Wednesday 14 August 2013

Tak Sanggup Lagi [ChelGas oneshoot]

Main Cast : Chelsea
                 Bagas
Inspired    : Song by Rossa - Tak Sanggup Lagi
                  dan rumor-rumor yang beredar akhir-akhir ini.

Happy Reading... ^^



Selalu bersama berdua. Mungkin hal inilah yang menjadikan mereka menjadi dekat dan seperti tak terpisah. Namun pada titik tertentu, hal ini membuat bosan juga.

Dikenal menjadi pasangan yang ideal yang hanya diketahui oleh sahabat dekat mereka, tak terasa sudah hampir empat tahun ini Chelsea dan Bagas menjalin hubungan berpasangan. Bukan waktu yang sebentar tentunnya untuk sebuah hubungan berpacaran yang tidak dipublikasikan ditengah ketenaran sepasang penyanyi muda ini.

Bagas yang memang terkenal dengan kepawaiannya merangkai kata menjadi sebuah lagu dan dengan suaranya yang merdu, selalu bisa memenangkan hati Chelsea yang seringkali dibuat marah oleh tingkah Bagas.

Bagas, berpawakan tinggi gagah, berkulit putih, berambut lurus yang selalu dinaikkan, berkulit putih,  selalu berpenampilan modis, an tentu saja dengan karirnya yang masih menanjak didunia entertaiment, membuatnya banyak penggemar. Tak hanya dari kalangan biasa, namun juga dari sesama rekan nyanyinya.

Tak heran saja, bila Chelsea yang dahulunya hanya sekedar rekan duetnya,namun sekarang yang telah menjadi kekasihnya ini, juga mengagumi sosok Bagas.

***

Waktu itu, tepatnya disaat ulangtahun Chelsea yang ke 17 tahun. Malam disaat ulangtahun Chelsea, Bagas mengajak Chelsea untuk jalan keluar. Tanpa memberitahu Chelsea, Bagas telah meminta ijin kepada tante Theresia untuk membawa Chelsea ke Puncak dan mengantar pulang larut pagi. Awalnya, Bagas tidak diijinkan oleh mami Chelsea namun Bagas tetap kekeuh dan akhirnya pun diijinkan.

Malam itu, Bagas menjemput Chelsea diapartemenya didaerah Jakarta Timur. Awalnya, Bagas hanya mengajak Chelsea untuk makan malam terus nonton hingga larut malam. Bagas mengajak Chelsea untuk ke Puncak dengan alasan ingin melihat hujan meteor yang terjadi malam ini. Padahal itu hanya akal-akalan Bagas saja. Namun untungnya Chelsea tidak tahu, dan kemudian ia meminta ijin kepada maminya. Tentu saja Chelsea diijinkan.

Ditengah jalan, Bagas berhenti disebuah spot yang telah ditentukan. Dari spot itu, bintang terlihat banyak, dan pemandangan lampu-lampu berkelip dibawah pun terlihat begitu menenangkan. Chelsea dan Bagas turun dari mobil kemudian duduk di kap depan mobil Bagas sambil menikmati pemandangan yanga ada dan tentu saja jagung Bakar yang telah ia beli sebelumnya.

Tepat pukul 23.55 malam, terdengar dan terlihat letupan kembang api yang banyak dan bagus dikejauhan bawah sana. Dan spot dimana Bagas dan Chelsea berada adalah tempat yang bagus untuk menikmatinya. Raut muka Chelsea berbinar takjub menikmati keindahan kembang api tersebut. Dan ternyata, memang Bagas yang telah mempersiapkan kembang api tersebut.

Kemudian Bagas turun dari kap mobil, dan berdiri didepan Chelsea yang masih duduk diatas kap mobilnya. Tangan Bagas mengeluarkan 2 kotak kecil yang ia pegang dengan tangan kakan dan tangan kirinya.

“Selamat ulang tahun, Chel... Maaf, aku mengucapkannya dipenghujung ulang tahunmu. Aku ingin  menjadi orang terakhir yang mengucapkannya. Dengan harapan, aku menjadi orang terakhir yang tepat untuk kamu. Karena...” ucap Bagas serius namun terpotong.

Chelsea yang ada didepannya hanya diam mematung dan mulai gugup.

“Chels, ini ada dua kado didepanmu. Satu diantaranya akan menjadi milik kamu. Namun sebelumnya, aku ingin mengaku sama kamu. Aku gak tahu mulai kapan, tapi, dengan pasti rasa ini tumbuh dan aku yakin akan ini. Aku, sayang kamu Chel... Bolehkah aku menjadi pacar kamu?” ucap Bagas dengan mantap.

“Bila iya, kamu pilih kado ditangan kananku. Disitu ada sebuah kado yang melambangkan ikatan kita. Dan, bila kamu...tidak mau, kamu pilih kado ditangan kiriku. Kado yang melambangkan persahabatan kita,” Bagas menjelaskan.

“Tapi kak...” sela Chelsea yang bingung mau memilih yang mana.

“Tidak apa-apa Chels. Aku akan terima semua keputusanmu. Dan setelah malam ini, semau akan normal lagi,” Bagas menenangkan Chelsea.

Lama Chelsea memutuskan.

“Baiklah, aku akan menutup mataku. Silahkan kamu pilih Chels...” ucap Bagas tak sabar.

Akhirnya, Chelsea pun memilih. Dia memegang kedua tangan Bagas yang ada kadonya,

“Kak, terimakasih untuk semua ini,” ucap Chelsea sambil menahan airmatanya dan kemudian memeluk Bagas sambil mengambil hadiah ditangan kanan Bagas.

Bagas yang menyadari Chelsea telah memilih dan mengambil kado ditangan kanannya pun membalas pelukan Chelsea.

Ternyata, kado yang dipilih Chelsea adalah sebuah kalung yang berliontin hati. Didalam liontin itu, terukir huruf C dan B sebagai inisial Chelsea dan Bagas. Bagas pun memakaikan kalung tersebut kepada Chelsea.

***

Hari-hari mereka lewati dengan kencan rahasiannya. Tak ada media yang tahu tentang hubungan mereka. Hal itu terjadi karena antara orangtua Chelsea dan Bagas dan juga agensi mereka mendukung hubungan mereka.

Ketika menapaki bulan pertama, kedua, hingga hampir setahun, hubungan mereka semakin dekat dan romantis. Hanya kawan dekat mereka saja yang tahu tentunya.

Sempat muncul gosip kedekatan mereka dimedia. Fans Bagas yang tidak menyetujuinnya pun, sempat mem-bully Chelsea. Bagas sedikit sakit hati dengan fans’nya, namun atas saran agensinya, biarkan berita itu mengalir. Lama-lama juga akan hilang sendiri berita itu. Bila Bagas hanya akan membela Chelsea tanpa mengatakan hubungan yang sebenarnya, maka Chelsea akan semakin di-bully oleh fans fanatik Bagas karena telah dibelannya. Lagian, mereka juga mempunyai kontrak dengan agensinya, untuk tidak mempublikasikan kehidupan pribadinnya.

***

Setelah hampir dua tahun hubungan mereka berjalan, Bagas mulai berubah. Bagas yang mulai menapaki kuliah ditahun keduannya, dan dengan kesibukan nyanyinya yang padat, mulai jarang bertemu Chelsea. Akhirnya hanya gadget yang mendekatkan jarak mereka. Dari mulai jarang bertemu, dan status yang belum terungkap kemedia, muncul sebuah gosip bahwa Bagas mempunyai hubungan spesial dengan Chindai, teman dekat Chelsea. Gosip itu muncul lantaran Bagas yang pernah nyanyi duet bareng Chindai. Karena Chelsea sendiri baru vacum dari entertaint demi menyelesaikan sekolahnya yang sekarang menapaki kelas XII SMA.

Chindai pun datang kepada Chelsea bahwa itu semua hanya hoax. Dan Chelsea percaya dengan Chindai.

***

Beberapa bulan setelah kabar Chindai, muncul lagi kabar Bagas yang sedang dekat dengan Angel. Dan Chelsea tahu benar, kalau itu hanya berita bohong. Karena Chelsea juga tahu, bahwa Angel itu sudah mempunyai kekasih, yaitu Difa, sahabatnya.

***

Gosip ketiga tak selang lama setelah gosip Bagas dekat dengan Angel. Kali ini, Bagas digosipkan dengan seorang penyanyi pendatang baru bernama Misel. Muncul foto mereka berdua sedang makan bersama. Chelsea mulai jengah dengan kabar-kabar miring tentang Bagas dan mulai uring-uringan. Malam itu, Bagas menelepon Chelsea untuk minta bertemu.

Mereka pun bertemu diapartemen Chelsea. Bagas menjelaskan panjang lebar, bahwa itu semau hanya trik mencari sensasi agar Misel cepat terkenal.

“Lagian, buat apa juga bila aku beneran ada hubungan denagn Misel dan mempublikasikannya, tapi aku tidak mempublikasikan hubungan kita yang hampir 2 tahun ini,” celetuk Bagas.

Penjelasan Bagas tadi, bisa membuat Chelsea tenang kembali walau tidak lagi bisa tenang dan percaya kepada Bagas 100%. Dalam dirinya, ada berontak juga. Tidak ingin hubungan yang disembunyikan lagi. Namun memang karena telah ada perjanjian dari agensinya, mereka tidak boleh memblow-up hubungannya, Chelsea pasrah. Dia hanya bisa menahan sakitnya sendiri ditengah gempuran fans-fans Bagas yang banyak.

***

Beberapa bulan kemudian, kabar tentang Bagas dan Misel pun sudah mulai redup tak terdengar. Bagas pun akan menggarap album barunya. Didalam album barunya ini, Bagas sudah menjelaskan kepada Chelsea, bahwa ia akan berduet dengan seorang penyanyi senior bernama Ify. Ify memang lebih tua dari Bagas. Namun memang karena fans yang haus berita tentang kehidupan pribadi Bagas, maka Bagas pun digosipkan sedang dekat dengan Ify. Chelsea sudah mengetahui kebenaran yang sebenarnya, namun rasannya tetap sakit saja mengetahui kekasihnya digosipkan dengan wanita lain.

Seiring berjalannya waktu, dan terungkap kedekatan untuk hal apa Ify dan Bagas terlihat dekat, maka gosip tentang mereka berduapun menghilang juga.

***

Namun, ujian belum berhenti sampai disitu.

Bagas mendapatkan proyek bermain sinetron dengan lawan mainnya Adiba, seorang pemain sinetron dan juga seorang penyanyi. Sinetron digarap dengan konsep musikal, sehingga memadukan cerita dramannya dengan nyanyian. Tema sinetronnya pun cukup romantis, tentang kisah percintaan remaja sekarang. Tak mengherankan bila Bagas dan Adiba dituntut untuk menjalani adegan yang romantis dengan Adiba.

Dari situ, muncul desas-desus kedekatan Bagas dengan Adiba. Fans Bagas yang banyak terpecah menjadi dua. Ada yang setuju akan hubungan mereka, ada juga yang malah mem-bully Adiba secara terang-terangan.  Bagas yang tak enak hati kepada Adiba pun, melalu social media yang ia gunakan untuk berhubungan dengan fans’nya, meminta mereka untuk tidak membully Adiba secara terang-terangan.

Chelsea, dia tetap manusia biasa. Dia melihat Bagas yang terang-terangan membela Adiba. Walau tahu kenyataannya, masih saja sakit sebagai wanitanya.

Chelsea berusaha mencoba tegar, namun sempat juga muncul ucapannya kepada Bagas;
“Kak, aku capek...” ucap Bagas.

“Tidak Chel, kamu harus kuat. Kamu haaay harus percaya sama aku,” perintah Bagas.

