Thursday 18 June 2015

Your Noir versi IC part 1



Judul Asli: Your Noir (K-drama)

“Your Noir versi ChelGas”

Cast: Chelsea(28thn), Bagas (23thn), Karel (30thn)

Genre: Romance, Sad

---

Di sore yang berangin, seorang pria mencium seorang wanita di pinggir pantai. Setelah menciumnya, si pria berkata dengan dingin; “Aku...aku akan membunuhnya.” Si wanita terperangah mendengar perkataan pria di depannya. Wajah si wanita menatap si pria penuh harap dengan mata sayunya. Kemudian si pria memeluk si wanita.

---

Chelsea sedang memasak dengan melamun. Seorang pria pelan-pelan berjalan mendekat dan langsung mendekap Chelsea dari belakang. Chelsea terkejut lebih tepatnya seperti orang ketakutan menerima pelukan pinggang tersebut..

“Kenapa kau sangat terkejut? Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Karel, suami Chelsea. Kemudian Chelsea pun berbalik menghadap sang suami.

“Oh... Aku hanya sedang memikirkan novel baruku,” jawab Chelsea dengan tersenyum menyembunyikan raut takut yang ia tampakan tadi.

“Tentang apa?” tanya Karel kemudian. Chelsea tak menjawab pertanyaan suaminya, dia hanya tersenyum.

“Mandilah dulu, aku akan menyiapkan makan malam,” ujar Chelsea kemudian.

“Baiklah, masak yang enak ya,” jawab Karel dengan tersenyum lalu meninggalkan istrinya. Chelsea menghela nafas setelah suaminya berlalu pergi.

---

Karel belum berganti baju, masih mengenakan kemeja sepulang dari kantor. Ia sedang mengecek komputernya. Ia melihat hasil CCTV yang terekam di dalam lift di sebuah apartemen yang Chelsea jadikan ruang kerjanya. Di rekaman itu, terlihat istrinya masuk ke dalam lift diikuti seorang pria. Pria itu menanyakan sesuatu pada Chelsea. Chelsea menjawab pertanyaan pria itu dengan terlihat ramah. Chelsea nampak tersenyum pada pria itu.

Karel murka melihat istrinya tersenyum kepada pria lain. Tanpa berkata apapun sebelumnya, Karel langsung menyeret Chelsea yang masih didapur. Karel memukuli istrinya hingga istrinya tersungkur jatuh disofa kamar tamu rumah mereka. Karel meminta istrinya tersenyum seperti yang Chelsea lakukan pada pria di dalam lift itu. Chelsea menyangkalnya bahwa ia tak mengenal pria itu.

“Apa yang kau katakan padanya? Apa yang kau janjikan padanya?” Karel menarik rambut Chelsea dengan keras.

“KATAKAN!!!!” bentak Karel. Dan melempar istrinya hingga jatuh ke lantai.

---

Di tempat lain, Bagas berkelahi dengan beberapa kelompok orang di sebuah klub malam. Bos besar (bos sebuah geng) melihat Bagas dan anak buahnya melawan beberapa orang. Mereka adalah para polisi.

Para polisi sedang merazia sebuah klub malam. Jaksa Karel Sunteo datang ke klub malam dan anak buahnya melapor jika Ajil Hercules( bos besar) berada di dalam klub malam. Karel memerintahkan anak buahnya untuk menangkap bos besar tersebut.

Di dalam klub malam, Bos besar sudah berusaha untuk melarikan diri. Bagas dan anak buah menghadang para polisi yang mengejar bos besar.

---

Bagas sedang menikmati mie ayam di sebuah ruangan yang nampak rapi. Tepatnya di dalam kantor kejaksaan, ruangan Jaksa Karel. Detektif Brian bertanya pada Jaksa Karel,apa yang akan mereka lakukan pada Bagas? haruskah mereka menuntut Bagas?

Detektif Brian hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah Bagas yang sangat menikmati makanannya.

“Dia hanya seorang bocah.” ujar Karel menghentikan sejenak kegiatannya membaca dokumen dimeja kerjanya, menatap Bagas yang duduk didepannya.

“Sangat jelas apa yang terjadi jika kita melepaskannya,” lanjut Karel.

Bagas menoleh ke arah Karel. Karel langsung memanggilnya. Tapi Bagas hanya diam menatap Karel tanpa mempedulikan panggilan Karel. Detektif Brian menegurnya. Bagas langsung berdiri dan menghampiri Karel.

