Judul Asli: Your Noir (K-drama)
“Your Noir versi ChelGas”
Cast: Chelsea(28thn), Bagas (23thn), Karel (30thn)
Genre: Romance, Sad
---
Di sore yang berangin, seorang pria mencium seorang wanita
di pinggir pantai. Setelah menciumnya, si pria berkata dengan dingin; “Aku...aku
akan membunuhnya.” Si wanita terperangah mendengar perkataan pria di depannya.
Wajah si wanita menatap si pria penuh harap dengan mata sayunya. Kemudian si
pria memeluk si wanita.
---
---
Chelsea sedang memasak dengan melamun. Seorang pria pelan-pelan
berjalan mendekat dan langsung mendekap Chelsea dari belakang. Chelsea terkejut
lebih tepatnya seperti orang ketakutan menerima pelukan pinggang tersebut..
“Kenapa kau sangat terkejut? Apa yang sedang kau pikirkan?”
tanya Karel, suami Chelsea. Kemudian Chelsea pun berbalik menghadap sang suami.
“Oh... Aku hanya sedang memikirkan novel baruku,”
jawab Chelsea dengan tersenyum menyembunyikan raut takut yang ia tampakan tadi.
“Tentang apa?” tanya Karel kemudian. Chelsea tak menjawab
pertanyaan suaminya, dia hanya tersenyum.
“Mandilah dulu, aku akan menyiapkan makan malam,” ujar
Chelsea kemudian.
“Baiklah, masak yang enak ya,” jawab Karel dengan tersenyum
lalu meninggalkan istrinya. Chelsea menghela nafas setelah suaminya berlalu
pergi.
---
Karel belum berganti baju, masih mengenakan kemeja sepulang
dari kantor. Ia sedang mengecek komputernya. Ia melihat hasil CCTV yang terekam
di dalam lift di sebuah apartemen yang Chelsea jadikan ruang kerjanya. Di
rekaman itu, terlihat istrinya masuk ke dalam lift diikuti seorang pria. Pria itu
menanyakan sesuatu pada Chelsea. Chelsea menjawab pertanyaan pria itu dengan
terlihat ramah. Chelsea nampak tersenyum pada pria itu.
Karel murka melihat istrinya tersenyum kepada pria lain.
Tanpa berkata apapun sebelumnya, Karel langsung menyeret Chelsea yang masih
didapur. Karel memukuli istrinya hingga istrinya tersungkur jatuh disofa kamar
tamu rumah mereka. Karel meminta istrinya tersenyum seperti yang Chelsea
lakukan pada pria di dalam lift itu. Chelsea menyangkalnya bahwa ia tak mengenal
pria itu.
“Apa yang kau katakan padanya? Apa yang kau janjikan
padanya?” Karel menarik rambut Chelsea dengan keras.
“KATAKAN!!!!” bentak Karel. Dan melempar istrinya hingga
jatuh ke lantai.
---
Di tempat lain, Bagas berkelahi dengan beberapa kelompok
orang di sebuah klub malam. Bos besar (bos sebuah geng) melihat Bagas dan anak
buahnya melawan beberapa orang. Mereka adalah para polisi.
Para polisi sedang merazia sebuah klub malam. Jaksa Karel Sunteo datang ke klub malam dan anak buahnya melapor jika Ajil Hercules( bos besar) berada di dalam klub malam. Karel memerintahkan anak buahnya untuk menangkap bos besar tersebut.
Di dalam klub malam, Bos besar sudah berusaha untuk
melarikan diri. Bagas dan anak buah menghadang para polisi yang mengejar bos
besar.
---
Bagas sedang menikmati mie ayam di sebuah ruangan yang nampak
rapi. Tepatnya di dalam kantor kejaksaan, ruangan Jaksa Karel. Detektif Brian
bertanya pada Jaksa Karel,apa yang akan mereka lakukan pada Bagas? haruskah
mereka menuntut Bagas?
