Thursday 22 May 2014

20's versi IC (part 4 b - END)



*Sebulan kemudian

From: Chindai
To: Chelsea
Ini beberapa pria yang kupilih untuk kau kencani.
Meskipun mereka semua akan terlihat jelek jika dibandingkan dengan mantan pacarmu...
Tapi, pilihlah beberapa.
Beberapa dari mereka adalah anak baik-baik. ||

Pesan Chindai untuk Chelsea yang juga menautkan beberapa foto pria yang ingin Chindai kenalkan untuk Chelsea. Chelsea yang baru keluar kelas, hanya tersenyum membacanya.

Sebulan telah berlalu. Perhatian yang nampaknya akan mengikuti Chelsea seumur hidup, dan begitu bulan kedua tiba, ternyata semuanya telah terlupa. Sekarang, Chelsea dapat berpergian bebas tanpa pandangan aneh yang memata-matainya lagi.

Chelsea tengah duduk didalam busway dalam perjalan pulangnya dari kampus. Membaca pesan Chindai yang sedikit tentang menyangkut mantan pacarnya, membuat Chelsea teringat kembali kepada Bagas. Setelah kejadian skandal itu terungkap, Chelsea belum bertemu lagi dengan Bagas. Dalam hati yang terdalam, Chelsea merindukan Bagas. Maka, saat itu juga, Chelsea membuka handphone'nya dan berselancar mencari kabar tentang Bagas.

"Orang yang meninggalkanku dan tidak pernah menghubungiku lagi, Bagas pergi melalukan tour menyanyinya kebeberapa kota," batin Chelsea yang ternyata masih salah paham kepada Bagas.



Semenjak kasus itu mencuat, untuk melindungi Chelsea, Bagas dengan agensinya bersepakat memberitahu pada publik bahwa Chelsea hanya pernah berteman semasa SMP dengan Bagas.

Tidak banyak yang berubah setelah publik tenang, semuanya kembali seperti sedia kala. Tapi untuk beberapa alasan, Chelsea masih belum bisa move-on dari Bagas. Terbukti dengan Chelsea terkadang masih mengingat kembali kenangannya bersama Bagas.

"Masih terasa sakit. Seperti baru kemarin, semua itu terjadi," batin Chelsea sedih.

Kemudian ia memakai earphone disepanjang sisa perjalanan pulangnya dengan busway tersebut.

*

Chelsea telah tiba diapartemennya. Ia tengah membuka kotak makanan yang ia beli sebelum sampai diapartemen tadi. Ternyata itu adalah pizza, ia pun memanggil Chindai untuk makan bersama.

"Chindai! Ayo kita makan pizza," teriak Chelsea dari dapur.

"Chindai..." teriaknya lagi karena Chindai belum menyahut panggilannya.

"Kau ini," gerutu Chelsea karena Chindai belum juga menjawab panggilannya.

Chelsea pun memutuskan untuk melihat Chindai dikamarnya. Dengan santai Chelsea membuka pintu kamar Chindai yang ditutup rapat. Dengan headset yang terpasang dikepala Chindai, dan juga jemarinya yang berada di keypad laptopnya, terlihat Chidai sedang fokus melihat atau lebih tepatnya membaca sebuah print-an kertas ditangannya.

"Hei," kaget Chelsea membuyarkan fokus Chindai.

"Oh, kau mengagetkanku," ujar Chindai kaget hinga mau jatuh dari kursinya hingga menjatuhkan kertas yang ia pegang tadi.

"Kenapa kau kaget? Aku yang seharusnya kaget," ujar Chelsea membalas ungkapan terkejut Chindai.

Chelsea yang melihat kertas Chindai jatuh dihadapannya pun memungut kertas tersebut. Chindai jadi salah tingkah.

'Tiket konser AMAZING BAGAS,' tulisan yang ada dikertas tersebut. Ternyata kertas print itu adalah sebuah tiket untuk menonton konser solo dari Bagas. Chelsea yang membacanya jadi berubah sedikit murung. Dan tiket konser tersebut ada dua buah.

