Saturday 26 July 2014

Princess Hours versi IC [Chapter 4 part 1]




"Jika kau tak tahan di istana, apa kau mau kabur bersamaku?" tanya Rafa.

"Apa?" tanya Chelsea dengan kaget mendengar pernyataan Rafa.

"Jika kau mau, aku bisa menyerah pada semuanya. Jika kau ingin dan kau merasa nyaman, aku selalu siap untuk menyerah dengan semua ini," ungkap Rafa. Chelsea meletakkan mandolin dan beranjak pergi. Tapi Rafa menahan kepergian Chelsea dengan memegangi tangannya.

"Tapi jika kau menginginkan sesuatu..." Rafa tak bisa meneruskan kata-katanya karena ada seseorang yang datang. Orang itu adalah Bagas!

Bagas naik dan marah, lalu menghampiri keduanya, lalu memukul Rafa. Tentu saja Chelsea berteriak melihat kekasaran Bagas. Bagas marah pada Rafa.

"Bukankah tadi aku sudah bilang, kalau kamu menemukan Putri Mahkota segera beri tahu aku. Tapi kenapa kau diam saja?" teriak CP Bagas penuh emosi.

"Rafa baru saja tahu aku berada disini," ujar Chelsea panik membela Rafa dan mencoba memisahkan mereka berdua.

"Diam kau!" bentak Bagas pada Chelsea.

Bagas menyuruh Chelsea turun tanpa mempedulikan teriakan Chelsea. Bagas menyeret Chelsea turun dari tempat itu meninggalkan Rafa. Bagas terus saja membentak Chelsea. Rafa hanya bisa memendam kekesalannya.

"Cepat!" teriak Bagas pada Chelsea ditangga.

"Hei, jangan marah..."pinta Chelsea terdengar ketakutan.

"Diam!" bentak Bagas.

"Awww~"teriak Chelsea kesakitan.

*

Bagas menarik tangan Chelsea dengan paksa dan membawanya pergi naik mobil dan menolak para pengawal mengikuti mereka.

"Kita mau pergi kemana?" tanya Chelsea.

Tapi Bagas sama sekali tak menjawab pertanyaan Chelsea. Bagas membawa mobilnya melaju dengan kencang ke sebuah hutan kecil dibelakang Istana. Bagas menghentikan mobilnya disana.

"Kamu tahu betapa khawatirnya aku? Kamu bahkan tak membawa pengawal. Kupikir kamu mungkin kecelakaan," ujar Bagas khawatir.

"Terimakasih karena sudah benar-benar khawatir tentang aku," jawab Chelsea dengan nada dingin.

"Jangan terluka karena foto-foto yang tak ada artinya itu," kata Bagas kemudian.

"Foto yang tak berarti? Apa kamu benar-benar tak punya keseriusan apapun dalam dirimu? Jika bukan aku, kamu pasti akan sangat khawatir tentang Chindai. Kamu mungkin tak pernah punya hubungan yang serius dengan siapapun," sindir Chelsea.

"Apa kamu sedang bercanda denganku? Setidaknya kamuļ¾…"Bagas tak sempat melanjutkan kata-katanya karena dipotong oleh Chelsea.

"Aku benar-benar menyesal telah mengganggu hubungan kalian berdua. Saat aku pindah ke Istana, aku butuh seseorang untuk kuikuti. Tak peduli betapa jahatnya kamu dan kejamnya tingkah lakumu, terkadang saat kamu ada di sampingku, aku merasa bahagia dan memberiku kekuatan. Tapi sekarang, aku tak merasakan hal itu lagi," ungkap Chelsea.

"Apa maksudmu?" tanya Bagas.

"Aku tak tahan lagi tetap ada disampingmu," jawab Chelsea dengan ketus. Chelsea keluar dari mobil berjalan meninggalkan Bagas. Bagas ikut  turun mengikuti Chelsea.

"Kau mau pergi kemana?" panggil Bagas. Chelsea pun berhenti melangkah dan membiarkan Bagas menghampirinya.

"Kau bilang untuk menunggu 2-3 tahun. Baiklah. Kita bercerai 2-3 tahun lagi," kata Chelsea.

"Apa? Bagaimana jika aku menolaknya?" Bagas balik bertanya.