Detektif Brian hanya bisa menggelengkan kepala melihat
tingkah Bagas yang sangat menikmati makanannya.
“Dia hanya seorang bocah.” ujar Karel menghentikan sejenak
kegiatannya membaca dokumen dimeja kerjanya, menatap Bagas yang duduk
didepannya.
“Sangat jelas apa yang terjadi jika kita melepaskannya,”
lanjut Karel.
Bagas menoleh ke arah Karel. Karel langsung memanggilnya.
Tapi Bagas hanya diam menatap Karel tanpa mempedulikan panggilan Karel.
Detektif Brian menegurnya. Bagas langsung berdiri dan menghampiri Karel.
“Bagas Putra. Kenapa kau berada dalam kerumunan orang itu?”
tanya Karel.
“Kau benci belajar. Kau benci sekolah. Kau tidak
mendengarkan orang tua maupun guru. Dan kau mengeluh tentang hidup yang tidak
adil. Kau hanya mencoba untuk mencari kesenangan dalam hidupmu.” Ujar Karel
ketika Bagas sudah berdiri dihadapannya. Bagas tak berkutik, dia hanya diam.
Detektif Brian menegurnya lagi. Bagas memandang Karel dengan garang.
“Aku tidak memohon untuk dibebaskan,” ucap Bagas kemudian.
“Hey, Bagas Putra! Jaksa Karel berkata begitu untuk
kebaikanmu!” tegur Detektif Brian pada Bagas.
Bagas masih memandang Jaksa Karel dengan tatapan sengitnya.
Jaksa Karel tersenyum kecut menatap Bagas.
“Detektif Brian, bebaskan dia,” ujar Jaksa Karel pada
Detektif Brian.
“Kau memiliki dua pilihan dengan organisasi kriminal. Mati atau
menderita,” ujar Karel meneruskan membaca dokumen didepannya tak memperdulikan
Bagas yang masih menatapnya.
---
Disebuah ruangan VVIP didalam klub malam, Bagas yang
sudah dibebaskan disambut oleh bos besar. Bos besar memuji kerja keras Bagas. Apalagi
Bagas adalah seorang ahli bela diri dan memiliki keinginan yang kuat.
Kemudian, Bos besar meminta anak buahnya melaporkan hal
mengenai Jaksa Karel.
“Jaksa Karel hanya memiliki seorang istri. Tidak memiliki
anak. Jaksa Karel juga tidak memiliki hubungan gelap,” lapor seorang anak
buahnya, Josia.
"Itu aneh," komentar bos besar.
“Saat saya mengikuti mobilnya, saya melihat Jaksa Karel
memukul istrinya di dalam mobil. Dan istrinya diam saja, tak melawan. Itu nampak bukan pertama kalinya ia memukuli istrinya. Mungkin hal itu sudah sering terjadi,” lanjut
Josia.
Bagas yang masih ada di sana, mendengarkan dengan seksama
laporan dari seniornya mengenai Jaksa Karel. Lalu Bos Besar meminta Josia untuk
mencari bukti yang kuat mengenai laporan yang ia dengar. Cari bukti bahwa Jaksa
Karel Sunteo memukuli istrinya.
---
Josia dan Bagas duduk dimobil mengawasi didepan kediaman
Jaksa Karel. Karel dan istiinya keluar rumah bersama-sama, dengan Karel
tersenyum pada Chelsea. Lalu Karel membukakan pintu mobil untuk Chelsea yang
membalasnya dengan tersenyum.
“Lihat, mereka keluar bersama. Terlihat seperti pasangan
yang bahagia, bukan?” komentar Josia sarkasm.
Bagas yang duduk disampingnya, nampak terkejut melihat istri
Jaksa Karel dan mengabaikan komentar Josia. Ia lebih nampak terkejut melihat sosok
wanita yang keluar bersama Jaksa Karel yang tak asing baginya. Tapi Bagas
nampak masih belum yakin.
Bagas dan Josia pun membuntuti mobil Karel.