Namun dalam diamnya, Chelsea menangis. Sakit.

***

Setelah waktu itu, hampir dua bulan Chelsea dan Bagas tidak bertemu. Hal ini dikarenakan kesibukan Bagas dan juga kesibukan Chelsea sendiri yang akan come back kedunia tarik suara.

Dalam album barunya, Chelsea akan berduet dengan Karel, seorang penyanyi yang dianggap sebagai rival Bagas dalam dunia tarik suara. Chelseasudah mengatakan itu pada Bagas. Bagas pun mengungkapkan sedikit ketidak setujuannya. Karena memang sering media terlalu membandingkan Bagas dan Karel, hingga Bagas dan Karel menjadi tidak terlalu akrab. Namun kemudian Bagas pun ikhlas, mengijinkan,

“Yaudah, tidak apa-apa. Demi kamu, aku percaya kamu, Chels...” ucap Bagas ragu.

***

Setelah sukses dengan sinetron pertamanya dengan Adiba, Bagas mendapat tawaran sinetron dengan lawan mainnya Bella. Namun sayang, rating dari sinetron yang diperankan Bagas dan Bella rendah. Permintaaan dari produser, mereka harus membuat gebrakan yang membuat penonton berminat menonton sinetron tersebut. Akhirnya, produser meminta Bagas untuk berpura-pura dekat dengan Bella. Bagas menolak. Dia tidak bisa. Tapi karena desakan dari produser, dan juga agensinya, dan meyakinkan Bagas bahwa ini hanyalah pura-pura, Bagas pun mengiyakan.

Bagas pun tak lupa memberitahukan pada Chelsea melalui telephone. Chelsea hanya pasrah, dan hanya bisa menangis setelah telepone ditutup Bagas.

***

Berita tentang kedekatan Bagas dan Bella cepat berhembus setelah Bella meng-upload foto kebersamaan mereka berdua dimedia sosilnya. Walau Bella banyak kena bully karena kedekatannya dengan Bagas, namun rating sinetron yang mereka bintangi menjadi naik.

Setelah sinetron itu selesai, produser meminta mereka tetap dekat untuk beberapa waktu. Karena produser tidak ingin kedekatan Bagas dan Bella hanya sekedar untuk menaikkan rating sinetron mereka. Setidaknya, kedekatan mereka harus nampak dipublik selama 2 bulan setelah sinetron mereka berakhir.
Bagas tentu sangat menolak dengan permintaan produser. Lagi-lagi ia diyakinkan oleh manajer’nya untuk menyetujuinya. Dan manajernya akanmembantu Bagas, untuk menjelaskan pada Chelsea.

Akhirnya melalui manajernya, permintaan produser itu pun disetujui. Sedangkan dari pihak Bella, mereka sudah setuju-setuju saja sejak awal.

***

Kabar tentang kedekatan Bagas dan Bella semakin santer terdengar walau sinetron mereka sudah berakhir. Hal ini diperparah dengan munculnya foto-foto kebersamaan Bagas dan Bella. Mulai dari jalan bareng, makan bareng hingga nonton bareng.

Memang benar, Chelsea sudah tahu tentang ini, namun tetap saja sakit. Dan juga, memang Bagas tidak pernah yang meng-upload foto kebersamaannya dengan Bella, namun selalu Bella yang menguploadnya.
Bagas pun menjadi jarang menghubungi Chelsea. Selain karena Bagas yang memang sibuk, Chelsea juga mulai sibuk denagn urusan come backnya. Bahkan sekarang, bila Bagas yang meminta bertemu, Chelsea yang tidak bisa. Ia sibuk menggarap dutnya denagn Karel. Bagas mulai cemburu, namun dia tidak ingin menampakan kemarahannya kepada Chelsea. Dan pada akhirnya, mereka malah jarang berkomunikasi.

***

Sebenarnya, Bagas sudah capek dengan permainan ini. Namun, Chelsea yang ia butuhkan, sedang tak bisa menemaninya. Dan malah hanya ada Bella yang sedari awal telah mengungkapkan, bahwa ia memang manyukai Bagas. Awalnya mungkin hanya ngefans, namun lambat laun, entahlah...

Mendapati kenyataana ini, Bella yang sering berada disamping Bagas, ia seperti telah larut menikmati kebersamaan mereka. Hubungan Chelsea dengan Bagas pun lambat laun semakin merenggang.

***

Duetnya dengan Karel pun mulai menghembuskan gosip kedekatan mereka. Bagas semakin cemburu
dengan Chelsea.

Chelsea sedih dengan hubungannya dengan Bagas. Dia sangat merindukan Bagas. Tiga tahun lebih mereka telah bersama. Chelsea ingin bertemu Bagas disela kesibukannya. Saat itu, Chelsea sedang ada masalah dengan maminya. Bukan masalah besar, hanya kesalahan salah jadwal yang sudah diingatkan mamainya, namun Chelsea lupa. Maka, maminya menegurnya dengan keras. Chelsea memang anak mami, dia sangat menyayangi mamainya. Hingga kata yang dikatakan maminya selalu merasuk kehatinnya, dan ini, kata-kata yang marah. Chelsea sakit mendenagrnya. Chelsea ingin Bagas disampingnya. Namun ternyata, malah Bagas tak ada disampingnya.

Chelsea sendirian berada distudio rekaman. Ia sedang menangis memikirkan masalahnay dengan maminya. Karel yang melihatnya, mendekatinya. Chelsea pun curhat kepada Karel. Chelsea curhat hingga meneteskan air matannya. Karel menenangkan Chelsea dengan membelai rambutnya tepat disaat...

Disaat Bagas datang. Begas datang untuk memberikan kejutan pada Chelsea. Namun ternyata malah melihat “kemesraan” Karel dengan Chelsea. Emosi Bagas memuncak. Dia cemburu. Tanpa berpikir panjang, dia menonjok Karel.

Karel terjatuh.

Chelsea kaget dan melihat kehadiran Bagas. Chelsea menahan Bagas, namun malah Bagas mendorong Chelsea ditengah emosi. Chelsea terjatuh dan melihat Bagas yang terlihat menyesal.

“Kak, hentikan...”ucap Chelsea denagn mencoba tenang dan serius dan juga sambil menaha semua emosinya. Chelsea mencoba untuk bangun.

“Kak, hentikan. Ada apa dengan kakak? Apa kakak tidak percaya aku? Aku capek kak...” ucap Chelsea yang sudah berlinang air mata.

“Bukan begitu Chels, tapi orang ini...” bela Bagas yang mulai sadar kesalahannya.

Karel yang masih menahan sakitnya dipukul Bagas, hanya diam saja bingung dengan situasi yang berada didepannya.

“Kak, sudahlah... Apa kakak cemburu? Lalu, bagaimana denganku selama lebih 3 tahun ini?” ucap Chelsea dengan tak bisa menahan marah dan menangis.

“Chindai, Angel, Misel, Adiba dan juga Bella. Aku percaya sama kakak, maka aku bisa sampai sekarang menahan sakit ini,” ucap Chelsea melanjutkan dengan meyebut semua wanita yang pernah digosipkan dengan Bagas yang menohok hati Bagas dan itu membuat Bagas speechless.

Bagas tak pernah sejauh itu memikirkan kenapa Chelsea masih bisa bertahan dengan dirinya. Dia baru menyadari, betapa Chelsea menahan sakitnya sendiri. Dan Bagas, malah bisa dikatakan santai-santai saja dengan rumor yang beredar.

“Kak, aku sudah capek. Lebih baik, kita putus saja...” ucap Chelsea lirih, menahan emosinya dan kemudian dia berlari meninggalkan tempat itu.

“Chels, tapi Chel...” ucap Bagas sambil mengejar Chelsea.

***

Chelsea sendiri mengendarai mobilnya sambil menangis. Hal yang sangat membahayakan untuk dirinya. Sekarang, akal pikirannya sedang terkalahkan denagn emosinya. Emosinya sedang memuncak. Masalah maminya denagn Bagas adalah dua masalah yang berbeda. Namun seperti bom waktu saja, semua meledak secara bersamaan dengan dahsyatnya.

Didalam mobilnya, Chelsea menangis sambil mendenagarkan radio yang sedang memutar lagu dari Rossa- Tak Sanggup Lagi;

Setelah sekian lama, baru ku menyadari
Mengapa ku selalu, menahan rasa sakitku
Ingin ku hapus saja, semua dendam ini
Tapi rasa tak mungkin lagi
Biarkan ku pergi, karna aku tak sanggup lagi
Mengingat semua kenangan dulu, di saat engkau menyakitiku
.......

Chelsea semakin menangis. Akhirnya ia pun sampai rumah dengan selamat.

***
Bagas mencoba menelepon Chelsea berulang kali. Tak hanya kenomor hp’nya namun juga kenomr telepon apartemannya yang ia tempati sendiri. Hanya terkadang maminya menginap, namun saat ini, maminya sedang berada di Bandung.

Malam itu juga, Bagas ke apartemen Chelsea. Tetap Chelsea tidak ingin menemuinnya. Ia mengunci pintunya rapat-rapat.

Bagas sangat menyesali apa yang ia lakukan. Ia benar-benar baru tersadar, betapa Chelsea sangat tegar menghadapi dirinya. Dan betapa bodohnya dia, hanya karena emosi sesaat, telah melakukan hal bodoh yang mengecewakan Chelsea. Wanita yang selama bertahun-tahun ini selalu ada untuk dirinya

***

Manajer Bagas sangat khawatir keadaan Bagas, dari semalam ia tak ada kabar. Dia menghubungi nomor Bagas namun tak ada jawaban, begitu pula dengan nomor Chelsea. Mereka berdua telah larut dalam pikirannya masing-masing.

Hingga akhirnya, manajer Bagas mengunjungi apartemen Chelsea untuk mencari Bagas. Dan mendapati, Bagas sedang duduk terpatung didepan pintu apartemen Bagas. Ternyata sedari semalam Bagas tak pulang, dan malah tidur didepan pintu apartemen Chelsea.

Manajer Bagas mengajak Bagas pulang. Ini tidak baik untuk gosip mereka berdua. Sang manajer tak tau permasalahn mereka, namun ia menyarankan Bagas untuk menemui Chelsea ketika emosi mereka sama-sama meredam.

***

Berapa hari setelah kejadian, Bagas hanya mengurung diri dikamar. Manajer hingga orangtua agas meminta Chelsea untuk menemui Bagas, Namun Chelsea tak mau dengan alasan kesibukannya. Walau hal ini juga sulit untuk Chelsea. Chelsea pun juga begitu, dua hari tak mau keluar dari kamarnya. Namun ternyata, lebih parah Bagas, karena Bagas sampai 3-4 hari. Hingga jadwal-jadwal untuknya yang sudah disusun ter-cancel semua.

Hari, mulai berganti. Minggu demi minggu mulai terlewati. Hingga bulan mulai berganti. Chelsea masih juga belum mau menemui Bagas. Ia malah menyibukkan diri dengan agenda promosinya.

Walau Bagas masih sibuk dengan kegiatannya, dia masih selalu larut dalam kesedihan tak adanya Chelsea disampingnya. Bagas selalu mengirim bunga sewaktu Chelsea ada job nyanyi. Namun, Chelsea masih cuek dengannya. Namun, hatinya... Masih kelu.

***

Sewaktu Chelsea sendirian diapartemennya, selalu hal tentang Bagas muncul dalam benaknya walau sudah satu bulan kejadian ini terlewati. Ingat bagaimana dulu Bagas meminytannya menjadi kekasihnya, ingat tentang perhatian Bagas kepadannya dan juga ingat, disaat meminta untuk mengijinkan gosip Bagas denagn wanita lain. Rasa sakit muncul lagi. Dan sekarang, Bagas yang mendekatinnya lagi, Chelsea semakin sulit untuk melupakannya.

