Monday 5 May 2014

20's versi IC (part 3)



Dilayar televisi, sedang ditayangkan sebuah acara musik yang disiarkan secara live. Dan sekarang yang sedang tampil adalah Bagas yang menyanyi begitu atraktif. Seorang artis muda yang lebih dikenal dengan nama panggung Bagas RDS, singkatan dari nama lengkapnya Bagas Rahman Dwi Saputra. Tinggi 170cm. Berat 58kg. Pria 20 tahun yang memulai debutnya 3 tahun yang lalu, dia adalah penyanyi pria yang paling populer saat ini. Berdasarkan sebuah survei, dia terpilih sebagai idola terfavorit, yang ingin dimasukan ke dalam saku oleh penggemar.

“Siapa tipe ideal Bagas?” tanya host acara tersebut ketika Bagas akan tampil menyanyi.

“Ahh. Tipe idealku,...” ujar Bagas dengan terkejut.

Chelsea yang sudah berada didepan televisi dengan mie instan dihadapannya, dengan santai menanti jawaban Bagas untuk pertanyaan dari host tersebut.

“seseorang yang menarik saat tertawa lebar. Bella?” lanjutnya dengan ekspresi lucu.


“Ketika dia memilih Bella sebagai tipe idealnya, ia mulai merahasiakan dari penggemar dan dari manager’nya, kalau dia telah berpacaran selama sekitar satu bulan. Pacarnya adalah perempuan yang membuat semua orang jatuh cinta padanya saat melihatnya tertawa, Bella,” pikiran Chelsea melayang ketika mengingat tulisan sebuah FanFiction dengan pemeran utama Bagas dan Bella.

“BUKAN! Pacarnya aku,” ucap Chelsea sambil memasukkan mie dan melahapnya masih dengan ekspresi santai dan memaklumi praduga semua orang.

“Tindakannya sama seperti biasa. Kenapa dia memintaku untuk menontonnya?” keluh Chelsea tapi masih tetap setia menonton.

Bagas tengah tampil menyanyi dengan ceria dan seperti biasa, atraktif. Dan para penonton yang melihat live di studio pun histeris ketika melihat Bagas tampil. Tiba-tiba Bagas membentuk sebuah tanda hati dengan tangannya.

“Apa-apaan ini? Dia melakukannya? Kekanak-kanakan sekali,” komentar Chelsea dengan terus menikmati mie’nya dengan cuek.

Sesaat setelah Bagas tampil, smartphone Chelsea berdering menandakan ada sebuah pesan masuk.

From: Bagas
To: Chelsea
Hei. Apa kau menontonnya? ||

Chelsea tersenyum membacanya. Kemudian niat usil muncul dipikirannya. Segera ia membalas pesan dari Bagas.

To: Bagas
From: Chelsea
Ah ya, benar. Aku sedang berada di minimarket: Maaf.
Apa pertunjukannya berjalan lancar? ||

Chelsea tersenyum sendiri dengan tulisannya. Kemudian tak lama setelah itu, pesan baru pun masuk yang membuat Chelsea semakin tersenyum lebar.

From: Bagas
To: Chelsea
Aku mengirimimu sebuah hati!
Kalau begitu, siapa yang menerima hatiku? ||

Pesan Bagas yang dibaca Chelsea. Chelsea pun membayangkan ekspresi Bagas yang pasti manyun ketika menulis pesan tersebut. Sebelum Chelsea membalas, pesan baru kembali masuk.

From: Bagas
To: Chelsea
Kalau bukan kau, lalu siapa?
Cepat cari. ||

From: Bagas
To: Chelsea
Cari hatiku. Cepat! ||

“Ooo, sweet...,” ujar Chelsea yang kemudian sambil tiduran disofa ruang tv’nya dengan tersenyum dan membalas pesan dari Bagas.

To: Bagas
From: Chelsea
Aku cuma bercanda. Hati pacarku Bagas masuk tepat dalam hatiku.
Yoohoo! ||

*

Memacari idola, seperti yang lain, ada manis dan pahitnya. Yang berbeda ialah, pacaran seperti ini harus dirahasiakan. Bahkan harus dirahasiakan dari orang yang dekat karena takut untuk mulai mengakuinya.

*

Pacaran di bioskop selalu duduk di deret paling belakang dengan memesanan kursi sederet sangatlah mahal, hanya agar orang lain tidak menyadari kehadiran mereka.

Kini Chelsea tengah sendirian duduk dikursi deretan belakang didalam theater bioskop. Dengan menggunakan hoody yang ia kerudungkan sehingga menutupi wajahnya, wajah Chelsea tak nampak jelas. Film baru saja dimulai, lampu didalam bioskop sudah dimatikan. Sekitar 10 menitan film telah diputar, tiba-tiba seorang pria yang sama-sama menggunakan hoody duduk menggengam tangan Chelsea dan duduk hanya terpisah satu kursi dari kursi Chelsea.

“Apa-apaan? Kau mengagetkanku!” kaget Chelsea dengan suara pelan.

“Apa kau menunggu lama?” tanya pria tersebut yang ternyata Bagas.

“Tidak, aku baru saja datang. Dan filmnya baru dimulai,” bisik Chelsea manja.

“Apa kau menikmati filmnya?” tanya Bagas lagi.

“Ya,” jawab Chelsea cepat yang sudah lebih ceria daripada waktu nonton sendirian tadi.

Selama film diputar, walau mereka terduduk terpisah satu kursi, namun Bagas selalu menggenggam tangan Chelsea. Banyak penontonnya yang dibuat menangis haru karenanya. Film berdurasi 127 menit itu begitu menyentuh hati. Tak terkecuali Chelsea dan Bagas. Chelsea yang lebih kalem dalam melihatnya, berbeda dengan Bagas yang selalu berkomentar dalam suara pelannya. Terlihat Bagas sangat tertarik dan sudah terasuki oleh cerita dari film tersebut. Film telah berjalan selama 110 menit. Tepat pada scene puncak dari cerita. Hanya tinggal 17 menit hingga film benar-benar selesai. Bagas sangat penasaran dengan ending film tersebut. Namun karena profesinya, Bagas selalu saja tidak bisa melihat ending didalam theater bioskop atau dia akan keluar bersamaan dengan banyak penonton lain.