---
Di dalam mobil, Karel mengutarakan niatnya untuk memindahkan
ayah mertua ke RS hari ini. Memindahkan kesebuah RS terkenal yang terletak
dipinggiran kota yang udaranya segar. Tempat yang bagus untuk penderita
kanker seperti ayah mertuanya. Chelsea dengan wajah ceria, berterima kasih
dengan sopan pada Karel.
“Kenapa kau berterimakasih? Aku ini suamimu. Bukankah itu
yang harus aku lakukan?” ujar Karel merasa tersinggung dengan ucapan terima
kasih dari istrinya. Chelsea meminta maaf dan ia hanya merasa berterima kasih
pada Karel.
Karel menurunkan Chelsea di kantornya. Karel akan
menghubungi Chelsea jika ia pulang kerja telat hari ini. Karel melihat luka di
telinga istrinya dan meminta istrinya untuk pergi ke RS. Chelsea mengerti, ia
langsung menutup luka telinganya akibat pukulan Karel semalam dengan rambutnya.
---
Bagas dan Josia berhenti disisi lain jalan, mengawasi Karel
dan Chelsea. Bagas melamun dengan memandangi Chelsea. Josia menegurnya dan
menyuruh Bagas untuk segera turun dan membuntuti Chelsea. Sedangkan Josia, akan
membuntuti Jaksa Karel. Bagas pun turun dari mobil.
Bagas hanya berdiri dan menatap gedung kantor Chelsea.
-Flashback-
Di ruang kelas, terjadi keributan. Ruangan itu penuh dengan
anak laki-laki karena memang sekolah itu khusus untuk siswa laki-laki. Salah
seorang siswa sedang asyik tertidur, terbangun karena keributan di dalam kelas.
Siswa itu adalah Bagas. Bagas membuka matanya dan terheran-heran melihat teman-temannya
bersorak ramai.
Bagas melihat ke papan tulis. Terpampang tulisan ‘Chelsea
Andrea’ di papan tulis. Ternyata Chelsea adalah seorang guru baru di SMA yang
siswanya adalah laki-laki. Salah satunya Bagas.
Chelsea mulai mengabsen siswanya. Kebanyakan yang menyahut dengan seenaknya dan tak sopan. Chelsea pun terlihat tak memperdulikannya karena ia masih baru dan terlihat belum nyaman.
“Bagas Putra,” giliran nama Bagas Chelsea sebut. Bagas yang
sedari tadi terpana dengan kehadiran Chelsea, dengan semangat menjawab dengan
sopan. Chelsea penasaran dengan siswa yang menjawab panggilannya dengan baik.
Chelsea melihat kearah Bagas. Chelsea tersenyum pada Bagas.
-Flashback End-
---
Bagas tengah bersama Josia menuju klub malam melaporkan
hasil pengintain mereka hari ini. Di dalam mobil, Bagas masih melamun. Bagas merasa
tak enak hati, ia mengutarakan untuk mundur dalam pekerjaan menyelidiki Jaksa
Karel kepada Josia. Josia marah. Bagas menjelaskan kalau ia mengenal istri dari
Jaksa Karel.
---
Dihadapan Bos Besar, Bagas pun mengutarakan hal yang sama.
Ia ingin mundur dari misi memata-matai Jaksa Karel. Bos Besar bertanya apa
alasan Bagas ingin mundur.
Bagas pun mengutarakan alasannya mengundurkan diri karena ia
mengenal istri dari Jaksa Karel. Bagas menjelakan jika Chelsea adalah guru saat
Bagas SMA.
“Apa dia juga mengingatmu?” tanya bos besar kemudian.
“Saya tak yakin dia masih mengingat saya,” jawab Bagas ragu.
“Itu mempermudah kita
untuk mencari bukti bahwa Jaksa Karel memukuli istrinya jika kau mengenal istrinya
dengan sangat baik,” ujar bos besar dengan raut gembira.
Raut muka Bagas menampakan bahwa semakin ragu untuk kembali
melakukan pekerjaan itu.