"Aku..." ucap Chindai yang terpotong tak bisa menyembunyikan salah tingkahnya.

"Kau tahu saat seseorang mempunyai kebiasaan, dengan tanpa sadar dia akan melakukannya lagi, bahkan saat dia tidak ingin melakukannya. Oh, iya, seperti anjing Pavlov yang mengeluarkan air liur setiap kali bel berbunyi. Aku seperti itu juga," ujar buru-buru Chindai menyembunyikan salah tingkahnya.

"Oh! Bagas sedang mengadakan konser solonya. Oh, aku harus membeli tiketnya. Kira-kira seperti itulah," ujar Chindai mencoba tertawa menyembunyikan rasa canggungnya.

"Aku membeli tiketnya bukan karena aku ingin pergi ke konsernya. Kau tidak perlu khawatir soal itu," lanjut Chindai buru-buru tidak ingin sahabatnya salah paham kepadanya.

"Bukankah kau menghabiskan waktumu untuk mengklik tombol refresh, dan hampir tidak mendapatkan tiket ini? Kudengar sangat sulit mendapatkan tiketnya," ucap Chelsea yang sudah tenang dan mencoba tersenyum tidak ingin sahabatnya merasa tidak enak padanya karena tiket konser tersebut.

"Itu benar," jawab Chindai dengan lesu secara reflek.

"Hah? Tidak! tidak sesulit itu," ujar Chindai cepat-cepat ketika menyadarinya dirinya telah salah berbicara.

Chindai hanya tersenyum tipis melihat ekspresi temannya tersebut. Chelsea melihat layar laptop Chindai, dan melihat playlist lagu dilayar laptop Chindai, yang tadi Chindai dengarkan melalui headset'nya. Playlist musik tersebut penuh denga lagu Bagas.  Chelsea sempat membacanya sebelum Chindai dengan cekatan menutup palylist dilaptopnya tersebut.

*

Sudah ada sebuah tiket yang bertuliskan 'Tiket konser AMAZING BAGAS' ditangan Chelsea sekarang. Kini Chelsea tengah duduk di kursi VIP tepat didepan panggung ditengah riuh penonton lain. Ya, Chelsea berhasil diajak Chindai untuk melihat konser solo Bagas.

"Pada akhirnya, aku datang. Kenapa dia begitu kurus?" batin Chelsea dengan raut sedih ketika melihat Bagas bernyanyi untuk lagu pembuka.

"Mungkin karena dia berada di luar kota dalam waktu yang lama. Karena makanannya tidak sesuai seleranya, dan dia lelah. Benar. Pasti karena itu," batin Chelsea memuaskan dirinya dengan jawabannya.