“Bukankah filmnya akan segera selesai?” ujar Chelsea tiba-tiba.

“Sepertinya cinta Riani untuk Zafran bukan Genta,” celoteh Bagas yang tidak nyambung dengan ujaran Chelsea.

“Ceritakan padaku bagaimana akhirnya, ya?” lanjut Bagas sambil bersiap keluar.

“Baik,” jawab Chelsea berusaha tersenyum.

Karena Bagas yang merupakan seorang artis, yang kehidupan pribadinya selalu membuat orang lain ingin tahu, membuatnya harus selalu meninggalkan bioskop sebelum lampu kembali menyala agar privasinya tetap terjaga. Dan Chelsea yang sekarang merupakan pacar dari artis terkenal tersebut, harus selalu menonton bagian akhirnya sendirian.

Terlihat Chelsea menangis melihat akhir dari film tersebut. Sebenarnya tidak hanya Chelsea yang menangis haru melihat akhir film itu karena memang filmnya sangat membuat haru. Namun mungkin bagi orang lain, Chelsea terlihat hanyalah orang yang sentimental saat menonton film sendirian karena ia duduk sendirian dalam sederet kursi belakang.

“Berpacaran kadang-kadang bisa membuat kesepian,” batin Chelsea yang menangis tidak hanya karena haru, namun juga karena harus selalu melihat ending film sendirian.

*

“Tuh kan, apa yang kubilang. Dari awal memang sudah terlihat dari eye contact Riani kepada Zafran. Riani itu suka Zafran,” celoteh Bagas didalam mobil setelah Chelsea bercerita akhir dari film yang baru saja Chelsea nikmati sendiri akhir filmnya.

Kini Chelsea tengah duduk dikursi penumpang depan mobil Bagas sambil menikmati minuman hangat yang ia pegang. Chelsea telah selesai bercerita. Bagas dengan tingkah aneh, menaikan suhu AC mobilnya sambil melihat jok kursi belakang.

“Tapi, apa kau tidak kedinginan?” tanya Bagas tiba-tiba.

“Ya, sedikit,” jawab Chelsea sedikit cuek karena ia tengah menikmati minumannya.

“Ada selimut hangat di kursi belakang. Kau boleh menggunakannya,” ujar Bagas dengan aneh sambil menunjuk sebuah kotak besar yang ada di kursi belakang.

“Tapi AC-nya...” ucapan Chelsea terpotong ketika menyadari tempratur AC yang menjadi 24’C setelah Bagas sentuh tadi.

“Ada apa ini? Apa? Dia sudah merencanakannya,” batin Chelsea dengan tersenyum sambil melihat sebuah kotak yang tidak wajar untuk menaruh sebuah selimut yang Baags tunjukan tadi.

“Tidak ada selimut dibelakang. Hanya ada sebuah kotak,” ucap Chelsea yang telah menaruh minumannya dan melihat kotak dikursi belakang sambil tersenyum.

“Oh! Ada selimut hangat di dalam kotaknya,” ujar Bagas dengan semakin aneh.

“Tidak mungkin,” batin Chelsea dengan masih girang.

“Benarkah?” ujar Chelsea pura-pura percaya dengan ucapan Bagas.

“Ya,” ujar Bagas dengan cepat.

Chelsea pun segera meraih kotak yang dimaksud. Dengan riang ia membuka kotak tersebut. Dan wajah sumringah semakin terlihat ketika Chelsea melihat apa isi kotak tersebut.

“Astaga! Sepatunya cantik sekali!” komentar Chelsea dalam hati.

“Apa ini? Ini bukan selimut tapi sepatu,” ujar Chelsea santai dan masih mengikuti permainan Bagas.

“Kenapa ada sepatu di situ?” ujar Bagas pura-pura tidak tahu.

“Ah, apa kemarin dia melupakannya?” lanjut Bagas dengan ekspresi serius.

“Apa?” ucap Chelsea yang kehilangan ekspresi girangnya sejenak dan melotot kepada Bagas.

“Becanda!” ujar Bagas dengan tersenyum sambil menyentuh pipi Chelsea.

“Chelsea, itu milikmu,” lanjut Bagas dengan memandang wajah Chelsea.

“Kau bilang kau menyukainya,” ucap Bagas.

---FLASHBACK---

Chelsea dan Bagas masih dengan menggunakan seragam sekolahnya, berhenti disebuat depan toko melihat sepasang sepatu yang terpajang dietalase kaca toko tersebut.

“Kenapa harganya begitu mahal? Itu bahkan bukan berlian,” komentar Bagas dengan polos.

“Bodoh,” ujar Chelsea masih dengan memandangi sepatu tersebut.

“Bagi anak perempuan, sepatu lebih berharga dari cincin berlian. Ddu bak, bak ddu, apa kau tahu betapa indah suara itu?” terang Chelsea kepada Bagas dengan tetap memandangi sepatu tersebut.

“Cantik sekali!” lanjut Chelsea.

Kemudian Chelsea berjalan meninggalkan toko tersebut dan melanjutkan perjalanan pulangnya. Bagas tidak segera mengikutinya. Sejenak ia memandangi sepatu tersebut dan seperti ingin membelinya.

---FLASHBACK END---

“Aku ingin memberikannya untukmu sebagai hadiah,” ujar Bagas dengan tersenyum.

“Karena kau lebih berharga bagiku,” aku Bagas.

“Tapi jika aku memberimu sepatu, kau mungkin akan melarikan diri. Bagaimana ini?” lanjut Bagas dengan cemberut masih dengan menghadap Chelsea.

“Jangan khawatir. Aku tidak punya tujuan. Aku tidak akan pergi ke manapun. Aku akan selalu di sisimu,” ujar Chelsea dengan riang melihat tingkah kekasihnya sambil memeluk lengan Bagas.

“Kalau begitu baiklah,” ujar Baags dengan riang.