“Bagas Putra. Kenapa kau berada dalam kerumunan orang itu?” tanya Karel.
“Kau benci belajar. Kau benci sekolah. Kau tidak mendengarkan orang tua maupun guru. Dan kau mengeluh tentang hidup yang tidak adil. Kau hanya mencoba untuk mencari kesenangan dalam hidupmu.” Ujar Karel ketika Bagas sudah berdiri dihadapannya. Bagas tak berkutik, dia hanya diam. Detektif Brian menegurnya lagi. Bagas memandang Karel dengan garang.

“Aku tidak memohon untuk dibebaskan,” ucap Bagas kemudian.

“Hey, Bagas Putra! Jaksa Karel berkata begitu untuk kebaikanmu!” tegur Detektif Brian pada Bagas.
Bagas masih memandang Jaksa Karel dengan tatapan sengitnya. Jaksa Karel tersenyum kecut menatap Bagas.

“Detektif Brian, bebaskan dia,” ujar Jaksa Karel pada Detektif Brian.
“Kau memiliki dua pilihan dengan organisasi kriminal. Mati atau menderita,” ujar Karel meneruskan membaca dokumen didepannya tak memperdulikan Bagas yang masih menatapnya.

---

Disebuah ruangan VVIP didalam klub malam, Bagas yang sudah dibebaskan disambut oleh bos besar. Bos besar memuji kerja keras Bagas. Apalagi Bagas adalah seorang ahli bela diri dan memiliki keinginan yang kuat.

Kemudian, Bos besar meminta anak buahnya melaporkan hal mengenai Jaksa Karel.

“Jaksa Karel hanya memiliki seorang istri. Tidak memiliki anak. Jaksa Karel juga tidak memiliki hubungan gelap,” lapor seorang anak buahnya, Josia.

"Itu aneh," komentar bos besar.

“Saat saya mengikuti mobilnya, saya melihat Jaksa Karel memukul istrinya di dalam mobil. Dan istrinya diam saja, tak melawan. Itu nampak bukan pertama kalinya ia memukuli istrinya. Mungkin hal itu sudah sering terjadi,” lanjut Josia.

Bagas yang masih ada di sana, mendengarkan dengan seksama laporan dari seniornya mengenai Jaksa Karel. Lalu Bos Besar meminta Josia untuk mencari bukti yang kuat mengenai laporan yang ia dengar. Cari bukti bahwa Jaksa Karel Sunteo memukuli istrinya.

---

Josia dan Bagas duduk dimobil mengawasi didepan kediaman Jaksa Karel. Karel dan istiinya keluar rumah bersama-sama, dengan Karel tersenyum pada Chelsea. Lalu Karel membukakan pintu mobil untuk Chelsea yang membalasnya dengan tersenyum.

“Lihat, mereka keluar bersama. Terlihat seperti pasangan yang bahagia, bukan?” komentar Josia sarkasm.

Bagas yang duduk disampingnya, nampak terkejut melihat istri Jaksa Karel dan mengabaikan komentar Josia. Ia lebih nampak terkejut melihat sosok wanita yang keluar bersama Jaksa Karel yang tak asing baginya. Tapi Bagas nampak masih belum yakin.

Bagas dan Josia pun membuntuti mobil Karel.

---

Di dalam mobil, Karel mengutarakan niatnya untuk memindahkan ayah mertua ke RS hari ini. Memindahkan kesebuah RS terkenal yang terletak dipinggiran kota yang udaranya segar. Tempat yang bagus untuk penderita kanker seperti ayah mertuanya. Chelsea dengan wajah ceria, berterima kasih dengan sopan pada Karel.

“Kenapa kau berterimakasih? Aku ini suamimu. Bukankah itu yang harus aku lakukan?” ujar Karel merasa tersinggung dengan ucapan terima kasih dari istrinya. Chelsea meminta maaf dan ia hanya merasa berterima kasih pada Karel.

Karel menurunkan Chelsea di kantornya. Karel akan menghubungi Chelsea jika ia pulang kerja telat hari ini. Karel melihat luka di telinga istrinya dan meminta istrinya untuk pergi ke RS. Chelsea mengerti, ia langsung menutup luka telinganya akibat pukulan Karel semalam dengan rambutnya.

---

Bagas dan Josia berhenti disisi lain jalan, mengawasi Karel dan Chelsea. Bagas melamun dengan memandangi Chelsea. Josia menegurnya dan menyuruh Bagas untuk segera turun dan membuntuti Chelsea. Sedangkan Josia, akan membuntuti Jaksa Karel. Bagas pun turun dari mobil.