Bagas telah meluruskan, bahwa ia tidak ada hubungan apa-apa dengan Bella karen sudah ada wanita yang ia sangat cintai. Namun atas permintaan manajer, Bagas tak menyebutkan siapa gadis itu. Bagas hanya berujuar, gadis ini sedang kecewa dengan dirinya. Dan meminta maaf.

Dan pada akhirnya lagu Rosa-Tak Sanggup Lagi, adalah gambaran perasaan saat ini;

Setelah sekian lama, baru ku menyadari
Mengapa ku selalu, menahan rasa sakitku
Ingin ku hapus saja, semua dendam ini
Tapi rasa tak mungkin lagi
Biarkan ku pergi, karna aku tak sanggup lagi
Mengingat semua kenangan dulu, di saat engkau menyakitiku
Mengapa semua terjadi, di saat kau mulai menyadari
Semua kesalahanmu padaku, tapi ku tak sanggup lagi
Ku akui sekarang, engkau mulai berubah
Namun rasa sakitku, terlalu dalam 'tuk terobati
Ingin ku hapus saja semua, semua dendam ini
Tapi rasa tak mungkin lagi
Biarkan ku pergi, karna aku tak sanggup lagi
Mengingat semua kenangan dulu, di saat engkau menyakitiku
Mengapa semua terjadi, di saat kau mulai menyadari
Semua kesalahanmu padaku, tapi ku tak sanggup lagi

-END-

NB:
Ceritanya seperti sebuah wish. Semoga memang karena itu Bagas tidak ngbela Chelsea... XD
Mungkin ada yang bingung dengan ending?
Jadi endingnya; ChelGas tetap putus. Tapi Bagas masih usaha untuk deketi Chelsea. Chelsea masih kalut. Dia masih belum mau bertemu Bagas lagi.
Sedikit gak rela dengan endingnya, pengen buat sequelnya dengan lagu Lain. Mungkin kalian ada saran dengan lagu apa?? :D
Comment, KRITIK, SARAN dan KESAN ditunggu ditwitter @bitaBee, Chat Room dan comment page ini ya... :)
Makasih.

Btw, PH nunggu mood'ku gk kecewa ma Bagas lagi y... >.<

Monday 12 August 2013

Princess Hours versi IC [Chapter 3 part 3]



Chindai pun kemudian melihat mp4 darinya yang berada didalam kotak kado yang sudah terbuka.

"Sudahkah kamu mendengarkan lagu yang berada di mp4 dariku?" tanya Chindai antusis.

"A, maaf, belum," jawab Bagas dengan sedikit bersalah.

Chindai pun mengambil mp4 tersebut dan memasang satu earphone ketelinganya dan berujar;
"Baiklah, ayo kita dengarkan bersama," sambil memasangkan satu earphone yang lain ketelinga Bagas.

Bagas yang kaget dengan tingkah Chindai, awalnya terlihat sangat canggung dan menghindar. Namun Chindai memaksa dan Bahas hanya bisa pasrah menerima karena diapun tak ingin memungkiri, masih ada sedikit rasa senang dengan situasi ini.

Chindai yang menikmati keadaan ini, terlihat larut dalam suasana hingga dirinya bersandar pada bahu Bagas.

Tanpa mereka sadari, telah ada 2 orang pria yang membawa kamera yang sedang memfoto tingkah mereka berdua dari belakang karena mereka memang berada diluar pagar yang posisinya memang dekat dengan tempat Bagas dan Chindai berada. 2 pria tersebut terlihat seperti paparazi.

Beberapa saat kemudian, Bagas dan Chindai mendengar suara kegaduhan obrolan Fattah, Josia dan Difa yang seperti menuju kearah mereka. Chindai pun tersadar dari larutan suasana sesaat tersebut. Chindai dan Bagas pun mencoba bersikap biasa saja dan seperti tidak ada yang terjadi.

Difa, Josia dan Fattah pun menemukan mereka dan memecah kesunyian yang sedari tadi berada disekitar Bagas. Merekapun kemudian asik mengobrol hingga kemudian terdengar kegaduhan dari kolam renang yang berada tak jauh dari posisi mereka berada.

Ternyata suara itu berasal dari kegirangan Chelsea yang mendapati teman-temannya baru sampai.

"Aaaa, kenapa kalian baru sampai? Aku sangat kesepian menunggu kalian," ucap Chelsea kegirangan.

"Chelseaaaa~" teriak ke-3 teman Chelsea itu dengan bersamaan.

Namun mereka kemudian terdiam mengingat mereka berada diacara kerjaan, mereka harus memanggil Chelsea dengan Yang Mulia Putri Mahkota, setidaknya ditempat umum. Kemudian mereka pun membenarkan panggilan kepada Chelsea;"Em, maksud kami Yang Mulia..." ujar Novi.
Chelsea pun dengan canggung menerima panggilan tersebut, karena ada beberapa pengawal yang berada disekitarnya.

Bagas cs memperhatikan tingkah mereka dari kejauhan. Nampak dari raut muka Bagas, dia sedikit tersenyum melihat ulah Chelsea dan teman-temannya. Namun kemudian karena terdengar sangat berisik, muncul comment; "Ahh, kekanak-kanakan dan kampungan sekali mereka," yang terucap oleh Josia ketika mengomentari apa yang dilihatnya.

Bagas yang awalnya sangat fokus melihat kearah Chelsea, kemudian memalingkan mukannya dan berpura-pura tak mendengar komentar Fattah tersebut. Chindai yang berada disamping Bagas, sedari tadi memang lebih memilih memandang Bagas. Dan Chindai sadar akan perubahan ekspresi muka Bagas itu.

Chelsea cs pun mengobrol ditepi kolam hingga tak berapa lama Rafa tiba dengan diam-diam. Rafa mengagetkan Chelsea dengan mendorongnya masuk kedalam kolam. Untung saja, kolam tersebut hanya dangkal. Chelsea yang terkejut pun menjerit, hingga membuat para pengawal maju, namun kemudian mundur kembali setelah tahu bahwa mereka hanya bercanda.

Bagas yang tadi sempat memalingkan muka dari arah Chelsea, kemudian secara reflek melihat kearah Chelsea lagi ketika mendengar jeritannya. Raut muka Bagas pun berubah menjadi terlihat marah yang tertahan ketika melihat Chelsea dengan santai tertawa bebas bersama Rafa. Dan hanya Chindai yang tahu itu.

Chelsea cs pun bermain air bersama, dan Bagas memilih pergi dari pojok taman tersebut. Dia terlihat tidak suka dengan apa yang baru ia lihat, kedekatan Chelsea dengan Rafa.

*Saat makan malam

Prosesi makan malam ulangtahun CP Bagas pun dimulai. Ada juga acara tiup lilin dan potong kue. Sebagai suami istri, barang tentu Chelsea yang akan mendapat potongan kue pertama. Namun mood Bagas sudah sedikit rusak, sehingga terlihat datar saja pemberian kue tersebut . Awalnya Bagas tak berniat untuk acara suap-suapan kue dengan Chelsea, namun karena sorak-sorai para tamu, merekapun bersuap kue. Chelsea sengaja tidak menyuapi kue tart itu ke Bagas, malah dia sengaja mengenakan krim kue tersebut ke hidung Bagas. Bagas yang tidak terima pun membalasnya. Dan kemudian acara menjadi lebih santai karena gelak tawa mereka semua dengan adegan Royal Couple tersebut. Hanya Chindai dan Rafa yang tersenyum getir melihatnya.

Setelah acara simbolisasi selesai, acara bebas pun diadakan. Banyak diantara mereka yang asik berjoget mengikuti irama lagu yang dj mainkan.

Chelsea telah berjanji kepada teman-temannya untuk mempertemukan mereka kepada CP Bagas secara langsung untuk memberikan kado ulang tahun. Bagas tengah duduk sendirian dikursi dipinggir lantai dansa. Chelsea pun memberanikan diri duduk dikursi dekat Bagas dan mempertemukan teman-temannya.

Ketika teman-teman Chelsea akan memberikan kadonya, rombongan Chindai, Josia, Fattah dan Difa datang ketempat mereka setelah berdansa.

"Hey, siapa ini? Sepertinya itu bukan kursi Anda Yang Mulia Putri Mahkota," ucap Fattah.

"Itu adalah kursi Chindai," lanjut Josia.

Chelsea tak sadar telah menduduki tas Chindai yang terletak dikursi tersebut. Ia panik mengetahui bahwa dia telah mendudukinya. Chelsea kemudian minta maaf, dan bergegas pergi dari tempat itu diikuti teman-temannya.

Dan Bagas, hanya diam saja. Sedangkan Chindai, tersenyum melihat kelucuan ini. Josia, Fattah dan Difa pun ikut tertawa meremahkan.

Teman-teman Chelseapun kecewa dengan sikap Chelsea. Namun tetap menghiburnya.

*Kediaman Royal Couple

Setelah acara selesai, Royal Couple memang langsung kembali ke Istana karena besok pagi sudah ada agenda yang menunggu mereka.

"Haruskah kita kembali ke Istana selarut ini? Kita sampai tepat pukul 12 ini..." komentar Chelsea sesampainya di Istana.

"Tentu saja, besok pagi kita harus menemui Ibu Suri. Itu wajib kita lakukan sebagai tanda penghormatan kepada tetua," jawab Bagas santai.

"Aaa~ padahal besok hari minggu, aku berencana untuk tidur sampai siang," keluh Chelsea.

"Jangan harap kamu bisa melakukannya. Sebaiknya kamu segera pergi tidur, jangan sampai terlambat besok pagi,"saran Bagas.

"Sepertinya lebih baik aku tidak tidur saja, bila aku tidur, mungkin besok akan sulit dibangunkan," ujar Chelsea.

"Baguslah kalau kau sadar diri," ucap Bagas sambil berlalu menuju kamarnya dengan sunggingan senyuman.

Dan benar saja, malam itu Chelsea tidak tidur. Dia mondar-mandir didalam kamarnya, kemudian keluar kamar melihat Bagas yang juga belum tidur. Bagas sibuk dengan bukunya, Chelsea tidak berani mengganggunya. Ahkirnya, malam itu Chelsea habiskan dengan browsing internet.

*Pagi hari diaparteman milik Putri Shilla menginap

Putri Shilla sebagai mantan Crown Princess sebelumnya, memang tidak berhak lagi kembali tinggal di Istana. Namun ia ingin kembali tinggal di Istana dengan mengembalikan posisinya yang dulu Crown Princess dan kerena Raja terdahulu telah tiada maka dia akan menjadi Ratu. Dan Rafa, anaknya, akan menjadi Crown Prince sebelum ia siap menjadi Raja.

Pagi itu, Putri Shilla tengah sarapan dan ada seorang pria separuh baya yang juga menemaninya makan. Merekapun terlibat dalam sebuah percakapan setelah selesai makan.

"Ini Yang Mulia, semalam kami mendapatkan foto-foto menarik ini. Kami ingin menerbitkannya segera, bagaimana menurut yang Mulia?" tanya pria tersebut sambil menyerahkan sebuah amplop besar berwarna coklat.

"Em, terimakasih atas kerja kerasnya kepala editor Sion," ucap Putri Shilla sambil menerima amplop tersebut. Kemudian Putri Shilla pun membuka dan mengeluarkan isi amplop tersebut.

Ternyata isi amplop tersebut adalah beberapa lembar foto CP Bagas dengan Chindai dipesta ulang tahun CP Bagas semalam. Karena memang, 2 paparazzi yang mengawasi dan memotret CP Bagas dengan Chindai semalam adalah wartawan yang dikirim Sion, seorang kepala editor koran harian atas permintaan P.Shilla yang merupakan istri mendiang sahabat Sion.