“Kau sangat cantik. Aku tahu kau akan terlihat cantik memakainya,” lanjut Bagas sambil merapikan rambut Chelsea yang jatuh menutupi wajah Chelsea karena sedang memeluk lengan Bagas.

“Terima kasih. Sepatunya cantik sekali,” balas Chelsea dengan manja.

*

Chelsea dengan mengendap-endap masuk kekamarnya. Pro dan kontra berpacaran dengan seorang idola, membuatnya menjadi parno. Kontra, Chelsea harus merahasiakan hubungannya dari sahabatnya karena sang sahabat adalah fans fanatik dari kekasihnya.

Dirasa Chindai tidak ada diapartemen, Chelsea berhenti diruang depan. Chelsea duduk dikursi sambil membuka kembali kotak sepatu yang diberiakn oleh Bagas. Dengan riang, Chelsea bermaksud memakai sepatu tersebut. Namun tiba-tiba ia mendengar pintu kamar mandi terbuka. Chelsea buru-buru menyembunyikan kotak sepatu tersebut dengan menendangnya masuk ke kolong kursi yang ia duduki.

“Darimana saja kau baru pulang?” tanya Chindai yang baru keluar dari kamar mandi dengan tanpa curiga dengan tingkah aneh Chelsea.

“Aku pergi menonton film,” jawab Chelsea dengan kaku.

“Dengan siapa?” lanjut Chindai sambil berlalu menuju kamarnya.

“Aku pergi dengan Angel,” jawab Chelsea cepat dengan sekenanya.

“Maafkan aku, Chindai. Aku tidak bisa jujur padamu. Terutama karena kamu adalah penggemar berat pacarku, aku agak merasa bersalah,” batin Chelsea sedih sambil melihat Chindai yang berjalan menuju kamarnya.

---FLASHBACK---

Di malam Bagas pertama kali datang ke apartemen Chelsea. Bagas tengah melumat bibir Chelsea dengan lembut. Sedangkan suara berisik mulai terdengar didepan pintu. Buru-buru Chelsea melepaskan lumatan bibir Bagas. Begitu juga dengan Bagas yang kemudian panik untuk bersembunyi dimana. Chelsea memberi isyarat Bagas untuk bersembunyi dikamar mandi yang letaknya tak jauh dari ruang tamu tersebut.

“Chindai...” panggil Chelsea yang berdiri diruang tamu seperti menyambut Chindai masuk namun terlihat panik.

“Chelsea! Bagasku...” ujar Chindai frustasi namun terpotong karena Chelsea menyambutnya dengan memeluknya dan mengarahkan Chindai untuk segera masuk kekamarnya.

“Darimana saja kau?” potong Chelsea sambil menggandeng lengan Chindai untuk masuk kekamarnya.

Hampir saja, pertemuan tak terduga antara Chindai dan Bagas yang merupakan idolanya terjadi. Kamar Chindai melewati kamar mandi, ketika mereka melewati kamar mandi, Chlesea mengetuk kamar mandi untuk memberi isyarat kepada Bagas untuk segera keluar dan pulang.

*

Paginya, Chindai tengah bersantai menggunakan masker sambil melihat taping acara musik ditelevisi. Bintang tamu dari acara musik tersebut adalah Bagas. Chelsea dengan ragu mendekati Chindai seperti hendak ingin mengatakan sesuatu. Namun Chelsea terhenti sejenak ketika melihat siapa yang berada ditv.

“Ini adalah pertanyaan langsung dari penggemar yang harus kau jawab.
Pilihlah salah satu?” ujar sang host sambil memberikan beberapa amplop yang harus dipilih Bagas.

“Ha. Memilih salah satu membuatku gugup,” ujar Bagas sambil memilih amplop.

Waktu itu, sebenarnya Chelsea tengah mencoba memberitahu Chindai yang sebenarnya. Namun disaat terpenting, Bagas tengah muncul ditv dengan statment yang mengejutkan.

“Bagas, seperti siapa tipe idealmu?” tanya sang host sambil membaca isi amplop yang dipilih Bagas.

“Tipe idealku, seseorang yang menarik saat tertawa lebar. Bella?” jawab Bagas dengan santai dan cute.

“Bella?”
“Bella?” teriak bersamaan Chelsea dan Chindai.

“Apa bagusnya dia?” lanjut Chelsea kesal.

“Bukankah kau menyukai Bella karena dia polos dan cantik?” heran Chindai sambil melihat Chelsea.

“Apa aku pernah bilang begitu?” jawab Chelsea salah tingkah.

Chelsea yang masih berdiri, mencoba duduk mendekati Chindai dengan perlahan. Chelsea dengan hati-hati mulai mencoba mengaku kepada Chindai.

“Seandainya Bagas dan Bella berpacaran, bagaimana menurutmu?” tanya Chelsea hati-hati.

“Hei, kenapa kau membuatku membayangkan hal-hal yang mengerikan?” gerutu Chindai sambil melirik sinis Chelsea.

“Aku bilang 'Seandainya',” jelas Chelsea dengan kaget.

“Saat pasangan Dude Herlino dan Alyssa Soebandono menikah, banyak orang menyetujuinya karena mereka sederajat,” jelas Chelsea buru-buru.

“Lebih mengerikan kalau mereka sederajat dan cocok,” komentar Chindai sambil membenarkan masker wajahnya yang sedikit berantakan karena berteriak tadi.

“Sekuat apapun kita berjuang dalam hidup, pada akhirnya, orang-orang yang sederajat akan bersatu. Aku kecewa dan meragukan lembaga peradilan kita,” lanjut Chindai dengan hopeless.

“Kau bahkan membawa-bawa lembaga peradilan?” komentar Chelsea.

“Lalu, bagaimana kalau Bagas memacari orang biasa sepertiku-“ lanjut Chelsea dengan sangat hati-hati.

“Maksudku bukan aku,” jelas Chelsea cepat-cepat membenarkan pertanyaannya karena Chindai melotot padanya.

“maksudku bagaimana kalau dia memacari gadis biasa?” lanjut Chelsea.

