melihat Chelsea dan menghampirinya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" ujar Rafa mengagetkan Chelsea yang memang sedang  melamun.

"Kamu datang untuk menemui ibu Suri ya?"tanya Chelsea.

"Iya, dan aku baru ingat, akhir pekan besok adalah ulangtahun Bagas," ucap Rafa.

"Ulang tahun?" ujar Chelsea secara reflek.

"Apa, Putri Mahkota belum tahu akan hal ini? Akhir pekan besok, ulangtahunnya akan dirayakan dipondokan kerajaan yang berada di pulau Kemaro," lanjut Rafa.

 *Makan malam dikediaman Royal Couple

"Hey, bukankah besok kamu ulangtahun?" celetuk Chelsea.

"Emh,kukira begitu," jawab Bagas dengan cuek.

"Kenapa kamu tidak memberitahuku? Setidaknya aku bisa menyiapkan kado untukmu. Walau tentunya kamu sudah memiliki semuanya,"ujar Chelsea.

"Apa itu penting? Akupun lupa. Lagian diinternetkan sudah banyak juga yang menuliskan hari ulangtahunku. Kenapa bisa kamu tidak tahu?" ujar Bagas yang masih dengan cuek.

"Emm, entahlah... Ngomong-ngomong, apa hobimu? Mungkin aku bisa memberimu sesuatu yang berhubungan dengan hobimu," ucap Chelsea.

"Itu juga pasti ada di internet," jawab Bagas singkat.

"Ishh.. Aa, kalau cita-citamu? Apa diinternet  ada? Apa kamu mempunyai cita-cita? Terlepas dari kenyataan bahwa kamu adalah penerus tahta yang pasti akan menjadi Raja untuk negri ini," kata Chelsea yang membuat Bagas bungkam.

Yap, selama ini Bagas tidak terlalu memikirkan cita-citanya. Selama ini, tidak ada juga yang bertanya padanya akan apa cita-citanya. Karena memang Bagas sudah dipersiapkan untuk menjadi seorang Raja sejak kecil, bukan yang lain.

"Kalau aku, ingin menjadi designer handal dan terkenal. Membuat gaun-gaun indah yang akan membuat si pemakai merasa senang tentunya," ungkap Chelsea memecahkan keheningan yang tercipta.
"Oh ya, apa besok aku boleh mengundang teman-temanku kepestamu?" lanjut Chelsea.

"Aku tidak bisa memutuskannya, semua sudah diatur sekertaris," jawab Bagas dengan mencoba untuk santai lagi.

"Ayolah, biarkan mereka datang... Setidaknya, biarkan mereka selalu didekatku untuk menemaniku. Dan kamu, silahkan sibuk dengan genk'mu," pinta Chelsea.

"Hey, kamu ini seorang Putri Mahkota. Kamu harus selalu dekat denganku," sanggah Bagas dengan tenang.

"Baiklah kalau itu mau'mu, aku akan tetap mengundang mereka," Chelsea memutuskan.

Benar saja, setelah selesai makan malam Chelsea langsung menghubungi Angel, Marsha dan Novi untuk hadir di pesta ultah Bagas.

*Pulau Kemaro, perayaan pesta

Sore hari pesta sudah dimulai. Para tamu yang diundang sudah mulai berdatangan, dan tentu saja orang-orang tertentu yang diundang. Pengawal Royal Couple mengumumkan kedatangan Royal Couple, dan para tamu pun menyambutnya dengan meriah. Awalnya, Chelsea selalu berada disamping Bagas, namun ketika Bagas sudah bertemu dengan genk'nya, Difa, Josia, dan Fattah, Chelsea pun semakin terabaikan. Sehingga Chelsea secara perlahan, memisahkan diri dari Bagas dan mendekati Rafa yang memang terlihat masih belum akrab dengan tamu lainnya sama halnya denngan Chelsea. 3 orang teman Chelesea pun belum datang, begitu juga Chindai.

"Hey, apa Chindai belum datang?" tanya Fattah dengan tiba-tiba ditengah obrolannya bersama CP Bagas, Difa dan juga Josia.

"Umh, kurasa belum," jawab Josia sambil melihat sekitar sambil mencari sosok Chindai, "Nah, itu dia..."lanjut Josia yang telah menemukan sosok Chindai yang baru saja sampai dipintu masuk.

Bagas pun ikut melihat kearah dimana Josia menunjukkan lokasi Chindai berada.

Chelsea yang sedang asik mengobrol dengan Rafa pun, ikut melihat kearah Chindai karena memang Josia mengatakan lokasi Chindai dengan nada yang cukup keras untuk didengar Chelsea. Chelsea hanya melihat sosok Chindai dari kejauhan, dan kemudian dia melihat kearah Bagas yang terdiam melihat Chindai. Dan atmosphere diruangan itu pun berubah menjadi sedikit menegangkan.

Chindai pun menuju kearah CP Bagas dan memberinya ucapan ulangtahun dengan hanya berjabat tangan. 

"Apa kabar,Yang Mulia. Ngomong-ngomong, selamat ulang tahun, Pangeran" ucap Chindai dengan tersenyum dan sambil mengulurkan tangannya. Bagas sedikit lama memberikan respon jabat tangan tersebut, namun akhirnya merekapun berjabat tangan. 

Chelsea masih melihat mereka dengan tatapan yang miris.

Kemudian Chindai memberikan kadonya kepada CP Bagas, sontak genk Bagas secara bersamaan bersorak untuk membukannya hingga membuat semua tamu melihat kearah mereka. CP Bagas pun membuka kado yang diberikan Chindai yang ternyata berisikan MP4 player, barang yang hampir selalu melekat dengan CP Bagas.