#Flashback

Beberapa hari sebelum  perayaan ulang tahun CP Bagas diadakan, disebauh restoran P.Shilla menemui kepala editor Sion.

"Saya sangat berterimakasih sekali kepada mendiang Putra Mahkota. Saya sangat berhutang kepadanya, karena beliau berjasa kepada saya. Dahulu ketika saya kesulitan finansial karena kebangkrutan usaha orangtua saya, dan saya terpaksa akan meninggalkan bangku sekolah, beliau datang kepada saya sebagai sahabat dan membantu finansial keluarga kami. Hingga saya bisa menjadi seperti sekarang. Jadi, bila Yang Mulia Putri Mahkota.... oh maaf, Yang Mulia Putri Shilla butuh bantuan saya, silahkan katakan saja..." ujar Sion, kepala editor koran harian terbesar di Palembang.

"Ah, tidak apa-apa. Akupun masih berusaha untuk menerima nasibku. Bukan lagi menjadi Putri Mahkota. Namun hatiku masih memberontak ketika melihat anakku, Pangeran Rafa. Seharusnya sekarang ia menjadi Putra Mahkota. Namun nasib buruk menimpa kami. Mendiang Putra Mahkota telah meninggalkan kami," ucap P.Shilla.

"Saya pun merasa sedih untuk itu. Mendiang Putra Mahkota Riko pernah mengatakan kepada saya, bahwa beliau ingin menjadi seorang raja yang bijaksana, dan beliaupun mengimpikan anaknya kelak menjadi Raja yang lebih hebat darinya," ucap sedih Sion.

"Namun sekarang, hal itu tak mungkin terjadi. Kecuali... Tahta itu dikembalikan sesuai semula. Tahta Putra Mahkota yang sekarang, dikembalikan kepada putraku, Rafa. Dan juga, tahta Ratu  yang memang seharusnya milikku," ujar P.Shilla yang terlihat emosional.

"Benar yang mulia, anda harus mendapatkan tahta itu kembali," bela Sion.

"Baiklah editor, aku ingin meminta bantuanmu. Weekend besok ada acara perayaan ulang tahun CP Bagas di Pulau Kemaro. Sepertinya akan ada hal menari. Mungkin kamu bisa mengirim wartawan kantormu untuk mengawasi meraka," pinta Putri Shila,

"Suatu kehormatan bisa melayani yang mulia," jawab kepala editor Sion.

#Flashbackend

"Hemh, foto-foto yang sangat menarik. Sebaiknya, jangan kita keluarkan dulu. Kalau bisa, tolong cari tahu siapa gadis ini dahulu,"pinta P.Shilla sambil mengamati foto-foto yang ia pegang.

"Baik yang mulia," jawab editor Sion.

*Istana

Chelsea bosan dengan aktifitasnya dikediamannya. Ia berjalan-jalan ketaman istana sendirian. Seperti biasa, Rafa telah berada di taman tersebut sendirian dengan bukunya. Chelsea yang baru tiba dan melihatnya, mengagetkan Rafa dari belakang.

Rafa yang tak tahu kehadiran Chelse pun kaget, dan kemudian mereka pun ngobrol dan tertawa bersama.

CP Bagas yang baru saja menemui Ibu Suri, melewati pinggir taman tersebut melihat Chelsea yang sedang bercanda-gurau dan hanya berdua dengan Rafa. Bagas sempat berhenti sejenak dan raut mukannya pun berubah.

*Kediaman Royal Couple

Chelsea baru saja sampai dikediamannya dengan ekspresi ceria. Dia menemukan Bagas yang sedang berlatih pedang diruang depan. Chelsea tiadak ingin mengganggu Bagas yang sedang berkosentrasi memainkan pedangnya dengan sasaran fas bunga yang berada diatas meja, sasaran Bagas adalah daerah sekitar fas agar fas tidak jatuh. Chelsea menunggu Bagas hingga selesai berlatih dengan melihatnya dan menirukan gerakannya didepan pintu. Akhirnya Bagas menyudahi latihannya karena tersadar akan kehadiran Chelsea.

Melihat Chelsea yang akan masuk, Bagas menghela nafas dan berkata;
"Oh memalukan! Dimana perginya urat malumu?"

"Apa yang kamu maksudkan?" ucap Chelsea kaget mendengar perkataan Bagas.

"Bukankah sudah pernah ku bilang, sebaiknya kamu tingkatkan pengetahuanmu ketika akan masuk istana?" ujar Bagas dengan menutupi emosinya.

"Kamu mungkin bagus dalam hal gambar-menggambar dan juga lukis, namun pengetahuan umummu sangat kasihan," lanjut Bagas, "Itu tadi adalah penggalan dialog dari drama Hamlet," Bagas menjelaskan.

"Hah? Ap... Apa itu?" Chelsea kebingungan.

"Jangan kamu katakan, kamu bahkan belum pernah membaca novel karya sastra Shakespeare. Itulah kenapa kamu harus meningkatkan pengetahuanmu," sindir Bagas meremehkan sambil akan memulai latihan pedangnya lagi.

"Meningkatkan?" ujar Chelsea.
"Benar, kamu memang berpengatuhan luas. Tetapi, kenapa kamu membuatku malu dan seperti menjauhiku didepan umum ketika pesta ulang tahunmu kemarin?" tanya Chelsea membela.
"Setelah ku ingat, aku hanya pelengkap Putra Mahkota sebagai simbolisasi saja. Kamu juga mengundang Chindai, dan kamu membuatku terlihat buruk didepannya. Jika kamu benar-benar menyukai Chindai, seharusnya kamu melakukan sesuatu yang lebih berani untuk menikahinnya. Kenapa kamu membuatku berbuat kesalahan buruk dan berakting seperti sekarang? Kamu egois dan bodoh," ucap Chelsea dengan emosi yang tertahan.

Ucapan Chelsea ini membuat Bagas menghentikan latihannya dan mulai emosi yang muncul.

"Apa yang kamu katakan?" ucap Bagas yang masih menahan emosi.

"Kamu egois dan bodoh," ucap Chelsea santai dan nada menghina.

Bagas yang sudah emosi, mendekatkan tubuhnya dan mukannya kedepan muka Chelsea. Chelsea yang mendapati reaksi Bagas yang emosi, mulai kendur emosinnya dan mundur. Kemudian Bagas menghentikan langkahnya dan hanya mengeluarkan suara desisan mengurangi emosinya. Kemudian ia mencoba memainkan pedangnya lagi kedekat fas. Namun kali ini, fasnya jatuh yang menandakan emosinnya sedang tidak  stabil atau naik. Chelsea yang melihatnya pun hanya bisa melotot kaget dan terdiam.

"Dengarkan aku baik-baik!" ucap Bagas menambah ketegangan pada Chelsea.
"Kita adalah pasangan yang tidak beruntung, kita tidak bisa saling mengisi satu sama lain. WALAUPUN BEGITU..." tiba-tiba suara Bagas mengeras, "walaupun begitu," Bagas yang emosinnya sudah menurun, mengecilkan suarannya juga.

"Sudahlah, lupakan," lanjut Bagas yang ingin mengucapkan sesuatu namun tak jadi sambil meninggalkan Chelsea yang masih mematung terkejut akan reaksi Bagas barusan.

*Sore hari dilapangan berkuda

Bagas yang masih memikirkan pertengkarannya tadi pagi dengan Chelsea, akhirnya pergi keperkumpulan club berkudanya setelah beberapa kali absen. Namun, ia hanya pergi sendirian.
Setelah selesai berkuda, Bagas menuju cafe di peternakan kuda tersebut yang telah berada Josia, Fattah, Difa dan Chindai terlebih dahulu.

"Apakah beneran bisa, seekor itik buruk rupa berubah menjadi angsa?" ucap Difa.

"Kamu beneran berpikir begitu? Kupikir dia hanya akan tetap saja. Seorang rakyat jelata. Lihat saja dari ujung rambutnya hingga kaki, dan juga pemikirannya. Dia benar-benar seorang rakyat jelata, bukan bangsawan seperti kita," balas Josia.

Bagas yang ternyata sedari tadi telah mendengarkan percakapan mereka didepan pintu cafe, akhirnya masuk dengan cuek walau ia tahu benar siapa yang sebenarnya mereka bicarakan.

Disaat Bagas masuk, Josia, Difa dan Fatah salah tingkah. Chindai hanya diam saja sambil melihat Bagas dengan tajam.

"Ada satu cara bagaimana seekor itik buruk rupa bisa berubah menjadi angsa, renkarnasi," ujar Fattah dengan polos.

Hal itu membuat sedikit tersenyum teman-temannya. Bagas yang telah duduk, pura-pura tiduran dan tak mendengarkan. Namun dengan mata tertutup ia berucap;

"Hey, anak orang kaya. Tahukah kalian bagaimana caranya seorang anak orang kaya berubah menjadi bangsawan berdarah biru 100%? Renkarnasi," sindir Bagas dengan mengembangkan senyumnya.

"Sudahlah, kita akhiri saja pertemuan hari ini. Lihat kalender dan tentukan kapan kita berkumpul lagi," saran Bagas sambil berlalu meninggalkan cafe tersebut.

*Dilapangan berkuda

Bagas ternyata tidak langsung pulang, namun ia sendirian berkuda dan menyendiri dipinggiran lapangan. Chindai menyusulnya dan mendekatinya.

"Apa yang kami bicarakan tadi adalah sindiran tentang istrimu. Kamu tidak sukakan? Bukankah begitu?" jelas Chindai.

"Aku tahu, kamu bukanlah orang yang tergantung pada orang tuamu, kamu juga bukan tipe orang sombong. Tapi seperti yang kamu katakan dulu, diabad 21 ini, tidak ada lagi orang yang 100% berdarah bangsawan atau biru. Tapi aku tidak dapat menerima itu. Aku benci dengan kenyataannya. Seseorang yang tidak mempunyai selera dan kekanak-kanakan. Bukankah kamu bilang, bahwa aku yang seharusnya berada disampingmu? Seseorang yang tidak tepat, berada disampingmu, membuatku marah. Aku tidak dapat menerima itu semua," ujar Chindai sambil menahan air matanya.

Bagas yang berada disampingnya, terlihat galau dengan pernyataan Chindai ini.

Chindaipun memutuskan pulang dahulu, dan diantar oleh Josia.

*Setelah makan malam di kediaman Royal Couple

Bagas sedang berada dikamarnya seperti biasa, sibuk dengan earphone ditelingannya dan buku ditangannya. Chelsea masuk kekamar Bagas dengan boneka besar yang ia gendong dibelakanngnya.

"Tebak, apa yang kubawa?" tanya Chelsea dengan gaya anak-anak.

Bagas hanya melihatnya sekilas, dan tak menjawabnya.

Chelsea memandang Bagas dengan sinis, kemudian menampakan boneka yang ia bawa dan berujar;
"Ini adalah boneka dengan dua sisi wajahmu," sambil membalikkan boneka tersebut,"ini adalah kamu yang sedang marah dan ini adalah kamu yang sedang tersenyum."

Memang difoto tersebut, pada bagian wajah, tertempel foto Bagas dengan muka sinisnya dan dibagian lain foto Bagas dengan ekspresi tersenyumnya.

Bagas hanya menggeleng kepala melihat tingkah Chelsea.

"Ngomong-ngomong, kamu masih ingat kan janjiku kepadaku tempo hari?" tanya Chelsea serius.

"Janji apa?" tanya Bagas dengan cuek.

"Kau berjanji akan membawaku pulang untuk menemui orangtuaku. Apa kamu sudah mengatakannya kepada Raja, Ratu dan Ibu Suri?" tanya Chelsea.