Bagas hanya berdiri dan menatap gedung kantor Chelsea.

-Flashback-

Di ruang kelas, terjadi keributan. Ruangan itu penuh dengan anak laki-laki karena memang sekolah itu khusus untuk siswa laki-laki. Salah seorang siswa sedang asyik tertidur, terbangun karena keributan di dalam kelas. Siswa itu adalah Bagas. Bagas membuka matanya dan terheran-heran melihat teman-temannya bersorak ramai.

Bagas melihat ke papan tulis. Terpampang tulisan ‘Chelsea Andrea’ di papan tulis. Ternyata Chelsea adalah seorang guru baru di SMA yang siswanya adalah laki-laki. Salah satunya Bagas.

Chelsea mulai mengabsen siswanya. Kebanyakan yang menyahut dengan seenaknya dan tak sopan. Chelsea pun terlihat tak memperdulikannya karena ia masih baru dan terlihat belum nyaman.

“Bagas Putra,” giliran nama Bagas Chelsea sebut. Bagas yang sedari tadi terpana dengan kehadiran Chelsea, dengan semangat menjawab dengan sopan. Chelsea penasaran dengan siswa yang menjawab panggilannya dengan baik. Chelsea melihat kearah Bagas. Chelsea tersenyum pada Bagas.

-Flashback End-

---

Bagas tengah bersama Josia menuju klub malam melaporkan hasil pengintain mereka hari ini. Di dalam mobil, Bagas masih melamun. Bagas merasa tak enak hati, ia mengutarakan untuk mundur dalam pekerjaan menyelidiki Jaksa Karel kepada Josia. Josia marah. Bagas menjelaskan kalau ia mengenal istri dari Jaksa Karel.

---

Dihadapan Bos Besar, Bagas pun mengutarakan hal yang sama. Ia ingin mundur dari misi memata-matai Jaksa Karel. Bos Besar bertanya apa alasan Bagas ingin mundur.

Bagas pun mengutarakan alasannya mengundurkan diri karena ia mengenal istri dari Jaksa Karel. Bagas menjelakan jika Chelsea adalah guru saat Bagas SMA.

“Apa dia juga mengingatmu?” tanya bos besar kemudian.

“Saya tak yakin dia masih mengingat saya,” jawab Bagas ragu.

“Itu mempermudah  kita untuk mencari bukti bahwa Jaksa Karel memukuli istrinya jika kau mengenal istrinya dengan sangat baik,” ujar bos besar dengan raut gembira.

Raut muka Bagas menampakan bahwa semakin ragu untuk kembali melakukan pekerjaan itu.

---

Malah hari, Bagas tak bisa memejamkan matanya. Ia masih memikirkan tentang pekerjaan barunya dan Chelsea.

-Flashback-

Chelsea sedang membacakan sebuah puisi di dalam kelas. Tak ada yang memperhatikan pelajaran Chelsea. Tapi hanya satu orang yang menikmati pelajaran dari Chelsea, Bagas. Bagas menutup matanya menghayati puisi yang dibacakan Chelsea. Chelsea menghela nafas panjang melihat siswa-siswanya tertidur.

“No. 35,” panggil Chelsea. Tak ada yang menyahut.

“Hei, Judoka (pemain Judo)” panggil salah satu siswa pada Bagas. Bagas tersadar jika dirinya adalah absen no. 35.

“Apa tema puisi yang telah kubaca?” tanya Chelsea pada Bagas. Bagas diam nampak bingung.

“Aku pikir... aku pikir itu sesuatu yang tak senonoh,” ujar Bagas kemudian. Seisi kelas tertawa mendengar jawaban Bagas. Chelsea mengerti. Ia tak menyalahkan jawaban Bagas. Bagas bisa menginterprestasikan seperti itu.

Tiba-tiba ada bunyi ponsel berdering. Salah satu siswa degan beraninya menjawab panggilan ponselnya walau masih jam pelajaran. Chelsea menegurnya. Siswa itu malah melawan Chelsea.

“Apa kamu pikir di dalam kelas ini ada yang memperhatikan pelajarannya? Tidak ada seorang pun di kelas ini yang akan melanjutkan ke unversitas. Kecuali dia!” ujar siswa tersebut. Kemudian semua pandangan mengarah pada Bagas.