Bagas sedang menyanyikan lagu kedua. Dan Chelsea terlihat sangat fokus melihatnya dengan tegang karena Bagas tepat dipanggung dihadapannya. Sepertinya memang Chindai sengaja memilih kursi tersebut, untuk membantu Chelsea move-on dan bersikap atau berperasaan biasa kepada Bagas.


~~~Just give me a reason,
Just a little bit's enough.
Just a second we're not broken, just bent.
And we can learn to love again.
It's in the stars,
It's been written in the scars on our hearts.
That we're not broken just bent,
And we can learn to love again~~~

Nyanyi Bagas dengan penuh penghayatan yang sedang berduet dengan Bella, idolanya. Namun lagu tersebut memang nyata, pearsaannya untuk Chelsea. Bahkan Bagas terlihat terlalu menghayati bila itu hanya sekedar bernyanyi.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Chindai menghawatirkan sahabatnya yang duduk disampinya mendengarkan lagu yang baru saja Bagas nyanyikan.

Chindai menyadari ekspresi bernyanyi dari idolanya ini. Pasti itu bukan sekedar nyanyian, namun ekspresi perasaannya. Apalagi, Chindai menyadari beberapa kali Bagas pandangannya seperti fokus melihat kearah Chelsea yang berarti Bagas tahu Chelsea melihatnya dan tengah duduk dikursi VIP tersebut.

"Aku sungguh baik-baik saja," jawab Chelsea dengan mencoba tersenyum kearah Chindai, namun mata Chelsea tak bisa berbohong.

"Aku... tidak baik-baik saja. Aku tidak baik-baik saja," batin Chelsea kembali fokus melihat kearah panggung, tepatnya, melihat Bagas dengan sedih.

Kini Bagas sudah siap dengan gitarnya dan duduk dikursi diatas panggung untuk menyanyikan lagu berikutnya. Bagas yang membawa gitar membuat Chelsea teringat akan masalalu. Dan kini, air mata Chelsea tak tertahan lagi, airmatanya dengan perlahan keluar dari pelupuk matanya.

---FLASHBACK---

Dengan masih mengenakan seragam SMP-nya, Bagas yang memainkan gitarnya duduk disebuah taman dengan Chelsea yang duduk didepannya.

"Hei, apa-apaan ini? Kau bilang kau sudah menguasainya!" komentar Chelsea ketika Bagas salah memetik senar gitarnya.

"Aduhhh...hmmm" ucap Bagas menyembunyikan rasa malunya.

"Saat latihan kemarin, tidak seperti ini," bela Bagas.

"Lain kali, aku akan memainkannya untukmu. Nantikanlah," janji Bagas dengan meyakinkan kepada Chelsea.

"Baik," jawab Chelsea dengan riang.

---FLASHBACK END---

Chelsea semakin tak bisa menguasai diri. Air matanya mulai gugur ketika Bagas bernyanyi akustik lagu It's Gotta be You - 1D menggunakan gitar.

~~~Girl I see it in your eyes 
You're disappointed
Cause I'm the foolish one 
That you've anointed with your heart
I tore it apart
And girl what a mess I made upon your innocence
And no woman in the world deserves this
But here I am asking you for one more chance

Can we fall, one more time?
Stop the tape and rewind
Oh and if you walk away I know I'll fade
Cause there is nobody else~~~

Ketika akan menyanyikan bagian reff, dengan sengaja Bagas memandang intens kearah Chelsea. Chelsea yang menyadari Bagas tengah memandanginya, tertunduk menghindari eye-contact dengan Bagas. Dan juga untuk menyembunyikan air mata yang telah keluar. Dan ternyata Bagas juga sudah mulai berkaca ketika bernyanyi.

~~~It's gotta be you
Only you
It's gotta be you
Only you~~~

Chindai yang khawatir  akan Chelsea pun melihat kearah sahabatnya dan menemukan Chelsea sudah berlinang air mata.

"Apa kau baik-baik saja, Chelsea?" tanya Chindai cemas.

"Maaf, Chindai. Aku pulang duluan," jawab Chindai menyadari dirinya sudah benar-benar harus pergi karena tak menguasai dirinya.

Chelsea pun buru-buru meninggalkan kursinya dan keluar dari temapt konser tersebut. Dengan berjalan membelakangi panggung, Chelsea mulai menyeka air matanya yang masih saja keluar. Menyadari Chelsea pergi, Bagas tetap melanjutkan nyanyiannya dan menambahkan emosinya dalam nyanyian tersebut. Mambuat semua yang mendengar juga merasakan kesedihan Bagas. Chelsea yang mendengarkannya semakin menangis, namun ia tetap melangkah maju, meninggalkan Bagas.

~~~I'll be here, by your side
No more fears, no more crying
But if you walk away
I know I'll fade
Cause there is nobody else

Oh girl, can we try one more, one more time?
One more, one more, can we try?
One more, one more time
I'll make it better
One more, one more, can we try?
One more, one more,
Can we try one more time to make it all better?

Cos it's gotta be you
It's gotta be you
Only you
Only you~~~

*

Chelsea tengah berada disebuah restoran dengan seorang pria duduk didepannya. Pria itu adalah Tegar, pria yang dikenalkan oleh Chindai. Sedikit canggung Chelsea duduk bersama pria tersebut.

"Selamat menikmati," ucap seorang waiter yang mengantarkan makanan.

"Apa kau sudah tahu? Aku mendesak Chindai untuk memperkenalkanmu padaku," ujar sang pria blak-blakan.

