Monday 22 June 2015

Why I'm Getting Married? (versi IC - part 1)



Judul Asli: The Reason I’m Getting Married/ Why I’m Getting Married? (K-drama)

Cast: Chelsea, Bagas, Alexander JMC2, Chindai, Angel, Ocha, Gilang
Setting Time: Menjelang 3 bulan sebelum pernikahan

Warning!
Mungkin cerita ini akan sulit dimengerti yang masih dibawah umur.
Dimohon untuk 15+ aja ya yang baca. :)
Bacalah bacaan yang sesuai usia kalian.^_~

Happy Reading! ^^
Disebuah restoran, tiga orang wanita terlibat perbincangan yang cukup santai. Mereka adalah Chelsea, Chindai dan Angel. Yang ketiganya perbincangkan adalah pria yang menjadi pacar salah satu dari mereka.

“Dia seorang pengacara? Apa itu alasanya, baru 3 bulan berhubungan, kau sudah memutuskan untuk menikah dengannya?” tanya Chelsea kaget.

“Oh Tuhan! Orang tuanya tinggal di seberang samudra pasifik. Dia anak bungsu dari dua bersaudara tanpa saudara perempuan,” jelas Chindai.

“Benarkah? Ya Tuhan...” ujar Chelsea. Angel pun hanya tersenyum tak percaya.

“Dia juga akan membuka firma hukumnya sendiri,” lanjut Chindai.

“Wow, itu mengagumkan,” ujar Chelsea.

“Bagaimana denganmu? Apa kau iri?” tanya Chindai dengan sombong. Chelsea menjawab tidak, ia hanya mengucapkan selamat karena ia tahu Chindai ini sudah menunggu lama untuk bisa menikah.

“Ini pasti hanya kesepakatan bisnis antar keluarga. Tapi, ku harap pernikahanmu akan langgeng. Jangan ganggu kami dengan cerita cerai atau pernikahan ke-2mu,” ujar Angel.

“Kenapa?” tanya Chindai.

“Aku tak mau repot dengan kado kedua untuk pernikahanmu selanjutnya,” jawab Angel sambil menyantap steak-nya.

“Oh..tenang saja, untuk kalian berdua, aku akan memberi diskon. Berikan saja yang murah. Dan kalian tak perlu memberikanku kado untuk yang ketiga,” ujar Chindai enteng. Chelsea hanya tertawa.

“Kamu gila, biarkan dia saja...” komentar Angel.

“Kita tak punya pilihan. Dia baru menyetujui pernikahan ini setelah dijodohkan untuk kelima kali. 4 kali dia selalu menolak. Dia pasti belum yakin akan pernikahan ini,” komentar Chelsea yang disambut tawa Angel.

“Teman-temanku, kalau kalian berdua bertemu dengan seorang pria yang tepat, maka kalian ini akan mengerti. Jika dipertemuan pertama tak terlihat baik, walaupun setelah pertemuan ke 100 pun tetap tidak. Tapi ketika kalian bertemu dengannya dan ‘wow’... kalian tak perlu ragu, kalian bisa lihat sekali lalu hidup bersama,” ujar Chindai pada kedua temannya.

Chelsea tertawa dengan pemikiran Chindai dan bertanya kapan pacar Chindai akan datang, karena sampai sekarang belum tiba juga.

“Apa dia meniup balon dulu untuk kejutan lamaran?” tebak Chelsea bercanda.

“Mungkin juga karena lilin di atas kue yang tak bisa menyala,” lanjut Chindai bercanda.
“Tapi kalian harus pura-pura tak tahu kalau dia nanti benar-benar akan melamarku ya,” pinta Chindai serius.

Dari pintu dapur restoran, seorang pria dengan stelan jas sedang medorong troli berhiaskan balon serta cake beserta lilin menyala diatasnya. Dia kesulitan mendorongnya karena ada tangga. Lalu si pria mengangkat troli tersebut. Ternyata pria itu adalah Gilang, pria yang sedari tadi Chindai ceritakan.