“Hei! Itu lebih buruk,” jawab Chindai dengan memandang sinis kearah Chelsea karena pertanyaannya.

“Kalau bukan Bella atau idola wanita cantik lainnya, beraninya dia merebut Bagas kami!” jawab Chindai dengan menggebu.

“Memikirkannya saja sudah membuatku marah,” lanjutnya dengan raut muka marah.

“Aku tidak akan membiarkannya,” lanjut Chindai.

“Aku akan mengakuinya nanti saat suasana hati Chindai sedang baik. Maafkan aku, Chindai. Untuk kali ini saja,” sesal Chelsea dalam hati karena melihat ekspresi Chindai yang terlihat marah bila Bagas memiliki kekasih, membuat Chelsea mengurungkan niatnya untuk jujur pada Chindai dan berjanji akan memberi tahu Chindai suatu hari nanti.

---FLASHBACK END---

*

Chelea tengah berjalan sendirian menuju kampusnya sambil memainkan smartphone’nya.

From: Salsha
To: Chelsea
Rafa bicara yang tidak-tidak tentangmu. Kalau kau belum keluar dari klub, maka datanglah hari ini. ||

Pesan Salsha untuk Chelsea yang menyuruhnya untuk datang malam ini dalam pertemaun klub musik mereka.

*

Malam itu, Chelsea sudah berada didepan kafe tempat berkumpul klub’nya. Dari luar, Chelsea dapat melihat anggota klub’nya sedang makan sambil mengobrol. Chlesea ragu untuk masuk, namun kemudian ia pun memutus untuk masuk juga.

“Chelsea! Sebelah sini!” panggil Angel ditempat duduknya.

“Chelsea! Kemarilah!” panggil Angel lagi.

Chelsea mencoba tersenyum berjalan mendekat kearah tempat duduk klubnya. Saat itu, yang datang hanya separo dari total anggota klubnya.

“Halo!”
“Oh, halo Difa,” sapa Chelsea pada semua rekannya.

“Duduklah,” ujar Difa menawarkan kursi didekatnya untuk Chelsea.

“Kau baru datang, Chelsea?” sapa Karel yang ternyata duduk didepan Chelsea dengan mencoba biasa. Ini adalah kali pertama Chlesea bertemu kembali dengan Karel setelah kejadian waktu itu.

“Ya. Lama tidak berjumpa, kak,” balas Chelsea mencoba bersikap biasa.

“Bagaimana bisa dia bersikap seperti tidak terjadi apa-apa? Tentu saja, sudah seharusnya dia bersikap begitu,” batin Chelsea kesal sambil melirik Karel. Dan ternyata Karel juga mencuri lirik kepada Chelsea walau ada Salsha yang duduk disampingnya.

“Hei, Chelsea!” ujar Rafa sambil bangun dari tempat duduknya.

“Ya?” jawab Chelsea terkejut.

“Kita bicara sebentar,” ajak Rafa serius sambil berjalan menuju kekursi Chelsea.

“Ada apa?” ujar Chelsea kaget ketika Rafa menarik lengan Chelsea agar Chelsea mengikutinya.

“Ada apa dengannya?” komentar Bryan melihat tingkah aneh Rafa.

“Apa yang kau lakukan, kak?” tanya Chelsea dengan tak nyaman sambil mengikuti Rafa karena lengannya masih dicekal oleh Rafa.

Rafa telah tepat berdiri dihadapan Chelsea dengan muka seriusnya. Chelsea sesekali memandang muka Rafa namun ia lebih sering tertunduk. Kini, mereka telah berada diluar kafe ditempat yang lebih sepi.

“Aku menyukaimu,” ujar Rafa to the point dengan serius.

“Apa?” ujar Chelsea kaget sambil memandang mata Rafa.

“Aku tidak menyadarinya saat kita bersama, tetapi ketika kau tidak ada, aku menyadarinya,”
“Aku...menyukaimu,”
“Pacaranlah denganku, Agatha Chelsea,” Rafa meminta Chelsea untuk menjadi pacarnya masih dengan gayanya sebagai bad boy.

“Tidak mau,” jawab Chelsea cepat dan mantap.

“Kenapa? Kenapa kau tidak mau? Apa kau masih menyukai Karel?”
“Aku tahu kau sangat menyukainya. Ini karena kau belum bisa melupakan Karel, kan?” desak Rafa dengan beat tanpa henti yang seperti ingin mengiyakan untuk jawaban pertanyaannya.

“Tidak, bukan karena itu,” jawab Chelsea dengan teriak.

“Lalu kenapa kau tidak mau berpacaran denganku?” tanya Rafa penasaran.

“Karena...” ujar Chelsea terpotong karena ia ragu untuk mengatakan hal yang sebenarnya atau tidak.

“Karena aku membencimu,” batin Chelsea dengan kesal.

“Lihat! Ini karena kau belum bisa melupakan Bagas,” ujar Rafa yang profokatif melihat Chelsea tak bisa menyebutkan alasannya.

“Kenapa kau bodoh sekali?” keluh Rafa frustasi.

“Bukan begitu,” potong Chelsea dengan kesal.
“Aku tidak menyukaimu,” ujar Chelsea dalam hati dengan sebal.

“Kalau bukan itu lalu apa? Kalau bukan karena itu, kenapa kau tidak mau berpacaran denganku?” tanya Rafa mendesak dengan frustasi.

“Aku sudah punya pacar,” jawab Chelsea kesal.

“Apa? Siapa dia? Apa aku mengenalnya?” tanya Rafa kaget dan marah.

“Tidak!” jawab Chelsea cepat.

“Tentu saja kau mengenalnya. Semua orang mengenalnya,” batin Chelsea sebal.

“Kalau begitu suruh dia datang kemari,” tantang Rafa.

“Apa?” ujar Chelsea kaget.

“Kenapa? Tidak bisa? Kau bohong, kan?” ujar Rafa meremehkan.
“Ini karena kau belum bisa melupakan Karel,” lanjut Rafa mendesak.

“Bukan karena itu!” bela Chelsea kesal.

“Kalau begitu tunjukkan fotonya,” pinta Rafa.