"Oh," jawab Chelsea mencoba tersenyum.

"Ah, karena aku lebih tua 2 tahun, aku akan berbicara secara informal," lanjut sang pria.

"Ya silahkan," jawab Chelsea singkat.

"Mari kita makan dulu. Makanan ini tidak enak lagi kalau sudah dingin," ajak sang pria sambil mengulurkan pizza yang mereka pesan kepiring Chelsea.

"Terima kasih," jawab Chelsea sopan.

"Apa aku bisa menanyakanmu satu hal? Aku tidak punya alasan khusus untuk menanyakan hal ini. Aku hanya ingin tahu," tanya Tegar dengan penasaran.

"Apa kau benar-benar berpacaran dengan bagas RDS?" tanya Tegar dengan serius.

"Tidak, kami hanya teman SMP," jawab Chelsea menghentikan makannya dengan tersenyum penuh arti.

*

Hari ini, hari terakhir dari tahun ini. Chelsea masih terlihat sama dari satu tahun yang lalu. Sama sebelum bertemu kembali dengan Bagas. Dan hanya tinggal beberapa jam lagi, tahun ini akn berakhir.

Chelsea tengah berada didalam busway pulang dari kencannya bersama Tegar, pria yang dikenalkan Chindai.

From: Chindai
To: Chelsea
Maaf, dia mengganggumu dengan pertanyaan itu.
Apa dia bicara informal padamu sejak awal?||

Tanya Chindai dalam pesannya.

To: Chindai
From: Chelsea
Tidak dari awal. Mungkin sekitar 10 menit kemudian?! ||

Tulis Chelsea sambil tersenyum.

From: Chindai
To: Chelsea
Aku bisa gila.
Karena kau sudah pernah bertemu dengannya, dia mungkin tidak akan meminta apa-apa lagi.
Aku yang akan mengurusnya jadi jangan khawatir. ||

To: Chindai
From: Chelsea
Terima kasih. ||

*

Sore itu, Chelsea tengah sendirian berada diaprtemennya. Karena Chindai sudah berencana akan merayakan pesta pergantian tahun bersama teman-temannya diluar. Dan Chelsea yang diajak, tidak mau ikut karena sudah mempunyai rencana lain.

Chelsea tengah berada didapur akan mengambil air minum. Namun tiba-tiba ia mendengar pintu depan ada yang membuka dan masuk. Chelsea sudah dapat menebak siapa yang datang, karena memang Chelsea sudah punya janji dengan orang ini. Dengan riang, Chelsea berlari kepintu dan menyambut pria yang masuk. Dan pria itu adalah Bagas, ya, mereka masih berpacaran secara diam-diam.

---FLASHBACK---

Malam setelah konser berakhir, dengan bantuan sahabat Chelsea, Bagas berhasil menemui Chelsea dan berbicara empat mata dengannya. Bagas ingin Chelsea tetap berada disisinya. Namun Chelsea masih ragu. Walaupun Chelsea yakin dengan perasaannya dan perasaan Bagas yang masih mencintainya, namun ia takut hal semacam kemarin akan terjadi lagi. Sehingga Chelsea belum mau menerima Bagas lagi.

Setelah Bagas pergi, Chelsea diyakinkan sahabatnya ini, untuk tidak menghawatirkan hal-hal yang belum terjadi. Dan jalani saja dulu, karena sahabatnya ini sudah merestui hubungan Chelsea. Pada akhirnya karena diyakinkan oleh temannya ini, Chelsea mau menerima Bagas lagi.

---FLASHBACK END--

"Bagaimana bisa kau kemari? Kau bilang kau hanya punya waktu di malam hari!" tanya Chelsea dengan riang.

"Aku sedang punya waktu luang jadi aku kemari," jawab Bagas dengan riang sambil memberikan makanan dalam kantong plastik yang ia bawa.

"Tapi bagaimana kau bisa masuk? Kau tidak punya kunci," tanya Chelsea penasaran.

"Aku yang membuka pintunya," timpal Chidai masuk dari belakang Bagas yang masih didepan pintu.