Chindai melongo melihat hal yang mereka pikirkan benar-benar terjadi. Chelsea dan Angel berusaha menahan tawa. Lalu Chindai yang akan dilamar menampilkan ekspresi takjub dan terharu walaupun ia sudah bisa menebaknya. Ia pun berakting seterkejut mungkin. Chelsea dan Angel pun begitu, pura-pura terkejut dengan kejutan lamaran untuk Chindai.

Chelsea mengambil foto Chindai yang dilamar. Chindai masih dengan aktingnya, terlihat sangat antusias. Chelsea termenung sejanak seperti memikirkan sesuatu.

“Kita pergi dengan orang lain untuk cinta, tapi pernikahan bukan sekedar tentang cinta. Ketika cinta mekar lewat suatu hubungan dan berproses pada suatu sistem tanggung jawab yang disebut pernikahan, tapi Wanita.... mereka membutuhkan suatu bukti. Seumur hidup terlalu lama untuk hidup berdasarkan cinta. Hidup selalu berbatu.” batin Chelsea.

Chelsea dikagetkan dengan suara handphonenya yang menerima pesan.

“From: My Husband
Aku selesai dalam 30 menit.”
Chelsea tersenyum menerimanya. Dia pun larut kembali dalam suasana kegembiraan Chindai.

---

Bagas dan temannya, Josia, sedang menjamu calon nasabah asuransi di sebuah tempat karaoke ditemani wanita-wanita. Mereka minum bersama. Pria itu berkata kalau Josia bilang kalau Bagas sudah membawa formulir perencanaan asuransi. Bagas melirik ke temannya, lalu Josia menyerahkan formulir yang dimaksud melalui bawah meja kepada Bagas. Bagas kemudian menjelaskan semuanya tentang asuransi secara singkat, bahkan ketika pria itu ingin melihat formulir Bagas malah menawarkan pria itu minum.

---

Bagas berada di toilet bersama Josia. Josia memuji kerja Bagas yang bagus. Lalu Josia hendak merokok. Bagas mengingatkan bahwa disitu tidak boleh merokok. Bagas malah memberikan permen kepada Josia. Bagas menyuruh Josia menyiapkan fax salinan kontrak perpanjangan dan perencanaan. Bagas hendak keluar dari toilet.

“Hey ketua team. Jam segini sulit untuk menemukan taksi. Mau ku antar?” tawar Josia.

“Tidak, aku sudah punya supir pribadi,” ujar Bagas dengan ceria lalu keluar dari toilet.

---

Bagas pulang bersama Chelsea. Bagas duduk disamping Chelsea yang sedang mengemudi mobil. Chelsea heran melihat Bagas yang sedikit mabuk dan memilih merebahkan diri dikursi sambil memejamkan mata.

“Apa kau tak mau melihatku?” ujar Chelsea. Bagas bangun dan mendekatkan wajahnya untuk melihat Chelsea dengan mata sedikit terpejam.

“Berat badanmu turun banyak sekali.” sahut Bagas kemudian merebahkan tubuhnya lagi karena sedikit mabuk. Chelsea kesal.

“Maksudku, kita tak bertemu dalam beberapa hari. Tapi, kau bilang aku cantik meskipun aku gemuk.” kesal Chelsea.

“Aku tak pernah bilang kau cantik.” ucap Bagas.
“Kubilang tak ada yang salah dengan tampilanmu.” sahutnya sambil mencubit pipi Chelsea. Chelsea yang sedikit kesal meminta Bagas jangan berusaha mengalihkan pembicaraan seperti itu.

“Waktu itu aku sudah bertanya, kenapa kamu mau menikahiku?” tanya Chelsea.

“Maafkan aku, itu sebuah kesalahan,” jawab Bagas cuek masih dengan memejamkan matanya. Dan itu membuat Chelsea semakin kesal dan mencubiti Bagas yang masih rebahan. Bagas pun bangun dan membuka matanya.

“Jadi apa kau ingin tahu kenapa aku mau menikahimu? Kenapa malam kita sebut malam?” tanya Bagas.

“Ya karena malam.” Jawab Chelsea heran. Bagas tersenyum.