"Belum, keadaan belum memungkinkan. Kenapa kamu tidak ngomong sendiri saja?" balas Bagas.

"Aku ingin, tapi setiap bertemu mereka, situasi selalu tidak memungkinkan. Mereka sudah sibuk dengan obrolannya sendiri," kilah Chelsea.

"Cepatlah minta ijin kepada mereka," pinta Chelsea.

"Lalu, bagaimana dengan pelajaranmu tentang istana? Apa kamu sudah menyelesaikan buku yang diberikan Ratu?" tanya Bagas.

"Belum, aku tidak bisa berpikir jernih karena rindu rumah," jelas Chelsea.

"Lalu, kenapa tidak kamu bilang saja kepada Ratu untuk ijin pulang dengan mengatakan 'aku akan menyelesaikan buku itu namun setelah pulang dulu'?" tanya Bagas.

"Ya, aku akan mengatakan itu, namun selalu saja tidak ada waktu yang tepat," ucap Chelsea dengan percaya diri dan membuat Bagas menggelengkan kepalannya lagi.

"Sudahlah, sebaiknya kamu selesaikan buku itu terlebih dahulu. Kanu mempunyai waktu untuk membuat mainan tak berguna itu, namun tidak untuk menyelesaikan buku," sindir Bagas.

Chelsea yang sebal, akhirnya memutuskan keluar dari kamar Bagas sambil menggerutu.

Dan sesampainya dikamarnya, ia memukuli boneka yang berwajah marah Bagas yang menghasilkan suara ribut. Bagas yang mendengarnya, mengintipnya dan memotret apa yang dilakukan Chelsea sambil tersenyum.

*Pagi hari di Istana

Chelsea barukeluar kamar, namun ia telah ditinggal Bagas yang lebih dulu berada ditempat Ibu Suri Ira untuk sarapan bersama.

Chelsea telah sampai ditempat Ibu Suri Ira, dan ternyata telah ada Ibu Suri, King Cakka, Ratu Agni dan CP Bagas.

Sebelum sarapan dimulai, Ratu memuji penampilan CP Chelsea yang terlihat fresh dipagi hari. King Cakka pun membenarkan.

"Benar Ibu Suri, warna baju yang dikenakan pun sangat cocok dengan suasana pagi ini," ujarnya.
Chelsea yang mendengarkan pujian-pujian itu tersenyum tersipu malu dan melihat kearah Bagas, Bagas pun membalas melihat Chelsea namun dengan ekspresi tak terima pujian-pujian itu.

"Dan Putra Mahkota kita pun telah menjadi laki-laki dewasa yang bijaksana," lanjut King Cakka.

"Hmm?"gumam Ibu Suri.

"Pagi-pagi tadi, Putra Mahkota mendatangi saya untuk meminta ijin tinggal untuk beberapa hari dikediaman keluarga Putri Mahkota. Saya pikir itu ide yang bagus. Putra Mahkota bisa belajar banyak hal dilingkungan yang berbeda dari istana. Bagaimana menurut Ibu Suri?" tanya King Cakka kepada Ibu Suri meminta persetujuan.

Chelsea yang hanya mendengarkan, terlihat senyum-senyum bahagia sambil melihat Bagas, dan tak menyangka Bagas akan melakukan ini.

"Ide yang bagus. Bukankah memang seharusnya seorang pengantin laki-laki tinggal untuk beberapa hari dikediaman mempelai wanita terlebih dahulu. Kita bisa menerapkan tradisi itu," jawab Ibu Suri menyetujui.

"Bagaiman menurutmu, Ratuku?" tanya Ibu Suri meminta pendapat.

"Tentu saja, apa yang dikatan Ibu Suri logis. Saya setuju. Lalu, apa kah kau setuju Putri Mahkota?
Atau, kau punya rencana lain?" tanya Ratu.

Chelsea sedikit meminta pertolongan jawaban kepada Bagas apa yang harus ia katakan dengan menampakan ekspresi bertanya kepada Bagas. Bagas hanya cuek, lalu Chelsea pun menjawab,"Tidak, aku tidak masalah dengan ini semua," dengan ekspresi bahagia lalu berterimakasih kepada Ratu, Ibu Suri dan Raja dan suasana menjadi ceria.

Disaat akan meninggalkan kediaman Ibu Suri, Bagas meninggalkan Chelsea. Chelsea mengejar Bagas dan menarik lengannya, namun Bagas menangkisnya.

"Hey, seharusnya kita pergi bersama," ujar Chelsea dengan ceria sambil berlari mengejar Bagas.

P. Rafa yang baru sampai kekediaman Ibu Suri, melihat itu semua dan terlihat kecewa.
-TBC-

NB:
Dialog dari Novel/Drama tadi, dicuplik dari Act 3 Scene IV. Percakapan antar Hamlet (Prince of Denmark) dengan Ibunya, Queen Gertrude. Dan dialog tadi diucapkan oleh Hamlet untuk menceramahi/mengomentari ibunya, yang karena ayah Hamlet telah meninggal, kemudian sang ibu menikahi adik ayahnya aka pamannya. Hamlet memberikan komentar atas pernikahan tersebut, yang intinya bahwa hal tersebut "memalukan" dan "dimana urat malu ibunya telah pergi? kenapa bisa menikahi adik iparnya yang "jahat" tersebut."

Untuk part selanjutnya, kalian harus lebih bersabar ya. Sebulan ini, bakal sibuk. Gak janji bisa posting cepet. Sabar yah reader tercintahhh... :*
Comment, Kritik, Saran ditunggu lho, di twitter @bitaBee, Chat Box dan juga laman comment di page ini.
Makasih... :)

Saturday 10 August 2013

Princess Hours versi IC [Chapter 3 part2]

"Apa? Apa kamu sedang mempermainkanku?" reaksi chelsea sambil menarik krah baju Bagas dengan kesal.

Bagas hanya diam melihat tingkah Chelsea, dan kemudian dia berucap;
"Kamu rindu rumah bukan? Baiklah, aku akan membawamu pulang, atau aku harus memanggil mereka untuk berkunjung kesini?" tawar Bagas.

Chelsea yang mendengar ucapan Bagas kemudian berloncat kegirangan; "Apakah itu benar?" ucapnya.

"Ya, tapi setelah aku melihat kelakuanmu selanjutnya," jawab Bagas.

Hal ini membuat Chelsea sebal lagi, kemudian dia memukul dada Bagas. Bagas pun hanya tersenyum melihat tingkah Chelsea sambil membelai rambutnya.

*Keesokan harinya

Setelah pulang dari kampus, Chelsea sudah sangat disibukkan dengan jadwal pelatihan di Istana. Padahal hari ini, oranggtuanya akan berkunjung ke Istana seperti apa yang telah dijanjikan Bagas semalam. 

Namun, Dayang Misel tidak mengizinkan Chelsea untuk pergi sebelum menyelesaikan tugasnya membaca buku yang ia berikan. Membaca buku dengan pikiran kalut seperti itu, sangat mustahil untuk terselesaikan. Beberapakali Chelsea melihat hp'nya, namun selalu kena tegur oleh Dayang Misel yang memintanya untuk mematikannya.

*Kediaman Ibu Suri

Sore itu, Papa dan Mama Chelsea telah berada di Istana. Karena Chelsea belum selesai juga dari rutinitas kegiatan Istananya, maka Ratu dan Ibu Suri menemani mereka.

"Apakah saya perlu memanggil Putri Mahkota untuk segera menyudahi kegiatannya?" usul Ratu Agni yang tidak enak hati kepada orangtua Chelsea yang telah menunggu lama.

"Aaa, ya..." ucap Papa Rio yang terpotong oleh perkataan Mama Ify.
"Ah, tidak perlu Yang Mulia. Biarkan dia, aa maksud saya Putri Mahkota untuk menyelesaikan kegiatannya dahulu. Putri Mahkota harus terbiasa dengan ini," sela Mama Ify dengan bijak.
Ucapan mama Ify ini membuat kecewa papa Rio.

*Kediaman Royal Couple

Chelsea telah kembali kekediamannya dengan berlari dan raut muka gembira. Dia mencari orantuanya yang ternyata tidak ada diruang tamu, lalu dia menuju kamarnya, disanapun tak ada. Kemudian dia menemukan empek-empek makanan kesukaannya dimeja makan dan dia menyadari, orangtuanya telah pulang. Raut muka gembira dengan seketika hilang dari paras ayunya. Dia menjadi cemberut dan menangis. 

Bagas baru sampai kediamannya ketika Chelsea akan beranjak kekamarnya.

"Menantu macam apa kamu? Menyuruh orantuaku untuk pulang dan bersikap seperti tidak ada apa-apa. Setidaknya kamu meneleponku agar segera datang,," ucap Chelsea sambil menahan tangisnya.

"Maaf Yang Mulia, kami tidak tahu bahwa orangtua Yang Mulia telah pulang. Yang Mulia Pangeran melarang kami untuk menelepon Putri Mahkota karena takut mengganggu Putri Mahkota dengan orangtua Yang Mulia," bela Penasehat Istana yang mengawal Pangeran Bagas sambil membawa bingkisan.

"Sudahlah, diam. Tidak usah membicarakan hal yang tidak berguna. Sekarang tolong Anda kirim bingkisan ini kerumah Putri Mahkota secara pribadi," suruh Bagas kepada Penasehat Istana.
Mendengar percakapan tersebut, Chelsea terdiam. Dia menyadari bahwa Bagas tidak mengetahui apa-apa.

*Dikamar Bagas

"knock.knock.knock... Hey..." ucap Chelsea ketika mengetuk kamar Bagas. Karena tidak ada jawaban, Chelsea pun langsung masuk dan mendapati Bagas sedang duduk dengan earphone melekat ditelinganya dan buku ditangannya.

"Lagu apa yang sedang kamu dengarkan?" ucap lirih Chelsea sambil bermain uno yang ada dimeja depannya.

"Apakah kamu masih menyukai Chindai?" lanjut Chelsea.
"Seandainya perjodohan ini tidak pernah terjadi, dan kita tidak menikah. Mungkin, kamu akan menikah dengan Chindai, bukan? Karena hanya dia yang benar-benar kamu cintai. Jika itu permasalahannya, maka kamu akan terlihat lebih bahagia daripada sekarang. Aku merasa seperti penghalang diantara kalian berdua. Aku merasa bersalah jika bertemu dengannya. Tetapi ketika aku berpikir bila kalian akan menikah, aku akan merasa lebih sedih. Aku aneh bukan?" ujar Chelsea dengan lirih dengan ekspresi muka yang sedih juga.

Tiba-tiba Bagas menutup bukunya dan melepaskan earphone'nya dan berkata;

"Aku kekamar mandi dulu."
Bagaspun beranjak dari tempat duduknya dan pergi kekamar mandi.

"Aku penasaran lagu apa yang dia dengarkan," celetuk Chelsea.

Chelsea pun mengambil mp4 player yang selalu dibawa Bagas, dia mencoba menghidupkan mp4 yang ternyata mati. Setelah hidup, tidak ada lagu dalam playlist. Setelah Chelsea cek, ternyata micro sd'nya pun tak ada.

"Hah? Apa-apaan ini? Micro sd'nya gak ada?" teriak Chelsea yang kemudian merubah raut mukanya menjadi panik.

"Jadi sedari tadi... dia tidak mendengarkan lagu apapapun... Aa, bagaimana ini? Aaaa~ aku akan jadi gila..." seru Chelsea sambil panik.

Chelsea pun bergegas meninggalkan kamar Bagas, namun sayang, tepat saat Bagas kembali dari kamar mandi.

"Hey, mau kemana kamu?" tanya Bagas dengan gayanya yang cool.

"Aaa, tidak," jawab Chelsea mencoba tenang.