"Ada mobil berwarna gelap datang entah dari mana. Aku langsung tahu kalau itu Bagas," seloroh Chindai sambil masuk.

"Kalau aku, aku melihat seseorang dengan riasan mata gelap, aku langsung tahu kalau itu Chindai," balas Bagas sambil tertawa langsung ber-toss dengan Chindai yang disampingnya.

"Aku hanya pulang untuk ganti baju dan pergi lagi. Jadi silahkan nikmati kebersamaan kalian," ujar Chindai sambil berlalu menuju kamarnya meninggalkan pasanagn tersebut.

"Baik," jawab Bagas riang.

Bedanya Chelsea dari sebelumnya adalah, sekarang Chelsea punya pendukung yang handal. Chindai, pendukungnya sekaligus sahabat yang telah membuatnya kembali dengan Bagas.

"Kita makan makanan-nya nanti saja. Aku harus pergi," ujar Bagas dengan cemberut.

"Kau sudah mau pergi? Kau baru datang dan langsung pergi," ujar Chelsea tak kalah cemberut.

"Aku akan kembali setelah pertunjukan. Tunggu aku sebentar ya," ujar Bagas menenangkan kekasihnya.

"Baik," jawab Chelsea pasrah.

"Cium," ucap Bagas memajukan bibirnya.

Lalu dengan cepat kilat, Chelsea mencium Bagas tepat dibibirnya. Ketika Chelsea akan melayangkan ciuman keduanya, mereka mendengar pintu terbuka. Dengan salah tingkah, Chelsea membatalkan ciuman kedua tersebut. Begitu pun Bagas yang salah tingkah malah bersiul.

"Kenapa ekspresi kalian seperti itu? Sepertinya kalian berdua tertangkap basah akan berciuman," komentar Chindai yang baru keluar dari kamarnya melihat tingkah aneh Chelsea dan Bagas. Masih dengan salah tingkah, Chelsea dan Bagas tersenyum bersama.

*

Jam sudah menunjukkan pukul 11.59pm. Diacara televisi pun, sudah mulai melakukan countdown pergantian tahun. Chelsea sudah selesai menata piring makanan dimeja. Dan Bagas belum juga datang. Chelsea pun menelpon Bagas.

"Kau dimana?" tanya Chelsea melalui teleponnya.

"Oh, aku hampir sampai!" jawab Bagas dengan tergesa-gesa keluar dari mobilnya diparkiran apartemen Chelsea.

"Sudah hampir jam 12! 'Hampir sampai' itu dimana?" tanya Chelsea kesal.

"Tunggu sebentar lagi," jawab Bagas sambil berlari menuju lift.

"Sudah sampai, sudah sampai," lanjut Bagas dengan tergesa-gesa.

"Aku datang!" lanjutnya sambil berlari keluar lift.

"Sampai depan rumahmu!" ucap Bagas buru-buru sambil mengantongkan handphone'nya.

Chelsea mulai beranjak berdiri akan menyambut Bagas, karena pintunya memang tidak dikunci.

"7 - 6 - 5 - 4 - 3 - 2 - 1" teriakan dari televisi saat countdown tahun baru.

"Hei! Agatha Chelsea!" ucap Bagas bersemangat ketika membuka pintu apartemen Chelsea.

"Selamat tahun baru!" lanjut Bagas dengan  riang sambil membuka lengannya hendak memeluk Chelsea.

Chelsea pun berhambur, dan memeluk Bagas.

"Kalihatannya tidak pernah berakhir, kebersamaan ini walau masih dirahasiakan. Dan ini terjadi pada usia 20 tahunku," batin Chelsea girang memikirkan keadaannya saat ini.

"Usia 20 tahunku penuh kebahagiaan, dan kadang-kadang menyakitkan. Dan sekarang usia 20 tahunku berlalu...Hadiah tahun baru. Asmara kami masih berlanjut..." batin Chelsea gembira.

-END-

NB:
Syukurlah, ending juga :D
Waiting for the next project! :)
Any request for next project?
PH dulu kali, kelarin :3

No comments:

Post a Comment