Chelsea memarahi siswa itu karena menggunakan bahasa informal pada seorang guru seperti dirinya. Chelsea tak bisa menahan kesalnya. Ia meminta siswa itu untuk keluar kelas sekarang.

Siswa itu menurut akan keluar kelas. Ia berdiri dan menendang kursinya. Lalu ia mendekati Chelsea. Chelsea ketakutan.

“Pukul aku saja,” pinta siswa itu. Chelsea hanya berdiri sambil memegang erat pinggiran papan tulis dibelakangnya dengan ketakutan. Bagas memperhatikannya dari tempat duduknya.

Siswa itu berontak dan melempar buku Chelsea. Chelsea semakin ketakutan. Bagas tak tahan melihatnya. Sebelum Bagas bertindak, Chelsea langsung berlari keluar kelas.

---

Bagas membawakan buku-buku milik Chelsea yang masih tertinggal di dalam kelas. Saat melewati UKS,ia melihat gurunya itu melelui pintu yang terbuka sedikit.  Terlihat Chelsea sedang menangis di ruang UKS. Bagas kasihan dan tak tega melihat gurunya. Ia menutup pintu UKS agar tak ada seorangpun yang mengganggu gurunya. Bahkan Bagas berjaga dipintu depan ruang UKS, agar tak seorangpun masuk. Ia juga mengusir beberapa siswa yang hendak ke ruang UKS.

-Flashback End-

Bagas teringat perkataan Josia.
“Aku melihat jaksa Karel memukuli istrinya.”
Bagas juga masih ingat tatapan Karel saat ia berada di ruangannya. Ia merasa tak tega membayangkan gurunya tersakiti.

---

Keesokan harinya, Bagas berdiri di depan kantor Chelsea. Tak jauh dari tempat ia berdiri, Josia dan seorang seniornya yang lain memperhatikan Bagas. Mereka meyakinkan Bagas untuk melakukannya dengan memberikan isyarat.

Melihat Chelsea keluar kantornya, Josia memberi isyarat pada 2 pria pengendara motor. Pengendara motor itu langsung meluncur kearah Chelsea dan mengincar tas Chelsea. Pengendaran motor berhasil menjambret tas Chelsea. Bak seorang pahlawan, tiba-tiba Bagas muncul, melompat dan menarik salah satu pengendaran motor yang masih melaju hingga mereka terjatuh.

Bagas berusaha merebut kembali tas Chelsea dan melawan 2 pria itu. Pria itu memukul Bagas menggunakan helm hingga kepala Bagas berdarah. Chelsea mendekat dan berusaha mengambil tasnya. Tapi salah satu pengendaran motor merebutnya dan mendorong Chelsea hingga terjatuh.

Bagas semakin geram. Ia langsung melawan 2 pria itu. Merasa tak sanggup melawan Bagas yang jago beladiri judo, 2 pria itu kabur.

Bagas mengembalikan tas milik Chelsea.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Chelsea khawatir sambil menerima tasnya. Bagas nampak berharap Chelsea mengenalnya.

“Kau berdarah,” ujar Chelsea kemudian.

Chelsea mengambil dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang sebagai tanda terima kasihnya pada Bagas.

Bagas menatap uang itu dan ia nampak kecewa karena Chelsea benar-benar tak mengingatnya. Bagas menerima uang tersebut. Setelah Chelsea menyuruhnya segera kerumah sakit dan berterimakasih, Chelsea berpamitan hendak pergi.

Ketika Chelsea sudah berjalan membelakanginya, Bagas memberanikan diri memanggil Chelsea.
“Bu Guru. Bu Guru Chelsea,” panggil Bagas

Chelsea menghentikan langkahnya. Dan menoleh. Ia menatap lama Bagasyang mengenalnya sebagai guru.

---

Kini Bagas dan Chelsea telah berdiri didepan sebuah lift. Chelsea mengajak Bagas ke apartementnya yang ia gunakan sebagai kantor atau lebih tepatnya ruang kerjanya.

Ia meminta Bagas untuk tak berbicara dengannya ketika berada didalam lift. Chelsea menjelaskan ia akan masuk ke dalam lift terlebih dahulu. Ia meminta Bagas naik ke lantai atas dulu, lalu turun lagi ke lantai 7 dimana apartemen Chelsea berada.

Bagas tak mengerti. Chelsea meminta Bagas untuk menurut saja. Bagas pun lalu menurut.

Pintu lift terbuka, sesuai arahannya,Chelsea masuk terlebih dahulu lalu disusul oleh Bagas. Di dalam lift, mereka berdua terdiam. Bagas merasa aneh. Lalu ia mengerti ada CCTV terpasang di dalam lift.