“Lha itu kau tahu.” Ia pun kembali merebahkan diri dan memajamkan matanya membuat Chelsea semakin kesal. Maksudnya, kenapa malam disebut malam? Ya karena itu malam. Jadi, kenapa Bagas mau menikahi Chelsea? Ya karena itu pernikahan/Chelsea.

“Hey Bagas! Katakan dengan benar, lebih meyakinkan, lebih emosional,” pinta Chelsea kesal sambil terus mencubiti Bagas. Hali ini membuat Bagas kembali terbangun.

“Hey...Apa ini tentang Chindai? Apa dia menikahi pecundang yang sukses?” tebak Bagas. Chelsea heran kenapa Bagas malah membicarakan temannya. Bagaspun bisa menebak kalau Chelsea pasti sedang iri pada Chindai.

Tiba-tiba Chelsea melihat sesuatu di depan, polisi. Tes pernafasan yang me-razia pengemudi mobil yang mabuk. Chelsea terlihat sedikit panik. Tapi Bagas cuek dan kembali rebahan.

“Siapa yang peduli? Aku kan yang mabuk,” ujar Bagas yang menjadi penumpang bukan pengemudi. Tapi ia kemudian terkejut, dan menyadari sesuatu.

“Tunggu, apa kamu juga... mi-minum?” tanya Bagas khawatir.

“Aku tak bisa memberi selamat pada temannya hanya dengan meminum air biasa,” ujar Chelsea polos. Bagaspun jadi kesal dan mencubiti pipi Chelsea. Chelsea jadi semakin cemas, ia malah menyalahkan Bagas.

Dan ketika mobil mereka berhenti di depan polisi, Chelsea menutup mulut dengan tangan tak mau meniup untuk tes pernafasan. Bagas yang sedikit mabuk menyuruh Chelsea untuk meniup benda itu karena bagaimana pun mereka akan ketahuan kalau mengemudi dalam keadaan mabuk. Tapi Chelsea tak mau hingga membuat pak polisi hilang kesabaran. Bagas pun mengambil alat itu dan meminta Chelsea meniupnya.

“Aku sangat capek. Berikan padaku,” ujar Bagas mengambil alat itu. Lalu Bagas mencoba menyodorkan alat itu pada mulut Chelsea yang masih ditutupi dengan paksa.

“Tiup. Cepat tiup...” ujar Bagas tak sabar.

“Tunggu, kau belum menjawab pertanyaanku,” ujar Chelsea dengan nada tinggi pada Bagas.
 “Kenapa kau mau menikah denganku? Katakan. Cepat jawab!” ucap Chelsea masih dengan nada tinggi.
Bagas bengong dan memilih mengembalikan alat itu pada polisi. Polisi itu jadi serba salah juga karena melihat pasangan ini bertengkar. Bagas tak menjawab pertanyaan Chelsea, ia kembali menyandarkan kepalanya ke kaca dan mencoba memejamkan matanya membuat Chelsea kesal bukan main dan menghentakan kepalanya ke setir dan membuat klakson bunyi. Bagas pun tersingkap kaget.

---

Keduanya sampai di apartemen Bagas. Bagas mengambil tonik (susu kambing gitu) dari dalam kulkas dan meminumnya. Ia menilai kalau Chelsea sungguh bodoh, kenapa menyetir kalau Chelsea sedang mabuk. Chelsea berkata kalau polisi hanya memberi mereka peringatan jadi Bagas tak perlu ngomel-ngomel begitu. Tapi kemudian Chelsea menyadari sesuatu yang Bagas ucapkan padanya.

“Apa? Bodoh? Heh...” ujar Chelsea marah.

“Jangan khawatir. Aku tetap akan menikahimu meskipun kau bodoh,” ujar Bagas santai sambil berjalan menuju kamarnya. Chelsea melihat kamar Bagas yang berantakan, ia pun ngomel-ngomel.

“Heh, bukankah aku sudah bilang simpan kaos kaki dengan benar,” omel Chelsea sambil mengambil kaos kaki Bagas yang tercecar dilantai..

Chelsea melihat sesuatu di keranjang tempat sampah, bungkus tonik susu kambing hitam.