---
Malah hari, Bagas tak bisa memejamkan matanya. Ia masih
memikirkan tentang pekerjaan barunya dan Chelsea.
-Flashback-
Chelsea sedang membacakan sebuah puisi di dalam kelas. Tak
ada yang memperhatikan pelajaran Chelsea. Tapi hanya satu orang yang menikmati
pelajaran dari Chelsea, Bagas. Bagas menutup matanya menghayati puisi yang
dibacakan Chelsea. Chelsea menghela nafas panjang melihat siswa-siswanya
tertidur.
“No. 35,” panggil Chelsea. Tak ada yang menyahut.
“Hei, Judoka (pemain
Judo)” panggil salah satu siswa pada Bagas. Bagas tersadar jika dirinya adalah
absen no. 35.
“Apa tema puisi yang telah kubaca?” tanya Chelsea pada
Bagas. Bagas diam nampak bingung.
“Aku pikir... aku pikir itu sesuatu yang tak senonoh,” ujar
Bagas kemudian. Seisi kelas tertawa mendengar jawaban Bagas. Chelsea
mengerti. Ia tak menyalahkan jawaban Bagas. Bagas bisa menginterprestasikan
seperti itu.
Tiba-tiba ada bunyi ponsel berdering. Salah satu siswa degan
beraninya menjawab panggilan ponselnya walau masih jam pelajaran. Chelsea
menegurnya. Siswa itu malah melawan Chelsea.
“Apa kamu pikir di dalam kelas ini ada yang memperhatikan
pelajarannya? Tidak ada seorang pun di kelas ini yang akan melanjutkan ke
unversitas. Kecuali dia!” ujar siswa tersebut. Kemudian semua pandangan
mengarah pada Bagas.
Chelsea memarahi siswa itu karena menggunakan bahasa
informal pada seorang guru seperti dirinya. Chelsea tak bisa menahan kesalnya.
Ia meminta siswa itu untuk keluar kelas sekarang.
Siswa itu menurut akan keluar kelas. Ia berdiri dan
menendang kursinya. Lalu ia mendekati Chelsea. Chelsea ketakutan.
“Pukul aku saja,” pinta siswa itu. Chelsea hanya berdiri
sambil memegang erat pinggiran papan tulis dibelakangnya dengan ketakutan. Bagas memperhatikannya
dari tempat duduknya.
Siswa itu berontak dan melempar buku Chelsea. Chelsea
semakin ketakutan. Bagas tak tahan melihatnya. Sebelum Bagas bertindak, Chelsea
langsung berlari keluar kelas.
---
Bagas membawakan buku-buku milik Chelsea yang masih
tertinggal di dalam kelas. Saat melewati UKS,ia melihat gurunya itu melelui
pintu yang terbuka sedikit. Terlihat Chelsea
sedang menangis di ruang UKS. Bagas kasihan dan tak tega melihat gurunya. Ia
menutup pintu UKS agar tak ada seorangpun yang mengganggu gurunya. Bahkan Bagas berjaga dipintu depan ruang UKS, agar tak seorangpun masuk. Ia juga mengusir
beberapa siswa yang hendak ke ruang UKS.
-Flashback End-
Bagas teringat perkataan Josia.
“Aku melihat jaksa Karel memukuli istrinya.”
Bagas juga masih ingat tatapan Karel saat ia berada di
ruangannya. Ia merasa tak tega membayangkan gurunya tersakiti.
---
Keesokan harinya, Bagas berdiri di depan kantor Chelsea. Tak
jauh dari tempat ia berdiri, Josia dan seorang seniornya yang lain
memperhatikan Bagas. Mereka meyakinkan Bagas untuk melakukannya dengan
memberikan isyarat.
Melihat Chelsea keluar kantornya, Josia memberi isyarat pada
2 pria pengendara motor. Pengendara motor itu langsung meluncur kearah Chelsea
dan mengincar tas Chelsea. Pengendaran motor berhasil menjambret tas Chelsea.