"Aku ini bukan boneka yang terus saja harus memenuhi kehendakmu. Jadi, nanti saat kamu ingin kembali ke  Chindai, kamu bisa bersamanya. Kupikir lebih baik kita menghormati batas masing-masing. Atau dengan kata lain, kita mungkin...kita mungkin harus melupakan kenangan masa lalu yang kita punya. Jika kita berada di bawah langit yang sama dan berpijak di bumi yang sama, akan membuatku semakin membencimu. Dan aku akan jadi sangat sulit untuk menghentikan rasa benci itu," ungkap Chelsea panjang lebar membelakangi Bagas yang berada dibelakangnya. Bagaspun  kecewa mendengar kata-kata Chelsea.

"Apa hidup di dalam Istana sangat berat untukmu? Jika kamu benar-benar ingin bercerai, aku akan menceraikanmu," kata Bagas dengan berat hati.

"Siapa yang lebih dulu bilang cerai? dasar kau brengsek!" teriak Chelsea kecewa dan marah.

"Karena pada awalnya aku tak menyukaimu. Kenapa seorang gadis biasa bisa mengganggu hidupku. Dan dengan matanya yang besar selalu bertanya ini itu. Saat aku mendengar kata-katamu, aku merasa hidupku ini penuh kepalsuan. Semua hal yang kupercayai itu nyata, ternyata semuanya palsu. Dan menghilang dalam sekejap. Terkadang aku sering memikirkannya. Tapi terkadang, aku bertanya pada diriku sendiri...apakah aku bisa bertahan hidup tanpamu?" ungkap Bagas.

"Itu berarti...apa benar...?" tanya Chelsea dengan gugup dan sedikit tersenyum. Chelsea senang mendengar pengakuan Bagas.

"Karena semua itu, aku bertaruh kalau aku bisa hidup tanpamu," lanjut Bagas. Chelsea jadi kecewa lagi mendengarnya.

"Orang akan selalu bisa beradaptasi dengan lingkungannya secara perlahan. Aku hidup tanpamu selama 20 tahun. Aku pasti bisa melalui hidupku walau tanpamu. Tapi aku mungkin akan merindukan tingkahmu. Karenamu aku sangat lelah, bertengkar denganmu dan saat-saat kita bersama. Kupikir ini jadi kebisaaan untukku. Layaknya aku tak pernah seperti itu sebelumnya, aku merasa kosong," ungkap Bagas.

"Jadi hanya seperti itu. Kau bisa memperbaiki kebisaaanmu," kata Chelsea kemudian beranjak pergi.

"Bagaimana caramu memperbaiki kebisaaanmu? Setidaknya katakan padaku sebelum kau pergi," pertanyaan Bagas menghentikan langkah Chelsea. Chelsea berbalik menghadap Bagas.

"Aku tak tahu, cari tahu saja sendiri. Kau bahkan tak punya sedikitpun cara untuk menghargai seseorang. Dasar kau orang jahat!" ujar Chelsea setengah menangis.

Chelsea berbalik dan melangkah pergi dengan kesal. Tapi Bagas menyusulnya. Meraih tubuh Chelsea dan memeluknya dari belakang.

"Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku," teriak Chelsea sambil memberontak.

"Sebentar saja. Bisakah kau diam seperti ini sebentar?" pinta Bagas dengan lembut. Bagas semakin erat memeluk Chelsea. Chelsea mulai luluh, dan dia membalikan badannya. Kemudian mereka berdua berpelukan dengan mesra. Chelsea tersenyum bahagia, Bagas juga merasakan hal yang sama. Bagas pun mengecup kening Chelsea.

Sunday 20 July 2014

Princess Hours versi IC [Chapter 3 part 10]



“Aku tak membencimu. Kenapa kamu berpikir seperti itu? Ini bukan karena aku tak menyukaimu. Aku hanya mencoba untuk berhati-hati. Aku hanya berharap…,meskipun kita berpisah dan kemudian bertemu dijalan, kita masih bisa saling tersenyum dan masih tetap berhubungan baik. Karena itulah, kita harus mempersiapkan semuanya mulai sekarang” ujar Bagas dengan serius sambil terus memandang kearah Chelsea yang duduk disampingnya.

“Jika kau berpikir agar berhati-hati, kau bisa melakukannya. Itu akan sulit untuk kulakukan. Kapanpun aku berpikir saat aku berjumpa denganmu di jalan, hatiku akan terasa sangat sakit,” ungkap Chelsea kemudian. Chelsea hendak bangkit dari duduknya.

“Ayo tidur, bagaimanapun juga, kita terkunci disini,” ajak Chelsea pasrah. Bagas menahan kepergian Chelsea, dan meraih tangan Chelsea dan mendekatkan tubuh Chelsea padanya, kemudian mencium bibir Chelsea dengan mesra.

