Wednesday 21 May 2014

Saya Menulis Sekedar untuk Hobi

Saya menulis sekedar untuk hobi. Sama seperti hobi lainnya, misalkan olahraga, menanam bunga, membaca dan lain sebagainya.

Saya menulis sebagai selingan di sela-sela kesibukan realita hidup saya. Tak ada target dalam menulis. Jika sedang ingin menulis, maka saya akan menulis. Jika sedang tidak ingin menulis, saya tidak akan menulis.

Saya paling suka menulis cerbung. Karena saya tipe orang yang tidak bisa mempersingkat kata. Kadang-kadang saya menulis cerpen (one shoot). Jarang sekali saya menulis puisi. Pernah menulis puisi, atau lebih tepatnya menulis kalimat-kalimat yang disusun seperti puisi.


Profesi saya adalah MAHASISWI, masih sebagai anak yang harus menyelesaikan kewajiban utamanya dipercayai orangtua untuk menempuh pendidikan. Itu karena biaya hidup saya masih ditanggung orangtua. Walau tidak sampai setahun lagi profesi tersebut  saya emban. Selanjutnya prioritas saya adalah melanjutkan impian saya, berkecimpung dalam dunia pariwisata. Di sela-sela beban kerja profesi saya itu, saya menulis. Menulis apa saja yang saya suka.

Jika saya terbebani dari menulis, maka lebih baik saya berhenti menulis. Justru saya ingin mencari hiburan dari menulis. Mengembangkan hobi menulis, saya mem-publish tulisan saya kedalam blog ini.  Walau tulisan-tulisan saya tidak mendapat finansial, saya tidak akan merasa rugi. Karena sejak awal saya hanya menjadikan menulis sebagai hobi, sebagai kesenangan, sebagai refreshing di sela-sela kerja profesi saya. Jadi saya menulis untuk mendapat kesenangan (kebahagiaan), bukan tekanan.

Menulis bukanlah profesi saya. Profesi saya adalah MAHASISWI. Seperti yang tertulis pada beberapa id-card saya.

Jika suatu saat saya memiliki banyak koleksi buku yang saya tulis, atau saya mendapatkan penghasilan dari menulis. Itu karena hobi yang saya tekuni.

Yogyakarta, 21 Mei 2014
(Re-post: Notes Om Agus Pribadi dengan edit sana-sini)

NB:
Saya hanya seorang penulis amatir yang masih banyak butuh koreksi. Tak luput saya, sebagai penikmat tulisan (readers) saya, pastinya berharap tulisan saya semakin baik. Namun bila tidak ada yang membenahi (dengan memberi saran atau komentar) pada tulisan saya, bagaimana saya bisa membenahi yang masih kurang dalam tulisan saya? Itulah gunanya ada kolom comment dalam blog. Untuk berinteraksi antara penulis dan pembaca.

Komentar-komentar dalam setiap tulisan saya, tidak munafik terkadang saya menanti dengan was-was. Bagamana tanggapan pembaca ya? Apa tulisan saya menarik? Atau mengecewakan karena tak sesuai harapan mereka?

Dan dari komentar-komentar tersebut, saya mempunyai semangat untuk menulis. Karena sebuah komentar tersebut, adalah sebuah apresiasi/ penghargaan pembaca untuk sebuah karya tulis saya. Semakin banyak yang (berani) berkomentar, berarti banyak yang mengapresiasi dan menanti tulisan-tulisan saya. Namun tentunya bukan komentar mainstream yang saya harap/ tunggu. Seperti;

"DI NEXT YA!"

Itu bukan sebuah komentar yang bisa membuat hati saya dag-dig-dug.  Namun apresiasi dari tulisan tersebut, lebih baik dari yang diam saja.

Saya menulis bukan untuk materi, hanya karena hoby. Saya tidak bisa menuntut Anda untuk berkomentar dalam tulisan saya. Hanya saja, untuk penulis (saya yakin tidak hanya saya), mendapat banyak komentar seperti layaknya mendapat oksigen segar yang memberi semangat, memberi ide-ide segar untuk ditulis.

Layaknya makhluk sosisal, mutulistic symbiosis, kita saling membutuhkan bukan??

No comments:

Post a Comment