Tibanya di dalam apartement, Chelsea berkata ia punya alasan sendiri mengapa meminta Bagas menurutinya. Bagas pun mengerti dan tak bertanya lagi masalah lift tadi.

Chelsea mengobati luka Bagas. Chelsea menanyakan nama Bagas. mendengar jawaban Bagas,Chelsea bahkan tak bereaksi mendengar nama Bagas Putra.

Bagas semakin kecewa. Chelsea sadar lalu ia meminta maaf karena ia sudah lama tidak di sekolah itu. Jadi ia tak mengingatnya.

“Aku masuk tim Judo di SMA,” ujar Bagas untuk mengembalikan ingatan Chelsea tentang dirinya. Bagas berharap kali ini gurunya mengingatnya.

Chelsea menjawab ia ingat jika di sekolah itu memiliki tim Judo. Ia rasa ia sedikit mengingatnya. Ada seorang siswa di tim Judo yang selalu mengikuti mata pelajarannya. Chelsea ingat. Ia senang sekali bisa bertemu dengan Bagas.

“Aku tidak bisa berterima kasih padamu tadi. Orang lain pasti sudah sangat marah. Apa kau pelajar? Mahasiswa?”

Bagas ragu menjawabnya. Akhirnya ia berbohong dan mengiyakan jika dirinya adalah mahasiswa.

“Kau pasti sangat bagus dalam Judo? Kau benar-benar hebat tadi,”puji Chelsea.

“Kebanyakan orang pasti tidak akan menolongku tadi,” lanjut Chelsea.

Bagas hanya tersenyum. Chelsea mendapat telepon dari suaminya. Sebelum menjawabnya, ia meminta Bagas untuk tak bersuara.

Chelsea menjawab bohong, ia baru saja pulang dari RS. Ia akan segera pulang ke rumah. Setelah mengakhiri teleponnya, Chelsea menjelaskan pada Bagas,

“Aku tak ingin dia (suaminya) salah paham,” ujar Chelsea. Bagas mengangguk mengerti.

---

Di kantornya, Karel curiga. Ia ingin memastikannya sendiri. Ia hendak menelepon dokter pribadi yang dikunjungi istrinya. Sesaat akan menelepon, Detektif Brian masuk membawakan laporan untuk Karel. Karel pun mengurungkan niat menelpon dokter tersebut.

---

Chelsea masih dikantornya dengan Bagas. Bagas melihat luka di telinga Chelsea. Chelsea menyadari Bagas memperhatikan lukanya, ia lalu menyibakan rambutnya untuk menutupi lukanya.

Bagas hendak menanyakan mengenai luka itu. Tapi Chelsea buru-buru menyuruh Bagas segera pergi. Chelsea berkata ia sedang dalam perjalanan ke RS dan ia meminta Bagas untuk memeriksakan lukanya juga kerumah sakit.

---

Bagas memberikan laporan pada bos besar. Ia sangat yakin jika Karel melakukan kekerasan pada istrinya.

“Dia memukul wanita tak berdaya. Apa kita bisa membiarkannya?” tanya bos besar. Bos besar meminta anak buahnya untuk mengunjungi dokter pribadi Chelsea.

---

Chelsea sedang berada di RS. Ia memeriksakan lukanya. Dokter juga memberitahukan bahwa selain luka Chelsea di telinga, tulang rusuk Chelsea mengalami luka. Dan memerlukan beberapa waktu untuk sembuh. Dokter juga menawarkan Chelsea agar melakukan rekam medis. Tapi Chelsea menolaknya dan bilang tak memerlukannya.

Setelah Chelsea keluar dari ruangan dokter, beberapa anak buah Ajil ada disana. Mereka langsung menuju ke ruangan dokter yang memeriksa luka Chelsea.

---

Bagas ingin menemui Chelsea. Ia menemui Chelsea yang barusaja akan masuk gedung apartemen yang Chelsea jadikan kantornya. Ada sesuatu yang ingin Bagas katakana pada Chelsea.

“Jika terjadi sesuatu padamu, atau seseorang mengganggumu. Kau bisa memberitahuku.” Ujar Bagas tanpa basa-basi.

“Aku…aku…aku akan melindungimu,” ujar Bagas meyakinkan dirinya dan mengatakannya pada Chelsea.