Bak seorang pahlawan, tiba-tiba Bagas muncul, melompat dan menarik salah satu
pengendaran motor yang masih melaju hingga mereka terjatuh.
Bagas berusaha merebut kembali tas Chelsea dan melawan 2
pria itu. Pria itu memukul Bagas menggunakan helm hingga kepala Bagas berdarah.
Chelsea mendekat dan berusaha mengambil tasnya. Tapi salah satu pengendaran motor
merebutnya dan mendorong Chelsea hingga terjatuh.
Bagas semakin geram. Ia langsung melawan 2 pria itu. Merasa
tak sanggup melawan Bagas yang jago beladiri judo, 2 pria itu kabur.
Bagas mengembalikan tas milik Chelsea.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya Chelsea khawatir sambil
menerima tasnya. Bagas nampak berharap Chelsea mengenalnya.
“Kau berdarah,” ujar Chelsea kemudian.
Chelsea mengambil dompetnya dan memberikan beberapa lembar
uang sebagai tanda terima kasihnya pada Bagas.
Bagas menatap uang itu dan ia nampak kecewa karena Chelsea
benar-benar tak mengingatnya. Bagas menerima uang tersebut. Setelah Chelsea
menyuruhnya segera kerumah sakit dan berterimakasih, Chelsea berpamitan hendak
pergi.
Ketika Chelsea sudah berjalan membelakanginya, Bagas memberanikan
diri memanggil Chelsea.
“Bu Guru. Bu Guru Chelsea,” panggil Bagas
Chelsea menghentikan langkahnya. Dan menoleh. Ia menatap
lama Bagasyang mengenalnya sebagai guru.
---
Kini Bagas dan Chelsea telah berdiri didepan sebuah lift. Chelsea
mengajak Bagas ke apartementnya yang ia gunakan sebagai kantor atau lebih
tepatnya ruang kerjanya.
Ia meminta Bagas untuk tak berbicara dengannya ketika berada
didalam lift. Chelsea menjelaskan ia akan masuk ke dalam lift terlebih dahulu.
Ia meminta Bagas naik ke lantai atas dulu, lalu turun lagi ke lantai 7 dimana
apartemen Chelsea berada.
Bagas tak mengerti. Chelsea meminta Bagas untuk menurut saja.
Bagas pun lalu menurut.
Pintu lift terbuka, sesuai arahannya,Chelsea masuk terlebih
dahulu lalu disusul oleh Bagas. Di dalam lift, mereka berdua terdiam. Bagas merasa
aneh. Lalu ia mengerti ada CCTV terpasang di dalam lift.
Tibanya di dalam apartement, Chelsea berkata ia punya alasan
sendiri mengapa meminta Bagas menurutinya. Bagas pun mengerti dan tak bertanya
lagi masalah lift tadi.
Chelsea mengobati luka Bagas. Chelsea menanyakan nama Bagas.
mendengar jawaban Bagas,Chelsea bahkan tak bereaksi mendengar nama Bagas Putra.
Bagas semakin kecewa. Chelsea sadar lalu ia meminta maaf
karena ia sudah lama tidak di sekolah itu. Jadi ia tak mengingatnya.
“Aku masuk tim Judo di SMA,” ujar Bagas untuk mengembalikan
ingatan Chelsea tentang dirinya. Bagas berharap kali ini gurunya mengingatnya.
Chelsea menjawab ia ingat jika di sekolah itu memiliki tim
Judo. Ia rasa ia sedikit mengingatnya. Ada seorang siswa di tim Judo yang
selalu mengikuti mata pelajarannya. Chelsea ingat. Ia senang sekali bisa
bertemu dengan Bagas.
“Aku tidak bisa berterima kasih padamu tadi. Orang lain
pasti sudah sangat marah. Apa kau pelajar? Mahasiswa?”
Bagas ragu menjawabnya. Akhirnya ia berbohong dan mengiyakan
jika dirinya adalah mahasiswa.