“Apa?” ujar Chelsea yang bingung.

“Tunjukkan fotomu bersama pacarmu. Pasti ada dalam ponselmu. Tunjukkan!” pinta Rafa menantang sambil mengulurkan tangannya meminta hp Chelsea.

Chelsea yang dipintai pun terkejut dengan permintaan Rafa. Chelsea mulai gugup, takut dan bingung. Tak mungkin ia menunjukkan foto kekasihnya kepada orang lain. Karena Chelsea dan Bagas telah berjanji untuk merahasiakan hubungannya kepada orang lain.

Chelsea yang hanya terdiam dan terlihat takut, membuat Rafa semakin penasaran. Rafa semakin penasaran dan memaksa. Chelsea semakin gugup dan berjalan mundur karena Rafa semakin memaksa.

“Aku tidak punya fotonya,” jawab Chelsea spontan.

“Lihat! Lihat! Kau bohong!” komentar Rafa dengan tersenyum.
“Kau belum bisa melupakan...” lanjut Rafa namun terpotong.

“Bukan karena itu!” potong Chelsea dengan membentak.

“Aku sudah melupakannya. Aku benar-benar sudah punya pacar! Aku hanya tidak menyukaimu, itu alasannya!” ujar Chelsea dengan keras, seperti kalap.
“Aku benci padamu, Kakak!” ujar Chelsea lantang.

“Bohong,” ucap Rafa terkejut tak percaya.
“Kau bohong. Kau tidak berpacaran dengan Karel, makanya kau mengatakannya. Aku sudah tahu semuanya!” lanjut Rafa tak percaya.

*

Chelsea tengah berada dihalte busway. Tak ada penumpang lain disana, hanya Chelsea sendirian. Chelsea duduk terdiam dan amsih terpikir dengan pernyataan Rafa tadi. Dan keputusan chelsea yang tetap mempertahankan merahasiakan hubungannya dengan Bagas.

“Selama aku menjadi pacar seorang idola, inilah saat yang paling kubenci,” batin Chelsea yang membayang ketika Rafa memaksanya untuk memperlihatkan foto pacarnya, namun Chelsea tak bisa.

“Ya ampun... Aku terus berusaha menahannya, tapi sekarang sudah keterlaluan!?” batin Chelsea kesal.

Chelsea pun mulai mengotak-atik smartphone’nya. Tiba difolder foto, kemudian masuk pada sebuah folder yang bernama ‘me and mr.mysterious’. Sebelum bisa melihat foto yang berada di folder ‘me and mr.mysterious’, Chelsea harus mengetik sebuah password. Ya, folder tersebut memang memerlukan sebuah password untuk bisa memasukinya.

Chelsea tersenyum sendiri melihat foto-foto yang ada didalam folder tersebut. Terlihat Chelsea sudah lupa dengan pernyataan Rafa. Chelsea tengah menikmati foto-fotonya bersama mr.mysterious yang ternyata adalah Bagas, kekasihnya. Folder itu penuh dengan foto kebersamaan Chelsea dan Bagas. Ada foto yang penuh senyuman dan kekonyolan dari keduanya.

Tiba-tiba smartphone Chelsea berdering, menandakan sebuah pesan baru datang. Buru-buru Chelsea membuka pesan yang datang. Pesan tersebut ternyata dari Chindai.

From: Chindai
To: Chelsea
Hei, skandal Bagas telah terungkap!
Ini karena kau terus menerus membicarakannya! Tanggung jawab! ||

Tulis Chindai dalam pesannya. Seketika tubuh Chelsea menjadi lemas ketika membacanya. Tubuh Chelsea menjadi panas dingin, Chelsea mulai ketakutan. Takut bila hubungannya dengan Bagas telah terungkap. Chelsea buru-buru browsing dengan keyword “Bagas” melalui smartphone’nya.

Banyak artikel yang muncul dengan judul seperti, ‘Bagas RDS punya pacar’, ‘Berita Eksklusif: Kencan tengah malam Bagas di bioskop’. Chelsea mulai panik. Ada 4 foto yang terpublish. Dimana terlihat wajah Bagas yang sedikit tertutupi oleh hoody yang ia kenakan, dan tengah duduk bersama seorang wanita dibarisan paling belakang sebuah theater bioskop. Foto kedua adalah foto dari belakang ketika Chelsea berjalan sendirian sudah keluar dari bioskop dan menuju mobil Bagas yang Bagasnya sudah berada didalamnya. Ada juga foto Chelsea dan Bagas dari samping ketika mereka berada didalam mobil Bagas. Dari  dua foto tersebut, wajah Bagas hanya terlihat sedikit karena tertutupi hoody yang ia kenakan. Sedangkan foto wanita yang bersama Bagas, wajahnya sama sekali tidak terlihat karena benar-benar tertutupi hoody yang dia kenakan. Namun hal itu tetep saja membuat Chelsea takut bila ada yang menyadari bahawa itu dia. Chelsea pun membaca-baca comment dari artikel-artikel yang ia baca.

“Dia biasa saja. Berani-beraninya dia merenggut Bagas kami,”
“Aku tidak akan tinggal diam,” tulis fans-fans Bagas dalam kolom komentar dari artikel-artikel tersebut.

*

Semalaman Chelsea tak bisa tidur nyenyak. Ia terus memikirkan pemberitaan yang beredar. Wartawan terus saja memberitakannya, namun untungnya gambar Chelsea tidak dikenali. Dan berarti tidak ada yang terungkap bahwa wanita itu adalah Chelsea. Agensi Bagas pun menjelaskan bahwa Bagas dengan wanita yang bersamanya malam itu "hanya berteman"  bahkan bukan "teman dekat".

Pagi itu, Chelsea sedang akan menjemur cuciannya di balkon apartemannya. Chindai sibuk dengan smartphone’nya, juga duduk di balkon dekat Chelsea menjemur cuciannya. Chelsea sedikit takut menghadapi Chindai. Ia takut Chindai akan tahu dan marah padannya. Chelsea pun berusaha bersikap biasa kepada Chindai, namun tetap saja terlihat aneh tingkahnya.