“Kambing hitam lagi?” ujar Chelsea masih dengan marah.

“Aku tak bisa melakukan dua pekerjaan tanpa minum itu. Bertemanlah dengan itu. Karena itu bagus untuk tubuhku,” jawab Bagas sambil naik keranjangnya hendak tidur.

“Tapi aku tak suka dengan bau-nya yang membuatku ingin muntah,” ujar Chelsea lagi.
 “Baiklah, aku atau kambing hitam? Aku tak bisa hidup di rumah yang sama dengan ini.” Lanjut Chelsea menyuruh Bagas memilih dirinya atau tonik kambing hitam tersebut. Bagas yang sudah membaringkan tubuhnya di tempat tidur tampak berfikir.

“Benarkah?” ujar Bagas polos.

“Aishhh~” ucap Chelsea jengkel sambil mengacungkan kepalannya hendak melayangkan kekepala Bagas. Lalu Bagas menunjukkan perabotan yang ada di kamar, yang warna perabotannya itu terlalu cewek banget.

“Hei, lihat barang-barang dikamar ini. Orang akan salah paham dan mengira aku tak normal. Lebih baik kita buang saja barang-barang cantik ini,” usul Bagas sebal.

Chelsea berkata kalau orang-orang yang saling mencintai berakhir dengan petengkaran karena persoalan cantik. Kita harus berusaha untuk saling membiasakan diri. Chelsea membereskan baju Bagas yang ada di tempat tidur. Bagas akan memprotes tapi tak jadi ia ucapkan.

Chelsea sangat penasaran apa Bagas ingin hidup dengan wanita lain. Apa Bagas ingin ia memberikan kesempatan itu?

“Apa boleh?” ujar Bagas sambil tersenyum bersemangat. Chelsea pun langsung akan memukul tapi Bagas segera menghindar. Bagas pun menggerutu kalau Chelsea sama sekali belum berubah sejak 6 tahun terakhir. Chelsea pun mengerutu karena marah-marah pada Bagas itu membuatnya lapar.

“Hei, bukankah aku sudah bilang kau jangan lupa makan?” ujar Bagas khawatir.
“Sudah makan disini. Lupakan tentang kamu gak bawa baju ganti. Pria tak suka wanita berpakaian lengkap. Mereka lebih memilih yang telanjang.” Ujar Bagas menggoda.

Bagas tersenyum nakal dan meminta Chelsea mendekat. Chelsea tambah kesal, ia pun pamit pulang. Bagas meminta Chelsea menginap saja di tempatnya. Tapi Chelsea tak mau.

“Kau memintaku menginap karena kau tak mau repot-repot mengantarku pulang kan.” Ujar Chelsea kesal.

Bagas tak membantah. Tapi ia kembali berkata meminta Chelsea menginap. Chelsea yang kesal melempar sandal mandi ke arah Bagas.

“Ah dasar kau, kenapa kau mau menikah denganku?” tanya Chelsea kesal.
“Apa kau merasa kasihan karana aku sudah tua?” lanjut Chelsea sambil kaluar kamar.

Bagas tak menjawab dan mengeluh kalau ia lelah sekali. Ia pun bersembunyi dibalik selimutnya.

---

Sampai di rumahnya, Chelsea heran melihat barang-barang di kardus yang ada diakmarnya. Ia bertanya pada ibunya apa ibunya protes karena ia memakai uang sewa untuk pernikahannya. Ibu menyindir melihat Chelsea cemas seperti itu ia mengira kalau Chelsea ini benar-benar akan menikah. Bukankah kamar ini akan kosong begitu Chelsea pindah.

“Kenapa ibu sudah mengemasinya? Aku masih punya waktu 3 bulan untuk tetap tinggal di rumah ini,” protes Chelsea yang sudah duduk dimeja kerjanya.

“Aku hanya ingin mulai beres-beres lebih awal. Sudah ku bersihkan beranda dan menemukan barang-barang almarhum ayahmu disana,” ucap Ibu sambil menunjuk isi kotak tersebut. Lalu Ibu memberikan buku rekening ayah Chelsea untuk Chelsea.