Bagaspun terlihat menyunggingkan bibirnya membentuk bulan sabit dibibirnya melihat tingkah istrinya tersebut.

*Dikamar Chelsea

Chelsea masih khawatir bila saja Bagas mendengar apa yang baru saja ia ucapkan. Kemudian diapun menelepon sahabatnya, Angel.

"Dia mendengar semua yang kamu ucapkan dan kamu berpura-pura dia tidak mendengar apapun?" ucap Angel dari seberang telephone.

"Aku akan menjadi gila. Dari ekspresi nya, aku yakin dia mendengar semua yang ku katakan. Apa yang harus kulakukan biar semua menjadi lebih baik? Tidak, mungkin dia tidak mendengarkanku. Aa tidak... 
Setelah melihat senyumannya kepadaku, pasti dia dengar. Tetapi, itu tidak seperti aku mengakui 'aku suka kamu' atau sejenisnya bukan?" tanya Chelsea.

"Bodoh. Itu hal yang sama saja. Kamu...seharusnya benar-benar menyukainya bukan?" celetuk Angel.
Chelsea hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya ini, namun senyuman tersebut tidak dapat didengar oleh Angel tentunya.

 "Ya Tuhan, kamu mirip dengan karakter utama dalam buku yang baru aku baca. Kenapa orang-orang yang menikah karena perjodohan, pada akhirnya saling menyukai?" ujar Angel.

*Pagi hari di Istana

Chelsea sedang sendirian ditaman Istana. Rafa yang baru saja menemui Ibu Suri, berhenti setelah melihat Chelsea dan menghampirinya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" ujar Rafa mengagetkan Chelsea yang memang sedang  melamun.

"Kamu datang untuk menemui ibu Suri ya?"tanya Chelsea.

"Iya, dan aku baru ingat, akhir pekan besok adalah ulangtahun Bagas," ucap Rafa.

"Ulang tahun?" ujar Chelsea secara reflek.

"Apa, Putri Mahkota belum tahu akan hal ini? Akhir pekan besok, ulangtahunnya akan dirayakan dipondokan kerajaan yang berada di pulau Kemaro," lanjut Rafa.

 *Makan malam dikediaman Royal Couple

"Hey, bukankah besok kamu ulangtahun?" celetuk Chelsea.

"Emh,kukira begitu," jawab Bagas dengan cuek.

"Kenapa kamu tidak memberitahuku? Setidaknya aku bisa menyiapkan kado untukmu. Walau tentunya kamu sudah memiliki semuanya,"ujar Chelsea.

"Apa itu penting? Akupun lupa. Lagian diinternetkan sudah banyak juga yang menuliskan hari ulangtahunku. Kenapa bisa kamu tidak tahu?" ujar Bagas yang masih dengan cuek.

"Emm, entahlah... Ngomong-ngomong, apa hobimu? Mungkin aku bisa memberimu sesuatu yang berhubungan dengan hobimu," ucap Chelsea.

"Itu juga pasti ada di internet," jawab Bagas singkat.

"Ishh.. Aa, kalau cita-citamu? Apa diinternet  ada? Apa kamu mempunyai cita-cita? Terlepas dari kenyataan bahwa kamu adalah penerus tahta yang pasti akan menjadi Raja untuk negri ini," kata Chelsea yang membuat Bagas bungkam.

Yap, selama ini Bagas tidak terlalu memikirkan cita-citanya. Selama ini, tidak ada juga yang bertanya padanya akan apa cita-citanya. Karena memang Bagas sudah dipersiapkan untuk menjadi seorang Raja sejak kecil, bukan yang lain.

"Kalau aku, ingin menjadi designer handal dan terkenal. Membuat gaun-gaun indah yang akan membuat si pemakai merasa senang tentunya," ungkap Chelsea memecahkan keheningan yang tercipta.
"Oh ya, apa besok aku boleh mengundang teman-temanku kepestamu?" lanjut Chelsea.

"Aku tidak bisa memutuskannya, semua sudah diatur sekertaris," jawab Bagas dengan mencoba untuk santai lagi.

"Ayolah, biarkan mereka datang... Setidaknya, biarkan mereka selalu didekatku untuk menemaniku. Dan kamu, silahkan sibuk dengan genk'mu," pinta Chelsea.

"Hey, kamu ini seorang Putri Mahkota. Kamu harus selalu dekat denganku," sanggah Bagas dengan tenang.

"Baiklah kalau itu mau'mu, aku akan tetap mengundang mereka," Chelsea memutuskan.

Benar saja, setelah selesai makan malam Chelsea langsung menghubungi Angel, Marsha dan Novi untuk hadir di pesta ultah Bagas.

*Pulau Kemaro, perayaan pesta

Sore hari pesta sudah dimulai. Para tamu yang diundang sudah mulai berdatangan, dan tentu saja orang-orang tertentu yang diundang. Pengawal Royal Couple mengumumkan kedatangan Royal Couple, dan para tamu pun menyambutnya dengan meriah. Awalnya, Chelsea selalu berada disamping Bagas, namun ketika Bagas sudah bertemu dengan genk'nya, Difa, Josia, dan Fattah, Chelsea pun semakin terabaikan. Sehingga Chelsea secara perlahan, memisahkan diri dari Bagas dan mendekati Rafa yang memang terlihat masih belum akrab dengan tamu lainnya sama halnya denngan Chelsea. 3 orang teman Chelesea pun belum datang, begitu juga Chindai.

"Hey, apa Chindai belum datang?" tanya Fattah dengan tiba-tiba ditengah obrolannya bersama CP Bagas, Difa dan juga Josia.

"Umh, kurasa belum," jawab Josia sambil melihat sekitar sambil mencari sosok Chindai, "Nah, itu dia..."lanjut Josia yang telah menemukan sosok Chindai yang baru saja sampai dipintu masuk.

Bagas pun ikut melihat kearah dimana Josia menunjukkan lokasi Chindai berada.

Chelsea yang sedang asik mengobrol dengan Rafa pun, ikut melihat kearah Chindai karena memang Josia mengatakan lokasi Chindai dengan nada yang cukup keras untuk didengar Chelsea. Chelsea hanya melihat sosok Chindai dari kejauhan, dan kemudian dia melihat kearah Bagas yang terdiam melihat Chindai. Dan atmosphere diruangan itu pun berubah menjadi sedikit menegangkan.

Chindai pun menuju kearah CP Bagas dan memberinya ucapan ulangtahun dengan hanya berjabat tangan. 

"Apa kabar,Yang Mulia. Ngomong-ngomong, selamat ulang tahun, Pangeran" ucap Chindai dengan tersenyum dan sambil mengulurkan tangannya. Bagas sedikit lama memberikan respon jabat tangan tersebut, namun akhirnya merekapun berjabat tangan. 

Chelsea masih melihat mereka dengan tatapan yang miris.

Kemudian Chindai memberikan kadonya kepada CP Bagas, sontak genk Bagas secara bersamaan bersorak untuk membukannya hingga membuat semua tamu melihat kearah mereka. CP Bagas pun membuka kado yang diberikan Chindai yang ternyata berisikan MP4 player, barang yang hampir selalu melekat dengan CP Bagas.

*Taman belakang tempat perayaan pesta

Disaat pesta break sejenak sembari menunggu persiapan makan malam yang sedang dipersiapkan, Bagas duduk sendirian dipojok sepi taman tersebut. Disampingnya telah ada beberapa kado yang berasal dari orang-orang terdekatnya. Bagas membuka kembali kado yang diberikan oleh Chindai dan mengambil MP4 player tersebut kemudian memandanginya sejenak. Namun kemudian, ia masukkan kembali mp4 tersebut kekotak kado namun dengan posisi tidak ditutup. Lalu, Bagas membuka kado yang lain. Kali ini ini membuka kotak kado yang terbungkus oleh kertas berwarna biru dengan pita berwarna merah hati. 

Ia mengambil hadiah yang berada dikotak kado tersebut yang ternyata adalah sebuah sepatu lukis dengan gambar bercorak naga. Bagaspun tersenyum dan mengingat sesuatu;

#Flashback

Sore itu, Bagas sendirian berjalan sendirian dilorong kampus yang mulai sepi. Bagas dengan gaya cool'nya berjalan santai menelusuri lorong tersebut sambil membuka-buka buku yang ia bawa dan tanpa melihat arah depan. Namun tiba-tiba;

Bruggg~

Terdengar suara tabrakan. Seorang gadis dengan tampilan beda, telah jatuh tersungkur didepan Bagas setelah menabrak Bagas. Bagas yang tubuhnya lebih besar, hanya terpental sedikit tanpa jatuh. Bagas merasakan ada sesuatu yang telah membuat kakinya terasa dingin. Dan benar saja, telah ada tumpahan ice cream yang berada disepatu sport-nya. Dari muka gadis yang jatuh didepan Bagas tersebut, Bagas pun mengetahui kalau gadis itu yang telah membawa ice cream dan jatuh ke sepatu sportnya. Gadis itu terlihat panik ingin membersihkan sepatu yang telah kotor itu dengan posisi yang berlutut karena dia habis jatuh. Namun Bagas yang tak terlalu memikirkannya dan karena merasa risih dengan sikap gadis tersebut, dengan santai mencopot sepatu tersebut dan meninggalkannya ditempat. Bagas melihat sekilas pada gadis tersebut, terlihat rasa bersalah dan kecewa. Namun Bagas yang merasa tak nyaman karena tingkah gadis tersebut berpikir untuk segera pergi dari masalah kecil tersebut.Bagas sebenarnya tak enak hati karena posisinya sebagai Crown Prince, membuat gadis tersebut seperti merasa bersalah sekali kepadanya. Dan karena sikap kaku Bagas, Bagas hanya meninggalkan gadis tersebut tanpa sepatah katapun.

[Check ulang Chapter 1 part 1 ]

#Flashback-end

Dan Bagas pada akhirnya mengenali nama gadis tersebut adalah Chelsea yang membuatnya semakin melebarkan sunggingan senyumnya ketika melihat kembali sepatu lukis tersebut. Ya, karena sepatu yang berada ditangan Bagas sekarang merupakan sepatu sport putih kepunyaan Bagas dulu yang telah diberikan lukisan oleh Chelsea hingga menjadi sepatu lukis seperti sekarang.

Bagas mencoba memakai sepatu tersebut. Namun kemudian, Chindai yang juga sendirian, mendatangi Bagas dan duduk didekatnya. Manyadari kehadiran Chindai, Bagas sedikit canggung memakai sepatu yang diberikan oleh Chelsea.

"Hey, sedang apa kamu sendirian disini? Tidakkah kamu dicari oleh yang lain?" ujar Chindai membuka percakapan.

"Ah, tidak. Aku hanya ingin sendiri saja," jawab Baga cuek.

Chindai kemudian melihat mp4 darinya yang berada didalam kotak kado terbuka.
"Sudahkah kamu mendengarkan lagu yang berada di mp4 dariku?" tanya Chindai antusis.

"A, maaf, belum," jawab Bagas denagn sedikit bersalah.

Chindai pun mengambil mp4 tersebut dan memasang satu earphone ketelinganya dan berujar;

"Baiklah, ayo kita dengarkan bersama," sambil memasangkan satu earphone yang lain ketelinga Bagas.

Bagas yang kaget dengan tingkah Chindai, awalnya terlihat sangat canggung dan menghindar. Namun Chindai memaksa dan Bagas hanya bisa pasrah menerima karena diapun tak ingin memungkiri, masih ada sedikit rasa senang dengan situasi ini.

Chindai yang menikmati keadaan ini, terlihat larut dalam suasana hingga dirinya bersandar pada bahu Bagas.