“Tidak mungkin mereka hanya berteman,”
“Siapa wanita itu?” komentar Chindai ketika membaca artikel tentang Bagas dismartphone’nya kdan mencuekkan Chelsea yang menjemur cuciannya.

“Jaket itu, sama seperti yang ada dalam gambar,” komentar Chindai ketika melihat Chelsea akan menjemur jaketnya yang memang malam itu ia kenakan ketika menemui Bagas.

“Setelah kuperhatikan, bukankah ini celana dan sepatumu?” lanjut Chindai sambil melihat foto dari belakang sang wanita di hp’nya.

Chelsea yang sedang menjemurpun terkejut dan gugup. Ia tak berani menatap Chindai, dan tetap membelakangi Chindai yang duduk dibelakangnya. Chelsea sedikit frustasi dan ingin mengakui yang sebenarnya kepada Chindai.

“Sebenarnya...itu...” ujar Chelsea ingin mengaku dengan gugup namun terpotong.

“Ah, aku juga punya celana itu... Kita membelinya di pusat perbelanjaan yang sama, kan?” ujar Chindai kemudian tanpa memperhatikan apa yang Chelsea coba katakan.

“Apa-apaan ini? Bajunya sama dengan punyaku! Dia gadis biasa! Oh! Menjengkelkan sekali!” lanjut Chindai dengan kesal.

Chelsea yang awalnya ingin jujur kepada Chindai, namun setelah mendengar ucapan Chindai tersebut pun mengurungkan niatnya. Ia hanya bisa menghela nafas lega karena Chindai yang tak memperhatikan ucapannya tadi. Namun raut muka kecewa juga nampak diwajah Chelsea, karena ia belum juga berani jujur kepada sahabat terbaiknya, Chindai.

*

Seminggu telah berlalu sejak pemberitaan pertama kali skandal Bagas mencuat. Pemberitaan masih terus dilakukan oleh media infotaiment, namun belum juga ada hasilnya. Dan semenjak seminggu ini, Chelsea tidak bisa menemui Bagas. Dan juga, Chindai masih belum tahu.

Chelsea sedang sendirian di apartemennya. Ia terlihat kesepian. Ia sedang tiduran ditempat tidurnya sambil memainkan smartphone’nya. Chelsea sedang membuka dan memperhatikan pesan-pesan lama dari Bagas. Dan pesan terakhir yang dikirim Bagas, memang sudah seminggu yang lalu.

Apa yang sedang kau lakukan? Apa kau sibuk? Ini sudah seminggu lebih,”ujar Chelsea lirih sambil memperhatikan pesan dari Bagas.

Ketika Chelsea akan meletakkan smartphone’nya, tiba-tiba sebuah pesan baru masuk. Dengan segera Chelsea membuka pesan tersebut dengan muka riang. Jelas terlihat, Chelsea mengharapkan pesan itu dari Bagas.

From: Chindai
To: Chelsea
Maaf, diskusi kelompoknya lebih lama dari yang kukira.
Aku akan segera menyelesaikannya dan pulang. Aku sudah merencanakan untuk jalan dulu dengan teman-teman, jadi istirahatlah dahulu! ||

Raut muka Chelsea seketika berubah 180’. Ia kembali murung. Ternyata pesan yang baru saja datang bukan dari Bagas, namun dari Chindai.

Hari ini ulang tahunku,” batin Chelsea dengan murung karena tak ada orang special disampingnya sekarang. Tidak hanya Bagas, bahkan Chindai juga malah pulang telat.

Chelsea pun memutuskan untuk membuat mie instan kerena sedari tadi ia belum makan malam. Ia tengah merebus mie ketika subuah panggilan masuk. Ia pun mengangkat telephone tersebut.

Oh? Benarkah?!” jawab Chelsea dengan riang menjawab ucapan orang diseberang telephon’nya.

Setelah telephone diputus, Chelsea mematikan kompor yang ia gunakan untuk memasak mie, walau mie’nya belum matang. Chelsea segera meninggalkan dapur dan berlari menuju kamarnya. Ia segera berganti pakaian dan berdandan cantik. Ketika Chelsea akan keluar apartemen dan menguncinya, tiba-tiba ia masuk kembali kedalam kamarnya. Ternyata Chelsea mengambil sepatu yang diberi oleh Bagas dahulu dan kemudian memakainya.

Ketika Chelsea sampai didepan gedung apartemennya, yang sedari tadi tingkah Chelsea terlihat buru-buru, setelah melihat sebuah mobil berkaca gelap didepan apartemennya, Chelsea berubah menjadi kalem dan mencoba berjalan dengan tenang hingga Chelsea masuk kedalam mobil tersebut. Dan didalamnya sudah ada Bagas yang menantinya.

Kenapa kau kemari? kau bilang wartawan-wartawan sedang mengintaimu,” ucap Chelsea dengan cemberut.

Aku mengelabui mereka. Manajerku memakai pakaianku dan pergi dengan mobilku. Sangat mengganggu. Dia bilang dia akan pergi ke Bandung dan kembali lagi..” jelas Bagas dengan riang karena bertemu dengan Chelsea kembali.

Jadi akan sangat lama!” lanjut Bagas sambil mencolek pipi Chelsea dengan tersenyum.

“Bandung? Bukan main!” ujar Chelsea dengan tak kalah riang.

Tunggu sebentar,” ujar Bagas tiba-tiba sambil memegang kepala bagian depannya sehingga menutupi matanya.

Ada apa?” ucap Chelsea dengan khawatir sambil memegang tangan Bagas.

Ahh... tunggu... ahh... hari ini... kau, hari ini, benar-benar... ah!” ucap Bagas terbata-bata.

Ah... kau menyilaukan! Kenapa kau cantik sekali?” ucap Bagas memuji Chelsea sambil tersenyum memandangi Chelsea.

Benarkah? Lebih cantik dari Bella?” Tanya Chelsea dengan tersenyum senang.

Ya! Lebih cantik seratus kali...seribu kali! Kau yang terbaik!” jawab Bagas dengan cute sambil mengacungkan jempol kedua tangannya. Hal ini membuat Chelsea gemas, Chelsea pun mengapit pipi Bagas dengan kedua tangannya.