“Tabungan di rekening ini tak mendapatkan banyak bunga, ku harap kamu menggunakan uangnya untuk menyiapkan pernikahanmu. Jangan marah karena ayahmu tak bisa menggandeng tanganmu di pernikahan nanti,” ujar Ibu kemudian.

Terdengar suara kalau Ocha, adik Chelsea baru saja pulang. Ibu marah karena putri bungsunya terlambat, ia keluar dari kamar Chelsea dan segera mengomeli anak bungsunya.

Chelsea menemukan bola kaca yang didalamnya ada boneka sinterklas di kardus yang ibunya bereskan. Itu milik ayahnya. Ia mengocok bola itu dan salju di dalam bola itu terlihat sangat cantik berada di sekeliling sinterklas. Chelsea menatap sedih foto ayahnya yang berada dimeja kerjanya.

---

Di tempat kerjanya, Chelsea bicara di telpon dengan Chindai tentang Iluso Wedding (wedding organizer). Chindai yang terkejut menilai apa yang Chelsea lakukan hebat, karena ia bahkan tak bisa memesan konsultan pernikahan sama sekali dari WO tersebut.

“Bukankah tempat itu sangat mahal?” ujar Chindai. Chelsea berkata kalau ia tak bilang ia akan memesan tempat pernikahan disana. Ia hanya ingin mampir dan melihat-lihat.

Ketika sedang bicara dengan Chindai, Bagas menelepon Chelsea. Chelsea pun menyudahi obrolan 
dengan temannya itu. Lalu mengangkat telpon Bagas.

“Gangnam Iluso Wedding, jam 12,” ujar Chelsea. Chelsea dan Bagas ternyata janjian akan datang ke tempat itu.

Tapi Bagas sangat sibuk di kantornya dan berkata kalau ia akan memberikan Chelsea pilihan,
“Pria yang ada di sampingmu hari ini atau insentif di rekening bankmu.” ujar Bagas yang menggunakan earphone masih sambil merapikan dokumen-dokumen dimeja kerjanya. Josia  memanggil Bagas untuk segera pergi.

“Turunlah dulu, siapkan mobil,” ujar Bagas pelan kepada Josia. Chelsea yang mendengar suara pelan Bagas marah.

“Bukankah aku sudah bilang kalau hari ini kamu harus mengambil cuti kerja!” ujar Chelsea marah. Mendengar suara cerewet Chelsea, Bagas melepas earphone. Ia jadi bingung. Ia pun bergegas ke pergi.

---

Chelsea sampai di Iluso Wedding sendirian. Seorang petugas parkir membukakan pintu mobil dan bersikap ramah pada Chelsea. Ia yang akan memarkirkan mobilnya.

Di dalam gedung Iluso, Chelsea berkonsultasi atau lebih tepatnya bertanya mengenai paket pernikahan di tempat itu. Chelsea terkejut dengan harga paket yang ditawarkan.

“Bukan paket spesial tapi paket dibawahnya saja,” ujar Chelsea terkejut. Pegawai mengatakan kalau paket spesial itulah paket paling dasar di Iluso. Karena diatas paket itu ada royal spesial, kemudian VIP dan VVIP.

“Oh, jadi spesial itu yang terendah ya?” sahut Chelsea.

Pegawai itu tanya paket mana yang Chelsea sukai. Chelsea menarik nafas dan menunjuk sebuah paket, kalau begitu paket VVIP.

“Apa anda yakin?” pegawai itu terkejut.

Chelsea tersenyum berkata kalau uang itu hal yang termudah di dunia ini.

Tapi itu hanya khayalan Chelsea saja karena sedari tadi pegawai Iluso memanggil-manggil Chelsea yang tersenyum-senyum ramah. Chelsea yang menyadari itu langsung terdiam kaku.

Pegawai itu kembali bertanya. Chelsea bingung menjawabnya, ia pun mengatakan kalau ia tak bisa memutuskan hal ini sendiri.

Chelsea yang akan pergi berbalik lagi bertanya, apa boleh ia mencicil biayanya. Pegawai Iluso melongo kaget.