Tanpa mereka sadari, telah ada 2 orang pria yang membawa kamera yang sedang memfoto tingkah mereka berdua dari belakang karena mereka memang berada diluar pagar yang posisinya memang dekat dengan tempat Bagas dan Chindai berada. 2 pria tersebut terlihat seperti paparazzi.

-TBC-

NB:
Gak bsa janji cepet-cepet nglanjutin berhubung besok Senin udah padet kegiatan lagi. :3
Pokoknya, staytune aja... :)
Kalau ada yang baru, di info juga kok...
Masih ditunggu KRITIK, SARAN dan KESAN'nya ya di twitter @bitaBee, chat box dan comment dilaman ini.
Makasih :)
Yang pasti, part-part selanjutnya akan dibikin gregetan. Klimaks ini...
Makasih.
Sayang kalain semua... :*

Friday 9 August 2013

Princess Hours versi IC [Chapter 3 part 1]

*Saat pergantian jam

Disaat pergantian jam, Chelsea tidak ada teman. Akhirnya dia bertemu Rafa dan merekapun mengobrol. Chelsea curhat kepada Rafa tentang sikap teman-temannya. Chelsea sangat frustasi dengan ini.

*Pagi hari di Kampus

Ini adalah hari pertama Chelsea berangkat kekampus setelah pernikahan. Dia berangkat satu mobil dengan CP Bagas. Pandangan mahasiswa lain kepada dirinya pun berubah, begitupun ketika dia sampai di kelas. Ketika mobil Royal Couple ini berhenti didepan gedung kampus, dan ketika CP Chelsea keluar dari mobil, langsung banyak yang mengerumuninya sekedar untuk berjabat tangan hingga berfoto bersama dan minta tanda tangan. CP Bagas yang melihatnya dari sisi lain mobil, hanya bisa bergeleng kepala dengan sikap anak-anak kampusnya. Namun hal berbeda diterima Chelsea ketika sampai dikelasnya. Teman-teman kelasnya, termasuk Angel, Marsha dan Novi mendiamkannya.

Ketika Chelsea sampai didepan kelas, dia bertemu Rafa. Chelsea mengenalinya sebagai sepupu CP Bagas namun semalam mereka belum sempat mengobrol ataupun bertegur sapa dan Chelsea pun mengangap ini pertama kalinya mengobrol. Lalu P. Rafa mengingatkan Chelsea bahwa dia pernah bertegur sapa saat Rafa mencari kantor TU. Lalu Rafa berterimakasih kepada Chelsea. Chelsea baru ingat dan minta maaf karena lupa.

Sesampainya didalam kelas, Chelsea dicuekin semua temannya, termasuk Angel, Marsha dan Novi.

Chelsea berusaha meyakinkan teman-temannya bahwa dia tetap sama seperti dulu. Chelsea kembali menggunakan pensil untuk menyanggul rambutnya. Namun hal itu tidak berpengaruh pada temen-temanya yang tetap mencuekkan dirinya.

*Saat pergantian jam

Disaat pergantian jam, Chelsea tidak ada teman. Akhirnya dia bertemu Rafa dan merekapun mengobrol.
Chelsea curhat kepada Rafa tentang sikap teman-temannya. Chelsea sangat frustasi dengan ini.
"Aku merasa sedih dan buruk, tidak seperti yang terlihat oleh mereka. Seorang gadis biasa, tiba-tiba menjadi Puteri Mahkota. Ini bukan hal yang membuatku bahagia. Dan ini bukanlah cerita tentang Cinderella. Sebagian orang akan muak dengan cerita itu," curhat CP helsea,

"Mulai sekarang dan seterusnya, aku hanya akan melakukan yang terbaik untuk ini. Aku tidak ingin menyerah seperti biasanya. Btw, terimakasih," pungkas CP Chelsea.

"Terimakasih untuk apa? Aku tidak melakukan apa-apa," jawab P.Rafa yang sedari tadi hanya mendengarkan curahan hati Chelsea.

"Kamu melakukan lebih, kamu sedari tadi disini hanya mendengarkan keluhanku. Kamu sangat hebat," sela Chelsea.

"Aku memang yang terhebat," potong Rafa.
"Haha... Maaf. Ini melegakanku, aku menemukan teman baik baru," cetus Chelsea.
"Begitupun denganku," timpal Rafa sambil tersenyum.

*Dilapangan belakang kampus

CP Bagas dan genknya sedang bermain basket sambil menunggu jam kuliah selanjutnya. Mereka terlihat seru dalam bermain. Sampai ketika Bagas terdorong oleh lawan dan terjatuh. Bagas menahan tubuhnya dengan tangannya dan mengakibatkan telapak tangannya lecet sedikit. Para pengawal CP Bagas yang tinggal 3 orang langsung maju untuk menolong CP Bagas dan akan mengamankan teman-teman CP Bagas, namun CP Bagas langsung mencegahnya dengan memberi isyarat tidak apa-apa. CP Bagas pun kemudian duduk dipinggir lapangan yang kemudian diikuti oleh Difa, Fattah dan Josia yang mengkhawatirkan keadaan CP Bagas.

"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Difa.
"Ya, aku baik," jawab CP Bagas singkat.

"Apa kamu lebih nyaman setelah pengawalmu berkurang?" tanya Josia, "pernikahan ini tidak terlalu buruk. Bagaimana kamu menghabiskan malam pertamamu?" lanjut Josia iseng.

"Apa yang kamu pikirkan?" goda Difa.
"Gosh," hela CP Bagas sambil menyenggol Difa.

"Apa? Apa terjadi sesuatu?" timpal Fattah penasaran.

"Tidak ada 1% dari yang kalian pikirkan sekarang," jawab Bagas cuek sambil memegangi tangannya yang luka. Dan kemudian Bagas malah ingat kejadian Chelsea menggigit tangannya,
"Umh, setelah kupikir lagi, aku pikir naik menjadi 7%," lanjut Bagas yang mengundang seruan penasaran dari ketiga temannya.

"Wuuu... beri tahu kami, kejadian apa itu?" desak Fattah.
(Bagas berdehem) dan mengalihkan percakapan, "ayo kita pergi,".

*Ditangga menuju kelas CP Bagas

CP Bagas, Difa, Fattah dan Josia naik tangga sambil bercanda gurau. Dan mereka baru terdiam ketika sudah mencapai puncak tangga dan melihat sosok Chindai didepan mereka.

"Ayo kita pergi," ajak Josia.
"Hah, kemana?" ucap Fattah bingung.
"Udah, ayoo..." sela Difa sambil menarik Fattah.

Maka, hanya tertinggal CP Bagas dan Chindai disana.

Mereka pun beralih kekelas musik, tempat biasanya mereka bertemu.

"Chindai adalah orang bodoh. Orang bodoh yang hanya latihan bermain biola selama hidupnya. Ketika melihat sebuah kompetisi, setiap orang akan berlatih seperti orang bodoh. Mereka semua tidak mempunyai ekspresi emosi. Aku... aku menggunakan kebahagiaan, kesedian, kemarahan dan rahasiaku, kugunakan dalam bermain biola. Dan aku, aku mulai bermain sesuai apa yang ku inginkan. Kamu akan menyesal. Kamu akan menyesal sepanjang hidupmu karena tidak menungguku. Selamanya. Sekarang, semua sudah berakhir," ucap Chindai panjang lebar tanpa memandang Bagas.

"Tapi, kamu akan tetap bermain dengan Chindai bukan?" lanjut Chindai yang mulai menghadap Bagas.
Bagas yang ditanya, hanya diam saja.

"Jangan khawatir. Siapa yang akan mengguncang kebulatan hatimu? Kamu tahu aku dengan baik bukan. Kamu juga bodoh bila tidak bermain. Sangat bodoh," gerutu Chindai yang kecewa Bagas tak menjawabnya.

Tanpa berkata sepatah katapun, Bagas dengan galau meninggalkan Chindai dikelas itu sendirian.

*Dikelas Chelsea

Saat Chelsea kembali kedalam kelas, Novi yang duduk dibelakang Chelsea, menyuruh Chelsea untuk berdiri didepan kelas  saja daripada didepannya.  Chelsea yang masih beharap dapat berteman dengan mereka secara normal, akhirnya berdiri didepan kelas dan berkata kalau dia tetap sama. Namun ternyata, itu semua hanya untuk mengerjai Chelsea. Saat Chelsea didepan mereka mengeluarkan terompet dll untuk merayakan pernikahan Chelsea. Chelsea terharu dengan sikap teman-teman kelasnya ini. Rafa yang melihat Chelsea diluar kelas pun ikut tersenyum melihat rona bahagia diwajah Chelsea.

*Pulang Kampus

Chelsea yang sudah akrab dengan P.Rafa, keluar kampus bersama. P.Rafa mengantar Chelsea kemobil yang sudah menantinya. Didalam mobil tersebut, CP Bagas telah menunggunya.

Chelsea berhenti sejenak dikejauhan mobilnya, namun telah terlihat mobil itu menunggu dirinya.

"Aku tidak menyangka kau terlibat dalam drama tadi," ucap Chelsea.
"Apa yang benar yang harus kulakukan? Mereka memaksaku untuk berakting menemanimu setelah mereka melihatku denganmu tadi pagi. Itu aktingku," kilah P.Rafa.
"Yaaa, aku tahu. Akting..." timpal Chelsea.

Didalam mobil CP Bagas yang melihatnya berseru,
"Hey, apa yang kau lakukan? Ayo cepat masuk!" perintah CP Bagas.

"Aku harus pergi sekarang, terimakasih telah menghiburku tadi. Setidaknya, kamu menjadi peran protagonis tadi," uajar Chelsea yang kemudian segera berlari menuju mobilnya dan melambaikan tangan dengan lucu kepada P.Rafa. P.Rafa hanya melihat Chelsea pergi dari sisinya,

"Dia milikku... Kau paham? Dia adalah milikku,"ucap lirih P.Rafa sambil melihat kearah Chelsea berlari.

*Beberapa saat didalam mobil

"A, itu jalan menuju rumahku. Bolehkah kita berhenti sebentar?" rajuk Chelsea.
CP Bagas yang ada disampingnya hanya diam saja dengan earphone menempel dikupingnya dan juga buku ditangannya.

Lalu Chelsea melepaskan earphone CP Bagas dan membuat terkejut CP Bagas,
"Apa yang kamu lakukan?" bentak CP Bagas.

Nyali Chelsea sedikit kendur, namun ia tetap melanjutkan rajukannya,
"Aa, itu belokan jalan menuju rumahku. Bolehkah kita mampir dulu?" pinta Chelsea.

CP Bagas dalam diamnya segera menghidupkan tv dimobil tersebut. Dlm rekaman tv tersebut, berisi jadwal kegiatan keseharian Royal Couple. Dan ternyata jadwal Royal Couple sangat padat. Karena sepulang kuliah, Chelsea harus segera mengikuti pelajaran tentang hukum perlindungan anak. Chelsea pun hanya bisa menghela nafas. CP Bagas pun memakai earphonenya kembali.

"Kamu selalu bisa melihat ibu, ayah dan bahkan nenekmu. Ini tidak adil, dasar angkuh," gerutu Chelsea.

*Waktu makan malam dirumah Chelsea

"Aku berharap putriku akan makan dengan baik disana. Aku berharap dia tidak akan sakit perut, atau mendapatkan masalah. Ini akan menjadi sulit untuknya belajar tatakrama didalam istana," ujar Papa Rio.

"Jangan khawatir, kamu tahu seberapa pintar putri kita? Walaupun akan kaku diawal, dia akan melaluinya dengan baik dan akan baik-baik saja. Aku yakin dia akan baik-baik saja, jadi aku tidak terlalu mengkhawatirkannya," balas Mama Ify.