“Kau pasti sangat bagus dalam Judo? Kau benar-benar hebat
tadi,”puji Chelsea.
“Kebanyakan orang pasti tidak akan menolongku tadi,” lanjut
Chelsea.
Bagas hanya tersenyum. Chelsea mendapat telepon dari
suaminya. Sebelum menjawabnya, ia meminta Bagas untuk tak bersuara.
Chelsea menjawab bohong, ia baru saja pulang dari RS. Ia akan segera
pulang ke rumah. Setelah mengakhiri teleponnya, Chelsea menjelaskan pada Bagas,
“Aku tak ingin dia (suaminya) salah paham,” ujar Chelsea. Bagas
mengangguk mengerti.
---
Di kantornya, Karel curiga. Ia ingin memastikannya sendiri.
Ia hendak menelepon dokter pribadi yang dikunjungi istrinya. Sesaat akan
menelepon, Detektif Brian masuk membawakan laporan untuk Karel. Karel pun
mengurungkan niat menelpon dokter tersebut.
---
Chelsea masih dikantornya dengan Bagas. Bagas melihat luka
di telinga Chelsea. Chelsea menyadari Bagas memperhatikan lukanya, ia lalu
menyibakan rambutnya untuk menutupi lukanya.
Bagas hendak menanyakan mengenai luka itu. Tapi Chelsea
buru-buru menyuruh Bagas segera pergi. Chelsea berkata ia sedang dalam perjalanan
ke RS dan ia meminta Bagas untuk memeriksakan lukanya juga kerumah sakit.
---
Bagas memberikan laporan pada bos besar. Ia sangat yakin
jika Karel melakukan kekerasan pada istrinya.
“Dia memukul wanita tak berdaya. Apa kita bisa membiarkannya?”
tanya bos besar. Bos besar meminta anak buahnya untuk mengunjungi dokter
pribadi Chelsea.
---
Chelsea sedang berada di RS. Ia memeriksakan lukanya. Dokter
juga memberitahukan bahwa selain luka Chelsea di telinga, tulang rusuk Chelsea
mengalami luka. Dan memerlukan beberapa waktu untuk sembuh. Dokter juga menawarkan
Chelsea agar melakukan rekam medis. Tapi Chelsea menolaknya dan bilang tak memerlukannya.
Setelah Chelsea keluar dari ruangan dokter, beberapa anak
buah Ajil ada disana. Mereka langsung menuju ke ruangan dokter yang
memeriksa luka Chelsea.
---
Bagas ingin menemui Chelsea. Ia menemui Chelsea yang
barusaja akan masuk gedung apartemen yang Chelsea jadikan kantornya. Ada
sesuatu yang ingin Bagas katakana pada Chelsea.
“Jika terjadi sesuatu padamu, atau seseorang mengganggumu.
Kau bisa memberitahuku.” Ujar Bagas tanpa basa-basi.
“Aku…aku…aku akan
melindungimu,” ujar Bagas meyakinkan dirinya dan mengatakannya pada Chelsea.
Chelsea terharu mendengarnya. Bagas memberikan nomer
ponselnya pada Chelsea lalu pergi begitu saja. Chelsea menatap kepergian Bagas dan
nomer ponsel yang diberikan Bagas.
---
Josia membacakan laporang medis yang ia dapatkan dari dokter
yang memeriksa Chelsea pada bos besarnya. Bos besar langsung menyuruh untuk
menghubungi Reporter Berita. Bukti itu akan memperkuat bahwa Jaksa Karel
melakukan kekerasan pada istrinya. Dan itu akan membuat karir Jaksa Karel
hancur.
---
Chelsea menulis novel barunya diapartemennya. Kali ini nama
tokoh utama dalam novelnya adalah Bagas. Dan tokoh utama wanita, Chindai.
“Aku…aku…aku akan melindungimu,” ucapan itu terbayang
dipikiran Chelsea. Chelsea tersenyum mengingat perkataan yang diucapkan Bagas.
Baginya, kata-kata itu sangat romantis.