*Taman belakang tempat perayaan pesta

Disaat pesta break sejenak sembari menunggu persiapan makan malam yang sedang dipersiapkan, Bagas duduk sendirian dipojok sepi taman tersebut. Disampingnya telah ada beberapa kado yang berasal dari orang-orang terdekatnya. Bagas membuka kembali kado yang diberikan oleh Chindai dan mengambil MP4 player tersebut kemudian memandanginya sejenak. Namun kemudian, ia masukkan kembali mp4 tersebut kekotak kado namun dengan posisi tidak ditutup. Lalu, Bagas membuka kado yang lain. Kali ini ini membuka kotak kado yang terbungkus oleh kertas berwarna biru dengan pita berwarna merah hati. 

Ia mengambil hadiah yang berada dikotak kado tersebut yang ternyata adalah sebuah sepatu lukis dengan gambar bercorak naga. Bagaspun tersenyum dan mengingat sesuatu;

#Flashback

Sore itu, Bagas sendirian berjalan sendirian dilorong kampus yang mulai sepi. Bagas dengan gaya cool'nya berjalan santai menelusuri lorong tersebut sambil membuka-buka buku yang ia bawa dan tanpa melihat arah depan. Namun tiba-tiba;

Bruggg~

Terdengar suara tabrakan. Seorang gadis dengan tampilan beda, telah jatuh tersungkur didepan Bagas setelah menabrak Bagas. Bagas yang tubuhnya lebih besar, hanya terpental sedikit tanpa jatuh. Bagas merasakan ada sesuatu yang telah membuat kakinya terasa dingin. Dan benar saja, telah ada tumpahan ice cream yang berada disepatu sport-nya. Dari muka gadis yang jatuh didepan Bagas tersebut, Bagas pun mengetahui kalau gadis itu yang telah membawa ice cream dan jatuh ke sepatu sportnya. Gadis itu terlihat panik ingin membersihkan sepatu yang telah kotor itu dengan posisi yang berlutut karena dia habis jatuh. Namun Bagas yang tak terlalu memikirkannya dan karena merasa risih dengan sikap gadis tersebut, dengan santai mencopot sepatu tersebut dan meninggalkannya ditempat. Bagas melihat sekilas pada gadis tersebut, terlihat rasa bersalah dan kecewa. Namun Bagas yang merasa tak nyaman karena tingkah gadis tersebut berpikir untuk segera pergi dari masalah kecil tersebut.Bagas sebenarnya tak enak hati karena posisinya sebagai Crown Prince, membuat gadis tersebut seperti merasa bersalah sekali kepadanya. Dan karena sikap kaku Bagas, Bagas hanya meninggalkan gadis tersebut tanpa sepatah katapun.

[Check ulang Chapter 1 part 1 ]

#Flashback-end

Dan Bagas pada akhirnya mengenali nama gadis tersebut adalah Chelsea yang membuatnya semakin melebarkan sunggingan senyumnya ketika melihat kembali sepatu lukis tersebut. Ya, karena sepatu yang berada ditangan Bagas sekarang merupakan sepatu sport putih kepunyaan Bagas dulu yang telah diberikan lukisan oleh Chelsea hingga menjadi sepatu lukis seperti sekarang.

Bagas mencoba memakai sepatu tersebut. Namun kemudian, Chindai yang juga sendirian, mendatangi Bagas dan duduk didekatnya. Manyadari kehadiran Chindai, Bagas sedikit canggung memakai sepatu yang diberikan oleh Chelsea.

"Hey, sedang apa kamu sendirian disini? Tidakkah kamu dicari oleh yang lain?" ujar Chindai membuka percakapan.

"Ah, tidak. Aku hanya ingin sendiri saja," jawab Baga cuek.

Chindai kemudian melihat mp4 darinya yang berada didalam kotak kado terbuka.
"Sudahkah kamu mendengarkan lagu yang berada di mp4 dariku?" tanya Chindai antusis.

"A, maaf, belum," jawab Bagas denagn sedikit bersalah.

Chindai pun mengambil mp4 tersebut dan memasang satu earphone ketelinganya dan berujar;

"Baiklah, ayo kita dengarkan bersama," sambil memasangkan satu earphone yang lain ketelinga Bagas.

Bagas yang kaget dengan tingkah Chindai, awalnya terlihat sangat canggung dan menghindar. Namun Chindai memaksa dan Bagas hanya bisa pasrah menerima karena diapun tak ingin memungkiri, masih ada sedikit rasa senang dengan situasi ini.

Chindai yang menikmati keadaan ini, terlihat larut dalam suasana hingga dirinya bersandar pada bahu Bagas.

Tanpa mereka sadari, telah ada 2 orang pria yang membawa kamera yang sedang memfoto tingkah mereka berdua dari belakang karena mereka memang berada diluar pagar yang posisinya memang dekat dengan tempat Bagas dan Chindai berada. 2 pria tersebut terlihat seperti paparazzi.

-TBC-

NB:
Gak bsa janji cepet-cepet nglanjutin berhubung besok Senin udah padet kegiatan lagi. :3
Pokoknya, staytune aja... :)
Kalau ada yang baru, di info juga kok...
Masih ditunggu KRITIK, SARAN dan KESAN'nya ya di twitter @bitaBee, chat box dan comment dilaman ini.
Makasih :)
Yang pasti, part-part selanjutnya akan dibikin gregetan. Klimaks ini...
Makasih.
Sayang kalain semua... :*

No comments:

Post a Comment