*


Bagas tengah mengendarai mobilnya dengan serius, sedangkan Chelsea sedari terlihat hanya memandang keluar jendela sambil melamun. Chelsea tengah memikirkan kejadian-kejadian akhir-akhir ini. Hatinya mulai berontak.

“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Bagas yang mulai menyadari raut muka Chelsea yang murung seperti memikirkan sesuatu.

Chelsea masih terdiam. Chelsea masih sibuk dengan pikirannya. Entah kenapa, Chelsea tiba-tiba ingin memberontak dengan hal-hal yang terjadi. Entah kenapa, Chelsea tiba-tiba menginginkan sesuatu itu. Sesuatu yang sejak pertama kali Chelsea bertemu dengan Bagas,hal yang diam-diam Chelsea setujui...

Maksudku, hal yang dengan hati-hati kusembunyikan...” pikir Chelsea.

Chelsea mulai teringat kembali kejadian ketika Rafa memaksanya untuk menunjukan foto kekasihnya. Chelsea hanya mematung terdiam. Ia tak bisa memenuhi permintaan Rafa. Padahal, Chelsea tinggal menunjukkan foto Bagas, maka Rafa tidak akan menggangunya lagi. Namun Chelsea tak bisa. Hal itu semakin membuat Chelsea menginginkan hal itu.

Kenyataannya aku juga tidak tahu mana yang kuinginkan... Kerapuhanku...
Akhirnya aku bisa mengatakan kerapuhanku hari ini...” pikir Chelsea mantap.

Apa kita harus merahasiakan hubungan kita?” tanya Chelsea tiba-tiba.

Bagas yang mendengarnya, menjadi sedikit terganggu konsentrasinya.

Huh? Memangnya kenapa? Kenapa tiba-tiba?” jawab Bagas dengan bingung, salah tingkah sekaligus tak enak hati merasa bersalah pada Chelsea.

Waktunya belum tepat... Agensiku juga menetangnya... Hal ini juga bisa melukai fans-ku,” jawab Bagas masih dengan tak enak hati dan sedikit salah tingkah.

Lebih dari itu, Chelsea ini akan sangat sulit bagimu,” lanjut Bagas mulai tenang dan dengan memandang wajah Chelsea yang terlihat kecewa.

Baiklah,” jawab Chelsea dengan kecewa.

Tapi, kita perlu menunjukannya kadang-kadang; melalui tindakan,” ujar Bagas mencoba memecahkan suasana kekecewaan itu dengan raut riang dan meraih jemari Chelsea yang kemudian ia genggam.

Mari kita pikirkan lagi,” lanjut Bagas yang semakin erat tangan kirinya menggenggam jemari Chelsea.

Baik,” jawab Chelsea yang kini sudah tersenyum lagi.

Baiklah,” ulang Bagas meyakinkan Chelsea dengan tersenyum juga.

Aku tidak mengharapkan jawaban lain. Ini sudah cukup. Untuk saat ini,” batin Chelsea dengan raut riang sambil memandangi Bagas yang tengah memandangi jalanan didepannya.

*

Kini mobil Bagas telah berhenti disebuah jalanan sepi dan gelap pinggir pantai didaerah Jakarta Utara. Tak ada lagi kendaraan yang lewat karena memang lokasi jalan tersebut memang berujung di sebuah pantai. Juga, pinggir kanan jalan tersebut adalah sebuah tebing yang dibawahnya banyak rumput liar, sedangkan kiri jalan sudah sebuah pantai yang tak jauh dari laut.

Sekarang kita harus merayakan pesta ulang tahun,” ujar Bagas dengan riang.

Apa? Kekanak-kanakan sekali,” ujar Chelsea cuek.

Tunggu sebentar,” ujar Bagas sambil mengambil sebuah kotak dikursi belakang.

Ta-da!” ucap Bagas sambil membuka kotak tersebut yang ternyata adalah sebuah kue ulangtahun yang sedari tadi ia letakkan dikursi belakang.

Wow!” teriak Chelsea senang.

Apa kita perlu membawa kuenya keluar?” tanya Bagas cepat.

Bisakah kita melakukannya?” tanya balik Chelsea dengan ragu.

Sebentar saja. Tidak ada orang di luar. Ayo kita keluar,” ajak Bagas bersemangat sambil melihat luar mobil yang terlihat benar-benar sepi.

Diluar mobil, Bagas menghidupkan lilin ulangtahun Chelsea. Bagas dan Chelsea kini telah memakai topi kertas ulangtahun. Bagas menari-nari sambil menyanyi lagu ulang tahun untuk Chelsea.

Selamat ulang tahun,” ucap Bagas

Terima kasih,” jawab Chelsea senang.
Aku benar-benar berusia 20 tahun sekarang,” lanjutnya.

“Benar, Kalau begitu cepat berdoa sebelum kamu meniup lilinnya” ujar Bagas.

Dan ketika Chelsea memejamkan matanya disaat berdoa, Bagas tiba-tiba mengecup pipi Chelsea. Chelsea yang kaget pun membuka matanya dan hanya tersenyum. Dan dia pun meniup lilinya.

Ta-da!” kejut Bagas kembali ketika ia memberikan Chelsea sebuket karangan bunga mawar untuk Chelsea.

Wow! Kau memberikannya untukku?” ujar Chelsea senang ketika menerimanya. Chelsea pun memeluk Bagas dan mereka pun tersenyum riang.

Namun kebahagian mereka tak bertahan lama, ketika Bagas masih memeluk Chelsea, sebuah sinar blitz nampak kearah mereka. Bagas terkejut, begitu juga dengan Chelsea. Bagas dan Chelsea pun segera melepaskan pelukan mereka namun masih berpegangan tangan melihat siapa yang memotret mereka. Dengan jelas, Bagas melihat siapa yang memotret mereka.