Sunday 13 July 2014

Princess Hours versi IC [Chapter 3 part 9]



*Pagi hari dikediaman Istana

Chelsea tengah duduk sendirian diteras kamarnya. Bagas masuk kamarnya dan berniat mendekati Chelsea. Namun ternyata Chelsea sedang menelpon.

"Aku sudah baik sekarang. Mama, Chelsea anak tersayangmu sudah mulai sehat sekarang. Aku minum obat dan mendapatkan perawatan yang terbaik disini. Tapi akan lebih baik bila Mama disisiku sekarang," ujar Chelsea yang bertelepon dengan Mamanya.

"Jika aku dirawat dirumah, aku akan kembali sehat dalam sehari. Tapi disini butuh beberapa hari," lanjutnya.

"Aku benar-benar baik sekarang, ma," yakin Chelsea pada mama'nya.

"Mama juga harus menjaga kesehatan ya. Iya, aku paham,"

"Baiklah, aku akan tutup sekarang. Mama dulu yang menutupnya, bye," tutup Chelsea.

Setelah Chelsea selesai dengan teleponnya, Bagas baru mendekati Chelsea dan duduk disampingnya.

"Kamu terlihat lebih sehat sekarang," Bagas mencoba membuka pembicaraan, namun Chelsea menanggapinya dengan muka marah.

"Aku dengar kamu memanggil-manggil ibumu dalam tidurmu semalam," lanjut Bagas yang membuat raut muka Chelsea sedikit melunak.

"Sekarang, aku seperti menjadikanmu sanderaku. Setiap kamu berpikir ingin kembali kerumah, akupun ingin mengijinkanmu. Tetapi status sebagai Putri Mahkota sangat spesial, jadi aku tidak dapat mengijinkannya. Itu karena aku ingin melindungi posisiku sebagai Putra Mahkota. Setidaknya selama beberapa tahun kedepan, aku tidak ingin tercatat sebagai Putra Mahkota yang tidak berguna," jelas Bagas dengan serius.

"Apa maksudmu? Beberapa tahun kedepan?" tanya Chelsea mulai penasaran.

"Ini akan memakan dua atau tiga tahun kedepan," ujar Bagas dengan lemah.

"Apa?" tanya Chelsea terkejut.

"Aku akan menyerahkan posisiku sebagai Putra Mahkota," ujar Bagas dengan santai namun lemah.

"Jika aku menyerah sekarang, mereka akan menganggapku sebagai seorang remaja yang mencoba memberontak. Jadi, aku harus menunggu sampai mereka menganggap serius kata-kataku sebelum aku megatakannya pada mereka. Aku akan dimaafkan untuk belajar di luar negeri dan meninggalkan tempat ini selamanya. Lagipula ada orang yang lebih cocok jadi seorang Pangeran daripada aku. Dan saat itu kau bisa mendapatkan kembali kebebasanmu dan bisa meninggalkan tempat ini," jelas Bagas.

"Akankah itu semudah yang kau katakan?" tanya Chelsea.

"Anggap saja ini karena aku benci mendengarmu yang selalu berkata ingin pulang ke rumah. Aku pasti 
akan mengembalikanmu ke rumah. Jadi jangan terlalu khawatir. Jika kau bisa bersabar selama beberapa tahun, aku pasti akan mengembalikanmu ke rumah. Jadi kumohon atasilah semua ini dan tetaplah ada disampingku," tambah Bagas. Kemudian Bagas  bangkit dan meninggalkan Chelsea yang masih kebingungan.

Saturday 5 July 2014

Jadi Shiper itu... (bukan Shipper)

Pertama-tama, apa sih arti Shiper (bukan Shipper) itu?

Bagi yang suka Korea-Korea’an, pasti udah tahu apa itu Shiper.

Gampangnya, Shiper itu di dunia KoreaLovers identik dengan seseorang yang mendukung sebuah “couple”, dan percaya bahwa “couple” itu REAL.

Asal kata SHIPER?

Shiper pada awalnya tidak ada, yg ada itu kata "SHIP" yg merupakan penggalan dari kata “RelationSHIP" (hubungan). Kemudian orang-orang yg menggemari “pairing” (couple/ pasangan) ini menamai diri mereka "SHIPER" yg di ambil dari kata "worSHIPER" yang artinya pemuja atau penggemar.

“SHIP” dari kata BrotherSHIP jg di pakai penggemar “pairing brothership” ( couple persaudaraan yang sangat dekat) menjadi kata SHIPER juga.

Jadi, SHIPER itu tidak hanya sekedar untuk hubungan pacaran saja, namun juga persahabatan yang sangat erat.