Lamunan Chelsea buyar. Karel menelepon untuk memberitahukan
ia harus pergi ke pedesaan. Jadi ia akan pulang sangat terlambat malam ini.
Chelsea yang mendengarnya nampak lega. Hari ini ia bisa
bebas dan merasakan udara segar tanpa harus terkekang oleh suaminya.
Tiba-tiba suara bel berbunyi. Bagas sudah ada didepan pintu apartemen Chelsea.
Bagas datang ke kantor Chelsea karena diundang Chelsea.
Chelsea ingin lebih mengenal Bagas sebagai seorang Judoko (Ahli Judo) karena ia
akan membuat novel tentang seorang Judoka.
“Apa semuanya petarung hebat sepertimu?” tanya Chelsea.
“Judo bukan tentang menyerang lawan. Yang utama adalah
pertahanan diri. Itu yang diajarkan kepadaku” jawab Bagas.
Chelsea juga tanya, “ketika berhenti dengan Judo-nya. Bagas ingin
jadi apa?”
Bagas berpikir sejenak, “Aku tak tahu.”
Chelsea memuji Bagas yang saat itu mengenakan setelan jas, pantas mengenakan jas itu. Jadi Bagas bisa
menjadi seorang pengawal. Bagas hanya tersenyum.
Chelsea merasa tak enak karena hari ini ia terlalu banyak
bicara. Tapi Bagas mengatakan Chelsea sangat cantik hari ini. Wajah Chelsea berbeda
dari sebelumnya, lebih ceria dan terlihat cantik. Chelsea tersipu.
Chelsea membuat minuman untuk Bagas. Ia mengeluarkan 2 mug untuk minumannya.
Chelsea membuat minuman untuk Bagas. Ia mengeluarkan 2 mug untuk minumannya.
“Saat kau bilang kau akan melindungiku,aku sangat bahagia
mendengarnya,” ujar Chelsea didapur apartemennya, Bagas tersenyum senang.
“Tapi bagaimana kau bisa berpikir untuk mengatakannya?”
tanya Chelsea.
Bagas hendak menjawabnya tapi tiba-tiba bel pintu berbunyi.
Ada yang datang. Chelsea melihat siapa yang datang. Dan ternyata suaminya yang
membawakannya sebuah mawar merah, bunga kesukaannya.
Chelsea dan Bagas saling pandang terkejut. Mereka berdua
kebingungan.
---
Karel mulai curiga karena istrinya tak segera membukakan
pintu. Akhirnya ia langsung masuk dengan membuka kunci password yang ia tahu.
Di dalam, Karel mengedarkan pandangannya mencari sesuatu yang mencurigakan. Ia
meletakkan mawar itu pada meja ruang tamu tanpa menyerahkan pada Chelsea karena
curiga duluan.
Chelsea dari dalam kamarnya diapartemen tersebut, buru-buru menghampiri suaminya. Ia meminta maaf
karena ia tertidur dan tak mendengar bell pintu. Karel tak lantas percaya.
“Aku pikir kau datang ke pedesaan,” kata Chelsea.
“Aku tiba-tiba ingin tahu tentang buku barumu,” jawab Karel sambil
terus melihat ke sekeliling ruangan.
Lalu pandangan Karel tertuju di sebuah lemari. Ada kain yang
mencuat dari dalam lemari. Karel curiga dan mengeceknya. Chelsea mulai
ketakutan.
---TBC---
P.S: Duh, ketahuan gak ya Bagas juga ada disitu?
Itu juga si Karel, sebenarnya cinta gak sih sama Chelsea? Kadang romantis,kadang kasar gitu?
Gimana ya kelanjutannya? Tunggu besok sore ya, cuma dua part kok :)
Itu juga si Karel, sebenarnya cinta gak sih sama Chelsea? Kadang romantis,kadang kasar gitu?
Gimana ya kelanjutannya? Tunggu besok sore ya, cuma dua part kok :)
No comments:
Post a Comment