Beberapa wartawan ternyata sedari tadi telah mengikuti mereka. Mereka kemudian keluar dari persembunyiannya dari belakang mobil Bagas. Dan berlomba mengabadikan moment kebersamaan Bagas dengan Chelsea malam itu. Bagas dan Chelsea diam terpatung melihat para kuli tinta tersebut.

Jadi benar kalian berpacaran?” tanya seorang wartawan sambil bersiap akan memotret mereka kembali.

Ada rumor mengatakan kalian telah berpacaran sejak SMP. Apa itu benar?” tanya yang lain dengan cepat.

Sudah berapa lama kalian berpacaran? Jadi laporan saksi mata yang melihat kalian berpacaran itu benar?” tanya yang lain tanpa menunggu pertanyaan sebelumnya dijawab.

Apa benar kalian berdua sudah berpacaran sejak SMP?” wartawan yang lain sudah bertanya dengan pertanyaan lain.

Bagas yang merasa tersudut, dengan kasar melepas pegangan tangan Chelsea dan melepas topi kertas yang ia kenakan. Ia menghempaskan jemari Chelsea kemudian berlari masuk kedalam mobil sambil merunduk meninggalkan Chelsea. Sedangkan Chelsea, Chelsea shock dengan kehadiran para wartawan. Terlebih lagi, ia shock dengan sikap Bagas yang menghempaskan tangannya dan pergi meninggalkannya. Chelsea masih shock terdiam mematung didepan mobil.

Apa yang kau lakukan? Cepat masuk!” teriak Bagas didalam mobil ketika mengetahui Chelsea masih mematung didepan mobil. Chelsea pun buru-buru amsuk kedalam mobil dan merunduk menutupi wajahnya. Sedangkan para pewarta, sedari awal tadi tak hentinya mengambil foto kebersamaan keduanya. Bagas segera memacu mobilnya, meninggalkan lokasi tersebut.

*

Kau bilang mereka semua mengikutimu ke Bandung!” teriak Bagas kepada orang diseberang telepon’nya.
Ini di Jakarta Utara! Kenapa mereka ada di sini?” teriak Bagas lagi.
Bagaimana kau akan memperbaikinya? Bagaimana?” teriak Bagas mulai frustasi.

Chelsea yang duduk disamping Bagas, melihat sedih wajah Bagas yang tengah focus dengan teleponnya. Terlihat raut muka Bagas yang terlihat sangat frustasi. Chelsea juga sedih, namun ia juga lebih sedih melihat raut muka Bagas yang sedih, marah dan frustasi tersebut menjadi satu.

Di usia 20 tahun. Kebenaran baru yang kuketahui tentang cinta...,” pikir Chelsea dengan sedih.

Aku harus bagaimana?! Bukankah seharusnya kakak yang mengurus semuanya?!” teriak Bagas dengan marah sekaligus frustasi.

“…bahwa kita tidak bisa membuat orang lain bahagia hanya dengan cinta,” pikir Chelsea dengan menahan air matanya agar tidak tumpah keluar.

*

Kini Chelsea tengah berjalan ditengah guyuran air hujan. Tanpa Bagas sadari, ketika Bagas fokus dengan teleponnya tadi, Chelsea diam-diam keluar dari mobil Bagas. Bagas yang baru menyadari Chelsea sudah tidak ada disampingnya pun menjadi panic. Ia mencoba menelepon Chelsea, namun tak ada jawaban.

“Bagas, ada kalanya kita harus memilih berpisah untuk saling membahagiakan,” pikir Chelsea yang mulai menangis ketika mengingat bagaimana tadi Bagas menghempas genggaman tangannya dan meninggalkannya berada ditengah kerumunan para wartawan. 

Sambil masih berjalan ditengah guyuran hujan, Chelsea kemudian menangis sejadi-jadinya ketika smartphone’nya mulai berdering terus menerus yang merupakan panggilan telepon dari Bagas. Namun Chelsea tidak mengangkatnya.


*

Chelsea telah sampai diapartemnnya dan masuk dalam kondisi basah kuyup. Ia kemudian menuju kamar Chindai. Karena tadi ia telah berjanji menunggu Chindai pulang namun ia malah pergi.

“Chindai, Aku minta maaf,” ujar Chelsea menuju kamar Chindai.

Chelsea mengira Chindai sudah berada didalam kamarnya, karena kamar Chindai yang tidak tertutup sempurna.

Aku agak terlambat, bukan?” ucapnya kembali ketika sampai depan kamar Chindai.

Namun Chelsea mulai gugup ketika melihat sebuah post-it tertempel dipintu kamar Chindai.

Aku menyukai Bagas, tapi aku lebih menyayangimu, Chelsea.
Itulah sebabnya aku sangat marah,
karena kau menganggapku tidak berarti.  
Tulis Chindai dalam post-it tersebut.

Chelsea mulai terguncang kembali. Ia menyadari, bahwa Chindai mengetahui hubungannya dengan Bagas dari media masa. Dengan perlahan, Chelsea membuka kamar Chindai yang tanpa penghuninya tersebut. Chelsea berjalan masuk perlahan, dan menemukan dua buah kotak besar dimeja kamar Chindai.

Chelsea membuka kotak tersebut. Satu kotak berisi kue ulangtahun yang cantik, dan satu kotak lagi berisi sebuah alat make-up untuk Chelsea. Ada sebuah kartu ucapan dalam kotak kado tersebut. Dengan kalimat yang tertulis, yaitu;
AKU MERINDUKANMU.Cara untuk menaklukkan maskara!
Yang ditulis oleh Chindai.

Airmata Chelsea mulai menetes kembali. Ia terduduk dikursi depan meja tersebut. Chelsea mulai menangis sesegukan lagi.


-TBC-
NB:
Thanks to the 20's Team @ Viki.
Especially to Baby-Jenie @ Subscene.

Maaf ya, kemarin aku ingkar. Jadi telat posting gini. Kalau mau tahu alasanku, boleh kepoin twitter aku, @bitaBee.

Tebak, film apa yang Chelsea-Bagas tonton di bioskop? :D

Comments dan sarang ditunggu ya.
Bisa juga kasih comment di page aku bitaBeeStory.

Makasih :^)

No comments:

Post a Comment