Chelsea terharu mendengarnya. Bagas memberikan nomer ponselnya pada Chelsea lalu pergi begitu saja. Chelsea menatap kepergian Bagas dan nomer ponsel yang diberikan Bagas.

---

Josia membacakan laporang medis yang ia dapatkan dari dokter yang memeriksa Chelsea pada bos besarnya. Bos besar langsung menyuruh untuk menghubungi Reporter Berita. Bukti itu akan memperkuat bahwa Jaksa Karel melakukan kekerasan pada istrinya. Dan itu akan membuat karir Jaksa Karel hancur.

---

Chelsea menulis novel barunya diapartemennya. Kali ini nama tokoh utama dalam novelnya adalah Bagas. Dan tokoh utama wanita, Chindai.

“Aku…aku…aku akan melindungimu,” ucapan itu terbayang dipikiran Chelsea. Chelsea tersenyum mengingat perkataan yang diucapkan Bagas. Baginya, kata-kata itu sangat romantis.

Lamunan Chelsea buyar. Karel menelepon untuk memberitahukan ia harus pergi ke pedesaan. Jadi ia akan pulang sangat terlambat malam ini.

Chelsea yang mendengarnya nampak lega. Hari ini ia bisa bebas dan merasakan udara segar tanpa harus terkekang oleh suaminya.

Tiba-tiba suara bel berbunyi. Bagas sudah ada didepan pintu apartemen Chelsea.


Bagas datang ke kantor Chelsea karena diundang Chelsea. Chelsea ingin lebih mengenal Bagas sebagai seorang Judoko (Ahli Judo) karena ia akan membuat novel tentang seorang Judoka. 

“Apa semuanya petarung hebat sepertimu?” tanya Chelsea.

“Judo bukan tentang menyerang lawan. Yang utama adalah pertahanan diri. Itu yang diajarkan kepadaku” jawab Bagas.

Chelsea juga tanya, “ketika berhenti dengan Judo-nya. Bagas ingin jadi apa?”

Bagas berpikir sejenak, “Aku tak tahu.”

Chelsea memuji Bagas yang saat itu mengenakan setelan jas, pantas mengenakan jas itu. Jadi Bagas bisa menjadi seorang pengawal. Bagas hanya tersenyum.

Chelsea merasa tak enak karena hari ini ia terlalu banyak bicara. Tapi Bagas mengatakan Chelsea sangat cantik hari ini. Wajah Chelsea berbeda dari sebelumnya, lebih ceria dan terlihat cantik. Chelsea tersipu.

Chelsea membuat minuman untuk Bagas. Ia mengeluarkan 2 mug untuk minumannya.

“Saat kau bilang kau akan melindungiku,aku sangat bahagia mendengarnya,” ujar Chelsea didapur apartemennya, Bagas tersenyum senang.

“Tapi bagaimana kau bisa berpikir untuk mengatakannya?” tanya Chelsea.

Bagas hendak menjawabnya tapi tiba-tiba bel pintu berbunyi. Ada yang datang. Chelsea melihat siapa yang datang. Dan ternyata suaminya yang membawakannya sebuah mawar merah, bunga kesukaannya.

Chelsea dan Bagas saling pandang terkejut. Mereka berdua kebingungan.

--- 

Karel mulai curiga karena istrinya tak segera membukakan pintu. Akhirnya ia langsung masuk dengan membuka kunci password yang ia tahu. Di dalam, Karel mengedarkan pandangannya mencari sesuatu yang mencurigakan. Ia meletakkan mawar itu pada meja ruang tamu tanpa menyerahkan pada Chelsea karena curiga duluan.

Chelsea dari dalam kamarnya diapartemen tersebut, buru-buru menghampiri suaminya. Ia meminta maaf karena ia tertidur dan tak mendengar bell pintu. Karel tak lantas percaya.

“Aku pikir kau datang ke pedesaan,” kata Chelsea.
“Aku tiba-tiba ingin tahu tentang buku barumu,” jawab Karel sambil terus melihat ke sekeliling ruangan.

Lalu pandangan Karel tertuju di sebuah lemari. Ada kain yang mencuat dari dalam lemari. Karel curiga dan mengeceknya. Chelsea mulai ketakutan.

 ---TBC---

P.S: Duh, ketahuan gak ya Bagas juga ada disitu?
Itu juga si Karel, sebenarnya cinta gak sih sama Chelsea? Kadang romantis,kadang kasar gitu?
Gimana ya kelanjutannya? Tunggu besok sore ya, cuma dua part kok :)

No comments:

Post a Comment