"Jika dia baik-baik saja, itu terlihat bagus. Oh, haruskah kita meneleponnya?"ujar Papa Rio dengan bersemangat.

"Hey, jangan meneleponnya bila hanya akan membuatmu menangis, biarkan dia sendiri," cegah mama Ify.

"Hey nyonya Haling, tidakkah kamu khawatir? Benarkah kamu terlahir dengan kepribadian seperti ini?"ucap Papa Rio kesal.

"Jadi, ayo mulai hidup lebih kuat,"jawab Mama Ify.

"Hey, sudahlah. Ayo kita mulai makannya,"sela Rafli yang sedari tadi hanya diam mendengar percakapan kedua orangtuannya.

*Kediaman Royal Couple

Royal Couple baru saja selesai makan malam, dan mereka baru bersantai diruang tengah. CP Chelsea
sibuk dengan gambar design'nya, dan CP Bagas dengan bukunya. Dan hp CP Bagas pun berdering menandakan ada telephone masuk.

CP Bagas sedikit ragu untuk mengangkatnya, namun akhirnya diapun mengangkatnya dengan berdiri dan menjauh dari tempat Chelsea. Chelsea heran dengan tingkah CP Bagas yang mengangkat telephone'nya dengan menjauh darinya. Walaupun menjauh, dari percakapan lirih dan tingkah CP Bagas, Chelsea tahu betul siapa yang menelepon.

"Hari ini aku menelepone bukan sebagai Chindai, tapi sebagai sekretaris club. Kamu sudah jarang hadir
dalam pertemuan club, sebaiknya acara rutin bulan depan kamu datang. Pertemuan club tanpa anggota yang lengkap adalah tak berarti," suara si penelepon yang adalah Chindai, seperti yang telah ditebak Chelsea.

CP Bagas yang menerima telepone, terlihat sungkan untuk berbicara bebas dihadapan Chelsea.
Walaupun telah menjauh dari Chelsea, CP Bagas tetap saja melirik-lirik kearah Chelsea takut Chelsea menyimak teleponnya.

"Siapa yang bicara? Josia kah? Hah, katakan padanya untuk jangan membuat masalah," suara CP Bagas dalam teleponnya yang sedikit Chelsea dengar sebelum ia meninggalkan ruang tengah.

Karena tidak nyaman dengan sikap Bagas yang seperti ingin menghindarinya ketika menerima telepon tersebut, Chelsea memutuskan masuk kekamarnya. Dia merasa kesepian. Akhirnya ia memutuskan untuk menelepon rumahnya. Obrolan dalam teleponnya dengan kedua orangtuanya dan juga Rafli, adiknya, membuatnya sedikit lebih santai.

CP Bagas yang telah selesai dengan teleponnya pun masuk kedalam kamarnya yang berada didepan kamar Chelsea. Sebelum masuk kedalam kamarnya, CP Bagas sempat berhenti sejenak dan melirik kedalam kamar Chelsea dan melihat ekspresi bahagia dari gesture Chelsea yang selalu tersenyum sepanjang teleponnya. Tanpa sadarpun, Bagas membuat simpul senyuman dibibirnya melihat Chelsea yang terlihat bahagia.

Setelah mengakhiri teleponnya, Chelsea terlihat murung lagi,
"Kenapa rasanya begitu kosong? Mama sudah sukses dengan bisnisnya. Kenapa aku tidak merasa bahagia mendengar itu? Setelah semua yang kulakukan, semua menjadi lebih baik. Apa yang salah sekarang? Kenapa rasanya hampa dan sepi?" batin Chelsea dalam lamunnya.

*Ketika Sarapan

Telepon CP Bagas kembali berdering. Kali ini dengan santai ia mengangkatnya. Walau terkadang melirik Chelsea sebelum menjawab pertanyaan dari lawan bicaranya.

"Hallo... Ya, aku sedang makan sekarang. ... Tidak masalah, dia tidak disini sekarang. Lanjutkanlah... Benarkah? Itu bagus... Ok, baiklah," percakapan CP Bagas dalam teleponnya.

"Itu Chindai bukan?" tanya Chelsea.
"Ehem," jawab Bagas sambil makan.

"Bukankah kalian berteman? Kenapa kau terlihat sungkan ketika berbicara kepadanya dihadapanku tadi?" tanya Chelsea lagi.
"Haha..Benarkah? Jangan ke-pd-an kamu," timpal Bagas.
"Bukan begitu, tapi kamu seperti melirik aku ketika akan menjawab pertanyaan darinya tadi," imbuh Chelsea.
"Melirik? Aku harap kamu tidak benar-benar berpikir begitu. Aku sudah menikah atau belum, aku akan tetap mengangkat telepone tanpa memikirkan apa yang dipikirkan oleh orang lain,"ucap Bagas.

"Aku melihat kepadamu, karena ada nasi dipipimu," imbuh Bagas.

Chelsea yang menjadi objek pembicaraan, menjadi salah tingkah. Buru-buru Chelsea mencari nasi yang dimaksud dan memakannya. Keadaan menjadi kaku dan hening sejenak hingga Chelsea berujar; "Ngomong-omong, bukankah kamu terlalu kasar? Kamu anggap aku apa bagimu, kamu bilang begitu (re: dia tidak ada) didepanku? Aku seperti barang jualan yang bagus. Aku merasa sedih dengan ini semua."

"Apa kamu benar-benar menganggap dirimu sebagai barang jualan? Perhatikan dulu ucapanmu sebelum berbicara. Kamu menggunakan pernikahan ini hanya untuk uangkan? Kamu menikah denganku untuk mendapatkan modal untuk usaha orangtuamu bukan? Dan kamu sudah mendapatkan dokumen kekayaan dari istana juga kan? Berapa yang telah kamu dapatkan?" ucap Bagas dengan kasar namun masih tenang.

"Kamu berbicara begitu kasar," ujar Chelsea yang terlihat marah.

"Kenapa? Bukankah begitu? Tapi kenapa kamu terlihat marah sekarang?" lanjut Bagas.

Chelsea yang tak tahan lagi mendengarkan ocehan Bagaspun, berdiri dari kursinya,
"Baiklah, kenapa aku menikahi orang yang kubenci seperti dirimu hanyalah karena uang. Sudah puas kamu sekarang?" ucap Chelsea yang terlihat marah dan mulai berkaca-kaca.

Suasana menjadi hening sejenak, kemudian Chelsea melanjutkan ucapannya sambil berdiri;

"Benar, aku menikah denganmu karena uang. Apa kamu puas? Awalnya aku merasa lega setelah melihat akun bank-ku. Aku mungkin sebaiknya mengambil barang-barang behargamu yang lain untuk membantu financial keluargaku. Namun ketika menjalani kehidupanku yang sekarang, rasanya itu tidak sebanding. Aku seperti terkurung dalam sebuah sangkar dan hanya menjadi hiasan pelengkap untuk Putra Mahkota," ucap Chelsea sambil menangis.

"Banyak yang mengatakan aku bak seorang Cinderella, tetapi melihat keadaan sekarang, aku seperti cerminan ibu tiri Cinderella yang menikah hanya karena harta," masih dengan menangis Chelsea berucap, kemudian ia berlari meninggalkan ruang makan.

Bagas yang berada dihadapannya pun terhenyak mematung melihat kepergiaan Chelsea. Terlihat dari raut wajahnya, dia tak menyangka Chelsea akan seemosional itu.

*Dikamar Chelsea kemudian taman kediaman Royal Couple

Chelsea yang hatinya tengah hancur akan ucapan CP Bagas, tengah menangis didalam kamarnya.

Kemudian, ia memutuskan untuk keluar mencari udara segar. Saat tengah asik menggerutu mengutuk sikap Bagas, Chelsea melihat Rafa yang tengah berada ditaman Istana. Chelsea pun menghampiri Rafa. Kemudian mereka mengobrol panjang lebar, terutama Chelsea yang curhat akan kehidupannya setelah menjadi Crown Princess. Hingga tiba-tiba hp Chelsea berdering, dan tertera nomer dari kediamannya yang memanggilnya. Chelsea berpikir bahawa itu Misel yang meneleponnya.

*Dikamar Bagas

Bagas tengah termenung sendiri didalam kamarnya. Dia kepikiran akan ucapan Chelsea tadi. Bahkan tadi sempat dia melihat ulang animasi Cinderella dari laptopnya.

*Ditaman Istana

"Kamu dimana sekarang?" suara dari seberang telephone Chelsea yang merubah raut Chelsea cemberut lagi.

"Apa itu Bagas?" tanya Rafa.

[Bagas yang berada diseberang telepon mendengar suara Rafa, raut mukanya pun berubah terlihat menjadi marah.]

"Ada apa? Apa aku ketahuan mencuri sesuatu?" balas Chelsea yang masih marah kepada Bagas.

"Dimanapun kamu sekarang, cepat kembali," perintah Bagas dengan keras yang kemudian teleponnya pun dimatikan.
"Hah? Apa-apaan dia..." ujar Chelsea yang masih marah.

"Ada apa? Sepertinya kamu harus kembali sekarang. Cepat, kembalilah..." suruh Rafa.
"Ah tidak, aku belum ingin kembali," jawab Chelsea.

"Sudahlah, kembalilah cepat. Kita tahukan tempramen Bagas yang tidak suka menunggu? Atau keadaan akan semakin sulit untukmu," nasehat Rafa.

*Dikediaman Royal Couple

Chelsea telah sampai kediamannya. Dengan malas dia masuk, dan sempat dia kaget karena ternyata Bagas telah berada diruang depan sambil tiduran.

"Darimana saja kamu ibu tiri Cinderella?" ucap Bagas yang mengagetkan Chelsea.
"Tokoh itu terlalu jahat dan kejam," lanjut Bagas.

"Kenapa? Bukankah ada sisi dimana aku mirip dengannya? Melakukan apapun dan menikah hanya untuk uang?" keluh Chelsea.

"Berhenti berbicara begitu! Aku sekarang mempunyai kesan yang dalam setelah memikirkannya," seru Bagas.

Kemudian Bagaspun bangun dan berjalan menuju Chelsea;
"Sebenarnya, aku berniat mengundangmu untuk makan malam, malam ini. Kamu bisa mengundang beberapa  temanmu," goda Bagas.
"Apa? Apa kamu sedang mempermainkanku?" reaksi Chelsea sambil menarik krah baju Bagas dengan kesal.

Bagas hanya diam melihat tingkah Chelsea, dan kemudian dia berucap;
"Kamu rindu rumah bukan? Baiklah, aku akan membawamu pulang, atau aku harus memanggil mereka untuk berkunjung kesiani?" tawar Bagas.

Chelsea yang mendengar ucapan Bagas kemudian berloncat kegirangan; "Apakah itu benar?" ucapnya.

"Ya, tapi setelah aku melihat kelakuanmu selanjutnya," jawab Bagas.

Hal ini membuat Chelsea sebal lagi, kemudian dia memukul dada Bagas. Bagas pun hanya tersenyum melihat tingkah Chelsea sambil membelai rambutnya.

-TBC-

NB: 
Ini masih hari yang fitri kan ya? Maaf beribu-ribu maaf ya untuk semuanya. Maaf lahir batin semuannya. Terutama karena sangat-sangat telat posting. Maafin ya readers... :')
Sebagai permintaan maaf, spesial part ini, panjangnya 2X lipat dari part2 sebelumnya lho...
Happy Reading semuaaaa~ :*
Oh ya, berhubung sampai awal September jadwalku padet, gak janji bisa rutin posting. :(
Yang pasti, tetap setia aja deh. Pasti di info kalo ada yang baru
Juga masih ditunggu comment kalian di twitter @bitaBee, chat box, dan comment di laman ini.
Makasih... :)
Part 2 besok tambah seru lho... XD