---

Chelsea berada di depan sebuah ruangan yang di dalamnya ada gaun pengantin indah. Chelsea pun mencoba memakai gaun itu dibantu pegawai Iluso. Terdengar suara Chelsea yang terbatuk-batuk menahan nafas karena gaun itu kesempitan ditubuh Chelsea.

“Gaun ini hanya di import 1 saja di seantero negri ini, itu sebabnya ukurannya pun ukuran model yang langsing. Tapi anda terlihat sangat cantik mengenakan gaun ini. Anda memiliki bentuk tubuh seperti orang Eropa, anda tak perlu menggunakan bantalan dada,” ujar pegawai itu memuji Chelsea.

“Jika anda menikah di Iluso anda akan mendapatkan diskon 10%.” Lanjutnya. Chelsea terlihat tertarik mendengar diskon dan berapa harganya.

“1000 dollar.” jawab pegawai tersebut.

“1000 dolar?” Chelsea kaget. Chelsea berkata kalau ia hanya mau menyewa gaun bukan membelinya. Pegawai tertawa dan mengatakan kalau itu biaya sewanya.

Tirai dibuka dan tampaklah seorang pria tampan masuk ke ruangan itu. Pria itu terpesona pada kecantikan Chelsea. Chelsea jadi tak enak dilihat seperti itu. Ia ingin segera ganti pakaian. Tapi pegawai meminta Chelsea menahan sebentar karena ada yang harus ia rapikan.

Pria itu terua tersenyum menatap Chelsea.

“Kau terlihat sangat cantik!” puji pria itu. Chelsea yang terlihat canggung dan malu mengucapkan terima kasih.

“Chelsea Ariela?” sebut pria itu yang ternyata kenal dengan Chelsea. Chelsea tentu saja kaget.

“Siapa ya?” tanya Chelsea heran. Pria itu tersenyum lebar karena tak salah mengenali orang.

“Lama tak bertemu!” ujar pria itu masih tersenyum.

“Kau...” Chelsea pun mengenali pria itu.

Flashback

Ketika masih di bangku kuliah, Alex adalah juniornya Chelsea. Disebuah kafe, Alex memberikan surat cinta pada Chelsea. Chelsea tertawa membaca surat cinta dari Alex.

-Aku ingin menjadi tempat tidur di kamarmu untuk sehari saja-

Alex yang ada di depan Chelsea terdiam penuh harap cintanya akan diterima. Chelsea heran kenapa harus diumpamakan seperti perabotan.

“Bu-bukan itu maksudku,” ralat Alex. Chelsea tahu itu, ia menilai kalau Alex ini lumayan.

“Kau tampan, keren, tapi....” ujar Chelsea memperhatikan Alex yang duduk didepannya.

“Tapi aku terlalu muda.” Alex menyela. Ia sadar kalau usianya lebih muda dari Chelsea.
“Tapi hatiku tidak muda.” lanjutnya masih penuh harap cintanya diterima Chelsea.

Tepat saat itu, Bagas masuk kedalam kafe.

“Oh, Bagas. Kenapa kesini?” tanya Chelsea heran ketika Bagas menghampiri mereka.

“Apa kamu sudah mulai berselingkuh dengan anak ingusan ini? Dia bilang apa untuk merayu? Siapa namamu?” tanya Bagas pada Alex. Alex berusaha tak terlihat seperti anak kecil, ia berusaha melawan Bagas.

“Siapa namamu?” balas Alex sok cool.

“Bagas Raditya,” Bagas menyebutkan namanya.

“Aku Alexander Coffin,” Alex pun menyebutkan namanya.

Fashback end

-TBC-

P.S: Nahlo, kok malah ketemu orang lama ini si Chelsea. Kira-kira bakal CLBK gak ya? :D
Tunggu besok ;)

1 comment:

  1. The 1xBet Korean Virtual Sportsbook Review in 2021
    The 1xBet sportsbook is now available in North America and 샌즈카지노 will be offered by both the major 1xbet bookmakers and Asian operators. The Asian operator is Asia-focused and 카지노사이트

    ReplyDelete