Attentions!!!
Bulan depan, alamat blog ini akan kuganti ya...
Bukan lagi "storyasong.blogspot.com". Untuk info lebih lanjut, silahkan simak pada facebook page-ku "Tsabita Reyna" dan juga twitterku, @bitaBee.
Josia masuk dengan buru-buru ke dalam klub
malam itu. Dia mencari seseorang dan begitu melihat Bagas ada di atas, dia naik
dengan terburu-buru. Begitu sampai, Josia langsung menarik kerah baju Bagas.
“Dasar brengsek. Dimana Chindai?!? Dimana
kau menyembunyikan Chindai?” teriak Josia.
Fattah dan Difa kembali. Mereka melihat
Josia berteriak kepada Bagas. Mereka mencoba melerai keduanya.
“Josia, jangan lakukan itu,” teriak
Difa.
“Apa yang kamu lakukan?” balas Bagas
berteriak.
“Jangan begitu, kamu akan menodai
citramu,” ujar Fattah.
“Jangan ganggu kami,” bentak Josia
kepada Fattah. Fattah dan Josia pun menyingkir. Bagas duduk diam di bangku
sedangkan Josia bersandar di depannya dan mulai bicara.
“Bermain-main dengan perasaan orang, apa
itu menyenangkan? Aku bertemu Chindai lebih dahulu daripada kau. Tapi aku masih
memberikan Chindai padamu. Kupikir itu bisa membuatnya lebih bahagia. Tapi
ternyata aku salah. Kau bukanlah seseorang yang bisa memberikan kebahagiaan.
Kau hanya peduli pada dirimu sendiri. Hidup dibawah kemewahan sebagai seorang
Putra Mahkota. Sesuatu seperti perasaan orang lain bukanlah hal yang penting,
kan? ini benar-benar keterlaluan. Jika itu aku, setidaknya aku takkan melakukan
hal itu, meninggalkan seseorang yang kucintai dan menikahi orang lain. Karena
tindakan tak bertanggung jawab itu, Chindai lah yang terluka” ceramah Josia.
“Sepertinya kau lupa. Aku ini Putra
Mahkota negara ini. Dibandingkan dengan orang-orang seperti kalian yang bicara
tentang cinta setiap hari, yang aku punya hanyalah tanggung jawab,” ujar Bagas
dengan dingin.
“Benarkah begitu? Di antara tanggung
jawab yang kau miliki, kenapa kau memilih meninggalkan Chindai?” bentak Josia.
“Jika aku tak bisa bertanggung jawab
sampai akhir, aku takkan memilih untuk melakukan hal itu. Itulah prinsipku.
Sebagai seorang teman, ku sarankan padamu, akhiri disini sekarang juga,” balas
Bagas. Dia menepuk pundak Josia dan turun ke bawah meninggalkan Josia.